🎼Pursue

14 5 0
                                    

Tepat tengah malam dipergantian hari, akun resmi EXO memposting pemberitahuan lagu solo Chen. Itu membuat kaget semua EXO-L, tanpa angin tanpa hujan, kabar lagu baru menyapa mereka. Kamu juga senang akhirnya Chen kembali bernyanyi dan menyapa fans lagi. Chen mempersiapkan lagu itu dengan penuh luka. Setiap kalimat liriknya kadang diselingi airmatanya. Chen pernah hampir merobek kertas lirik yang sudah setengah jadi saat itu saking sakitnya.

Hari ini kamu menemui Hani untuk berbicara tentang hal ini. Kamu juga bertemu dengan Juhae- rekan Hani yang rupanya melukis cover lagu baru Chen. Juhae bilang, Chen yang minta dan menjelaskan secara rinci lukisan yang ia mau. Chen menggunakan warna dari massage book yang fanbase berikan untuk hadiah ulangtahunnya.
Warna ungu yang mendominasi, sebagai penggambaran emosi kesedihan dan amarah terpendam. Ditengah kekacauannya Chen masih sempat memikirkan sesuatu seperti ini. Dia benar benar mempersiapkannya dengan baik- karena dia ingin meninggalkan kesan baik sebelum pergi nanti.

Kamu masih tidak tau kapan Chen akan memposting suratnya yang memberitahu dia akan masuk militer. Perasaanmu tidak tenang.

"Oh- kamu? Cepat masuk,"

"Managernim?" Kamu mengernyit bingung kenapa managernim bisa ada disini. "Nggak perlu, makasih-"

"Jongdae yang menyuruhku menjemputmu. Aku tau, masuklah."

Chen? Tumben sekali lelaki itu? Bukannya Chen juga baru selesai dari agensi? Lalu kenapa ia tidak disini bersama manager? Chen bilang dia akan mempertimbangkan lagi mengeluarkan pernyataan dirinya akan masuk militer. Kamu berharap tidak secepat ini, tapi kalau begitu kapan? Lagu baru Chen akan dirilis, lalu itu mengingatkanmu pada hal hal serupa yang sudah pernah terjadi.
Sebelum Xiumin berangkat militer, dia juga mengeluarkan lagu baru. Kyungsoo juga begitu, lalu Suho debut solo dan jadi lagu terakhir sebelum dia masuk militer. Kamu benar benar tidak tau harus bereaksi bagaimana saat lagu baru Chen rilis. Kamu senang akhirnya dia kembali bernyanyi, tapi mengetahui fakta setelah itu Chen akan pergi membuatmu sakit.

Cklek..

"Dear, kamu sudah pulang."

Seperti biasa, senyum hangat itu menyapamu. Chen dengan perlahan menurunkan Cheonsa dari gendongannya. Ia sedikit terkejut saat kamu tiba tiba memeluknya dari belakang. Mendadak kamu merasa bersalah karena hal yang tidak pasti. Kamu merasa selama ini tidak melakukan banyak untuk membantu Chen.

"Kenapa? Kamu jadi mirip Cheonsa tiba tiba manja begini." Chen berbalik untuk menatapmu.

"Rasanya kamu terlalu sempurna. Oppa tampan, bisa banyak hal, kamu juga baik sekali. Aku jadi berpikir apa yang kurang darimu."

Chen mengernyit karena kamu tiba tiba mengatakan hal seperti itu. Ia memandangimu yang melepaskan pelukan lalu duduk disofa. Mengalihkan pandangannya pada Cheonsa sambil melanjutkan ucapannya.

"Akankah lebih bagus kalau kamu bukan idol? Ah bukan- kalau saja kamu malah nggak punya pekerjaan. Aku jadi bisa menyukaimu dengan bebas."

"Dear," Chen mengambil tempat disampingmu. Menghela nafas pelan sembari mengusap rambutmu. "Aku nggak sesempurna itu. Ada banyak kesalahan yang aku perbuat, ada banyak kekurangan. Jadi, kamu nggak perlu takut. Kamu bisa menyukaiku dengan bebas."

Kadang kamu masih kepikiran kenapa bisa bisanya Chen melirikmu dari sekian banyaknya orang didunia yang bisa Chen temukan. Bagaimana jadinya kalau saat itu Chen tidak melihatmu? Mungkin Chen bertemu dengan orang yang lebih baik. Atau bagaimana kalau sejak awal kamu tidak mengenal Chen? Lalu menolaknya saat Chen memintamu jadi kekasihnya. Kamu selalu bertanya tanya tentang itu.

"Dan lagi, kalau aku bukan idol, aku nggak bakal ketemu denganmu dong? Kamu nggak kenal Kim Jongdae, dan aku nggak mengenalmu. Kita nggak bisa seperti ini."

Kamu menoleh saat Chen menggenggam tanganmu. Ia tersenyum tipis dan memejamkan mata, lalu mengecup tanganmu.

"Bertemu denganmu dan bertahan sampai sekarang membuatku bersyukur. Tuhan membuatkan naskah paling bagus untuk kita."

Rasanya kamu ingin menangis sekarang juga. Kamu yang beruntung bisa bersama Chen. Seandainya saat itu kamu lebih merendah dan tidak menerima Chen, hari hari seperti ini tidak akan ada. Padahal kamu yang selalu menyuruh Chen mengingat untuk mencintai diri sendiri, tapi kadang kamu lupa. Kamu yang bilang akan menguatkannya, tapi malah Chen yang memberimu kekuatan.

"Belakangan ini aku jadi takut kalau kalau oppa bakal pergi begitu saja.. Aku takut kamu tiba tiba menghilang seperti saat itu."

"Sekarang nggak lagi, aku sudah persiapkan semuanya. Jangan khawatir, semuanya akan baik-baik saja."

"Gimana aku nggak khawatir!?"

Chen terkekeh pelan lalu merentangkan tangannya memintamu memeluk. Daripada mengatakan perasaannya sambil menangis, Chen lebih suka dipeluk begini. Sebentar lagi, dia hanya perlu bertahan sampai semuanya selesai.
Lalu kalian sama sama menoleh saat mendengar erangan dari Cheonsa. Kalian tertawa pelan, tangan Chen terjulur untuk menggendong anak perempuannya itu. "Anak kamu cemburu," Ujarmu sambil tersenyum simpul. Chen tersenyum dan mengangguk menanggapinya, pandangannya ia alihkan kembali pada Cheonsa.

"Tau ya, kalau mama mau di-hak milik sama appa? Iya deh, mama nggak jadi appa ambil. Tapi nanti berbagi sama appa juga?"

Cheonsa menguap pelan seakan membalas ucapan Chen. Lelaki itu tersenyum manis, lalu mendaratkan kecupan pada pipi lembut sang anak.

Sebenarnya tidak terlalu penting bagaimana awal bertemu, akhir dari segalanya yang menentukan. Seperti sebuah novel, orang orang akan melihat pada ending. Tidak selalu baik bagaimana halaman sebelumnya, setidaknya ending bahagia bisa mengakhirinya dengan baik.

________________________
TBC..

Bentar lagi selesai waaaaa berkurang beban ku-- canda wey

Hope you like♥
Enjoy and vote please★
Gamsa~

Dear You | Chen (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang