🎼This Moment

21 5 0
                                    

Kamu menoleh saat mendengar suara derap kaki menuruni tangga. Tanganmu terulur untuk membenarkan dasi Chen saat lelaki itu mendekat padamu. Chen bilang hari ini dia akan menemui CEO untuk membicarakan sesuatu. Semacam rapat mungkin? Ia akan memberitahumu setelah pulang nanti katanya.

"Dear, kenapa menatapku begitu? Jangan lihat aku.. Aku mulai kelihatan buruk." Chen menutupi wajah dengan kedua tangannya.

"Kamu ngomong apa sih. Jangan begitu, kamu kelihatan baik baik saja." Kamu mencoba menarik tangan Chen agar menyingkir dari wajahnya.

Sebenarnya hari ini Chen agak khawatir meninggalkanmu sendirian. Karena mungkin dia akan pulang agak telat. "Aku tinggal ya? Langsung telpon kalau ada apa apa. Nanti telpon member juga kalau aku nggak respon." Ujar Chen mengingatkanmu. Kamu mengangguk patuh, lalu melambai pada Chen yang mulai keluar dari apartement.

"Huh.. Sebenarnya ini kenapa sih? Perut bagian bawahku kencang banget dan agak nyeri.."

Kamu memilih untuk duduk disofa seraya membuka ponselmu. Ini belum tanggalnya, atau hanya kontraksi palsu? Padahal pagi ini kamu ada janji jalan dengan Hani. Chen bilang akan memberitahu sesuatu nanti, dan menunggu dengan penasaran itu tidak enak. Ya sudahlah, kamu harus siap siap sebelum Hani kesini nanti.

"Hanii!! Kangen!!"

"Apasih? Belum juga sebulan cuti."

Hari ini Hani mengajakmu untuk jalan jalan sekaligus bicara. Hanya didekat Sungai Han, katanya sekalian cari udara segar buatmu yang tinggal menunggu hari lahiran. Sesekali kamu merasa nyeri lagi. Hanya jalan dari mobil Hani sampai taman didekat Sungai Han saja rasanya lelah sekali. Kakimu juga mulai tambah bengkak. Apa kamu hubungi Chen saja setelah ini ya?

"Soal Chen.. agensi nggak bilang apa apa ya?"

"Hmm, terakhir cuma menegaskan kalau nggak ada perubahan line member. Setelah itu.. nggak ada apa apa lagi."

"Wah wah, benar benar dianak tirikan."

Sudah bukan rahasia dari EXO-L kalau EXO diperlakukan kurang baik dari agensi. Bahkan EXOBar pernah berkata kalau EXO menginginkan agensi, mereka bisa membuatkannya.

"Yang tentang sasaeng tau rumahmu? Gimana dengan itu?"

"Chen langsung membeli apartement dan katanya akan menuntut sasaeng itu karena melibatkanku."

"Whoa, dia bisa menuntut juga ternyata."

Kamu menoleh saat Hani berbicara seperti itu. Memberi tatapan apa-maksudmu-? karena kamu tidak bisa mencerna ucapan Hani. Sahabatmu itu mendengus pelan. "Bagaimana bisa dia melindungi orang lain disaat dia sendiri juga kesulitan?" Jelasnya menahan kesal karena Chen tidak mau memberi tanggapan.

"Dia begitu kan karena aku? Apa maksudmu orang lain? Jongdae kan sedang melindungiku dan baby Kim?"

"Tapi dia nggak melindungi dirinya sendiri? Egois banget dia mementingkan orang lain dan menyingkirkan diri sendiri."

"Jangan sebut dia begitu! Kamu kenapa sih!?"

Kamu benci sekali kalau harus adu mulut seperti ini. Apa maksudnya Hani berkata begitu? Kenapa dia menyebut Chen seperti itu? Sudah sewajarnya kalau Chen melindungimu.

"Logika saja, memang benar Jongdae melindungi istri dan anaknya. Melindungi dari serangan antifans, dari media, dari semua orang yang membencinya. Mari kita lepaskan nama EXO-L. Sebagai istri Kim Jongdae, apa kamu juga melindunginya?"

"Aku-"

Tunggu dulu, sebagai istri Kim Jongdae.. kamu tidak melakukan apapun. Kamu hanya.. bersembunyi dibalik punggung Chen. Padahal kamu juga bisa minta bantuan member untuk Chen bukan? Kenapa kamu tidak melakukannya? Selama ini kamu sedang apa?

"H-Hani.."

"Sudahlah, aku males berdebat. Sebagai fans aku memikirkan perasaannya. Tapi malah-"

"Hani.. sakit.."

Hani menoleh dengan cepat saat mendengarmu suaram melirih. Kedua matanya membola melihatmu merintih menahan sakit. Rasa nyeri ini, sepertinya kamu akan lahiran. Ini masih belum tanggalnya, tapi kenapa rasanya sakit sekali.

"L-lahiran sekarang!? K-kenapa sekarang?! Kan harusnya Mei! (Y/N)!?"

"Hani.. sepertinya kamu benar.. soal Chen. M-maaf aku nyebelin.. Kkamu bisa marahin aku nanti, tolong.. ini diluar prediksi. Kalau kamu mau bantu— aku bakal tertolong banget."

"Kamu ngomong apa sih!? Aku memang kesal tapi aku nggak bakal setega itu! Cepat naik mobilku!"

Hani yang super panik langsung melajukan mobilnya menuju rumah sakit. Beruntungnya kamu masih bisa menahan diri dan membuka ponselmu. Sepertinya akan menganggu Chen. Sekilas terbayang bagaimana raut panik Chen setelah ini.

Tak..

"Oh- sajangnim, mohon tunggu sebentar. Istri saya menelpon.."

"Sedang hamil besar itu? Baiklah, Chen-sshi bisa menjawabnya."

Setelah dipersilahkan, Chen menghela nafas pelan sebelum mengangkat panggilanmu. Untungnya dia tidak pernah men-silent ponselnya semenjak kamu mulai hamil besar. Member yang terus terusan mengingatkannya karena takut takut kamu membutuhkannya.

"Yeoboseo, Dear? Kenapa?"

"Belum selesai? Dae nanti langsung nyusul saja kerumah sakit kalau begitu.."

"Rumah sakit..?"

"Ini diluar perkiraan.. Baby Kim bakal lahir hari ini.."

"S-Serius!?"

Pekikkan Chen bahkan mengagetkan CEO Kim yang berada didalam ruangan. Chen rasanya ingin tersenyum, panik, senang, tidak sabar, semuanya menjadi satu. Ia cepat cepat masuk kembali kedalam ruangan dan memberesi barangnya.

"Kim Jongdae-sshi!?"

"Maaf, sajangnim. Istri saya akan melahirkan. Saya.. menarik surat ini lagi." Ujarnya tanpa ragu sembari mengambil surat yang tergeletak diatas meja.

Chen langsung berlari meninggalkan ruangan itu dengan tergesa-gesa. Dia harus cepat, sebentar lagi dia akan jadi seorang ayah!

________________________
TBC..

Tolong kasih hamba-mu ini kekuatan buat ngelanjutin FF ya allah, sakit banget beneran nggak bohong :)

Hope you like♥
Enjoy and vote please★
Gamsa~

Dear You | Chen (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang