🎼Blooming Day

17 4 0
                                    

Chen membuka pintu rumah lalu menghela nafas begitu memasukinya setelah tiga hari terakhir dia pulang ke-dorm. Lelaki itu mengulas senyumnya saat melihatmu baru keluar dari kamar, dengan wajah datar. Chen tak mempedulikan itu dan menghampirimu dibawah tangga. Ia melambai namun kamu hanya diam dan menghela nafas pelan.

"Kenapa berdiri disitu? Awas, aku mau turun." Ucapmu ketus dan melewati Chen begitu saja.

Chen hanya terkekeh pelan, setidaknya kamu masih mau menanggapinya. Ia mengekorimu sampai kedapur. Seperti anak anjing yang selalu mengikuti pemiliknya kemana mana, seolah ingin diajak bermain.

"Dear~ Kamu nggak kangen sama aku?"

Rindu? Makan saja rindu itu. Kamu kesal sekali karena Chen tidak memberitahumu kalau dia sakit. Ternyata dia pulang kedorm sekaligus menghindarimu yang akan khawatir kalau tau dia demam dan sedikit muntah-muntah. Kamu sekarang istrinya dan harusnya Chen tidak begitu. Kamu jadi kesal dengannya dan dirimu sendiri karena yang kurang peka. Tapi mengingat Chen dari awal memang tidak ingin jujur padamu, kamu ingin mendiamkannya saja.

"Dear, aku-"

Kamu menoleh saat Chen berhenti memanggilmu dan menutup mulutnya dan berekspresi kembali mual. Kamu langsung menghampirinya karena khawatir. Tanpa kamu sangka Chen malah menyeringai sambil melirik kearahmu.

"Meski marahan, kamu masih bisa khawatir ya?"

"Agh! Terserah saja!"

Baru saja kamu akan melewati Chen lagi, tiba tiba tubuhmu terangkat. Dua lengan kokoh melingkar dipinggangmu. Chen mengangkat tubuhmu dengan mudah dan mendudukkanmu dimeja pantry.

"Dear~ Chagiyaa~"

Chen memberi kecupan beruntun dipipimu. Ia mulai mengerucutkan bibirnya saat kamu sama sekali tidak bergeming. Aegyo natural Chen mendadak keluar membuatmu gemas tak tertahankan. Apalagi saat Chen merengek sambil memeluk pinggangmu dan menyembunyikan wajahnya diperutmu. Kamu menatap gemas Chen yang terus mengusakkan kepalanya diperutmu, mirip sekali dengan anak anjing yang bermanja pada pemiliknya. Chen jadi sedikit-- berbeda, dia makin.. tampan.

Kamu tertawa, tidak lagi bisa menahan diri untuk marah dan menyangkal rindumu pada Chen. Chen mendongak dan ikut tersenyum lebar, diraihnya kedua pipimu untuk menuntun agar kamu menatap langsung manik matanya.

"Kamu merindukanku?"

"Ck-" Kamu berdecak kesal dan menyingkirkan tangan Chen darimu. Namun ia menangkup pipimu kembali dan memperdalam tatapannya.

"Maaf ya?"

"Aish! Aku ini khawatir! Kenapa kamu nggak bilang!?"

"Maaf, Dear.. Habisnya aku juga masih schedule dan nggak mau bikin kamu cemas. Aku nggak kabur kedorm karena sakit, aku memang sengaja disana. Aku membuatmu kelewat cemas ya? Maaf.."

Kamu tidak mendengarkan, bagimu Chen terlalu banyak meminta maaf padahal kesalahannya tidak sebesar itu. Kamu hanya fokus pada wajah tampan Chen. Satu tanganmu terulur menyentuh sisi wajahnya dan merambat hingga kesisi-sisi telinganya. Kamu tau Chen tidak suka disentuh telinganya, tapi kadang Chen tidak protes kalau kamu yang melakukannya.

Kamu suka, suka sekali dengan itu. Apalagi anting Chen yang akan memantulkan cahaya. Atau mata jernihnya yang bersinar akan terpaan sinar hangat matahari dipenghujung musim gugur. Chen selalu bersinar, seperti matahari.

"Ah wae~? Kamu suka?"

"Eung, aku suka kamu."

Tanpa aba aba kamu mencondongkan tubuhmu dan segera mengecup hangat daun telinga Chen kemudian kembali menatapnya dengan kagum. Chen sedikit menjauh karena tersentak dan menyentuh telinganya. Sedangkan kamu hanya terkekeh pelan melihat wajah Chen mulai memerah.

Tak!

"Sudah berani maju duluan? Kode minta diserang ya?"

Chen bangkit dan menumpu tubuhnya dengan kedua tangannya mengapit posisimu. Kamu sedikit condong kebelakang karena Chen tiba tiba meletakkan kedua tangannya disisimu. Membuatmu dalam posisi berada dibawah kungkungan Chen. Kamu menarik senyum tipis sebelum menyilangkan kakimu, dan menggunakan telunjukmu untuk menarik dagu Chen mendekat.

"Aku tidak,"

"Kamu bikin aku gemas."

Nyaris saja kamu memekik saat Chen tiba tiba menggendongmu dan membawamu pergi dari sana. Kamu bahkan tidak bisa meronta, Chen entah bagaimana dia bisa mengunci pergerakanmu.

"A-aku bercanda! Turunkan aku! Itu hanya naskah novelku!"

"Iya, aku jadikan itu nyata. Jangan bergerak, Dear! Nanti kita bisa jatuh!" 

"Ah! Jongdae!!"

"Pernikahan Jongdeok oppa? Woah, kapan?"

"Besok lusa, Yeonhee noona juga memintamu datang." Sembari menjawab, Chen berjalan mengambil pakaiannya dilemari.

Jadi Chen mengajakmu untuk datang kepernikahan kakaknya besok lusa. Kamu jadi kagum karena jarak waktu pernikahan kalian dan Jongdeok tidak terlalu jauh bahkan bisa dihitung ada dibulan yang sama. Sebenarnya kamu sudah berulang kali bilang pada Chen kalau tidak perlu secepat ini. Tapi katanya dia khawatir tentang satu hal dan akhirnya kamu hanya mengiyakan saja.

"Ah iya, aku sudah lama ingin tanya ini. Novelmu tentang apa?”

"Fanfiction! Chen EXO dan fans beruntungnya. Namun ditahun 2025. Aku juga berencana bikin novel self improvement."

Chen menutup mulutnya kagum dan memberimu tepuk tangan. Baginya keren kalau ada EXO-L yang masih bisa bertahan setelah bayangan tahun 2025 muncul terlalu jelas. Dia sangat mensyukuri itu. Kamu sendiri juga agak kesulitan dan kadang terbawa emosi saat menulisnya. Membayangkan seandainya tahun 2025 akan terjadi seperti ini.

"Tau nggak, saat Comeback Showcase Tempo? Saat challenge To EXO-L for EXO-L yang diambil Suho oppa, itu aku yang buat!"

"Pantas saja! Dari awal aku sudah menebak, itu mirip adegan klise dari novel!"

"Soalnya semua yang nggak bisa aku lakukan aku realiasikan saja jadi novel hehehe."

Chen terdiam sejenak lalu mendekat kearahmu. Mengulas senyum tipis saat wajah kalian berada di jarak yang begitu dekat. "Mau coba aku jemput begitu?" Tawarnya sambil menaik turunkan alisnya. Kamu sontak menggeleng dan membuat Chen terkejut.

Chen menjauhkan wajahnya lagi. "Kenapa?"

Kamu menghela nafas pelan. "Kamu kan idol, jangan memaksakan diri." Jawabmu seadanya.

Tidak mungkin kamu memaksa Chen untuk melakukan itu. Yang ada gawat kalau orang-orang mengenali itu adalah Chen. Chen tertawa gemas lalu memelukmu dengan erat dan hampir saja membuatmu jatuh kebelakang. "Jongdae! Lepas ah!" Pekikmu sambil mencoba meronta. Hari ini Chen random sekali, kamu jadi bingung sendiri.

"Noona memang yang paling mengerti~"

"Jongdae, lepas! Hari ini kamu kenapa sih??"

"Jadi dinosaurus. Rawr!"

_________________________
TBC..

Chen orang baik jadinya pasti ketemu sama orang baik juga ( ◜‿◝ )♡

Hope you like♥
Enjoy and vote please★
Gamsa~

Dear You | Chen (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang