Relationship 🎶

13 5 0
                                    

Kamu dan Hani berangkat kerja bersama hari ini. Karena katanya selama seminggu kedepan kerjaan kantor akan banyak yang kosong, kamu dan Hani memilih bersantai di-cafetaria. Juhae -rekan kerja Hani kalau kalian lupa- sempat bergabung bersama kalian, tapi akhirnya dia pergi karena harus menyelesaikan lukisannya. Wah, kalau santai seperti ini kamu jadi teringat waktu membolos saat kuliah.

"(Y/N), naskahnya sudah kukirim ya?" Ahn Bom menghampirimu dan kamu sontak mengangguk. "Terimakasih, Bomi!"

"Ah, kenapa lehermu diberi plaster? Kamu terluka?"

Kamu sontak menoleh saat Bomi bertanya. Kamu lalu menyentuh lehermu, kamu bahkan sempat lupa. "Err.. aku dicakar kucingku." Ucapmu, dalam hati kamu meminta maaf pada Chilla diatas sana. Hani menyeringai kearahmu. "Iyakah? Bukannya digigit?" Ujarnya lalu kamu hadiahi dengan pukulan dilengan gadis itu.

"Kucingmu nakal ya?" Bomi terkekeh pelan. Kamu hanya bisa mengangguk kaku. "Nakal tapi (Y/N) tetap menyayanginya."

"HANI!"

Sahabat laknat-mu itu hanya tertawa kencang saat kamu berteriak padanya. Sial, kamu malu sekali. Jangan sampai orang orang tau ini perbuatan Chen. Padahal sudah dari tiga hari yang lalu, kenapa masih belum hilang bekasnya!?

"Kamu pacaran kan? Apa judulnya..? Kamu pasti pacaran dengan buku!"

Oh, kamu bersyukur Bom itu cukup polos. Kamu tersenyum tipis karena geli. "Judulnya JDear, itu kesayanganku." Jawabmu kemudian tersenyum manis. Hani nyaris tersedak mendengarmu berbicara seberani itu. Setelah Bom pergi, ia lantas mendekat kearahmu.

"Sejak kapan? Kalian melakukannya?"

"Lamaran waktu itu."

"N-nakal! (Y/N) nakal sekarang!"

Kamu menghela nafas malas lalu memberi pukulan pada Hani.

"Agh- gigiku! Kamu pukul gigiku!?"

"Mulut yang bicara sembarangan harus dipukul!"

Ia lalu memberikan pukulan balasan padamu. Gadis itu lalu kembali terdiam karena berpikir. "Kalian langgeng juga ya.. Bukannya waktu tahun 2015 kamu pernah ketemu Chen juga?" Tanyanya setelah mengingat-ingat. Kamu mengangguk membenarkan. "Iya, aku kasih gelang yang aku buat. Dan sampai sekarang dia masih pakai itu!" Serumu kegirangan.

Benar kata member kalau Chen itu setia dan kelewat baik hati. Eii kalau begini kamu jadi terkesan sombong karena membanggakan tunanganmu itu. Rasanya seperti hidup didunia fanfiction.

"Eh.. s-sepertinya novelku belum selesai.. CEO Yang bilang aku memang bisa selesaikan kapan saja.. tapi kenapa jadi tertunda begini!?"

"Ah.. lukisan buat cover novelmu juga belum kubuat.. Ini kenapa jadi kelupaan begini sih??"

"Kita sudah bukan anak kuliahan yang bisa nyicil tugas. Ayo balik!"

Chen mengecek ponselnya apakah ada pesan darimu setelah ia keluar dari kamar mandi. Biasanya selesai konser begini kamu akan mengirimnya chat. Baekhyun dengan santai masuk kekemarnya begitu saja. "Jongdae! Aku minta handcream punyamu." Ucapnya sambil mencari cari barang yang ia maksud. Chen hanya mengiyakan saja tanpa mengalihkan perhatiannya.

"Ketemu, gomawo— eh, punggungmu kenapa?"

Chen tersentak, detik berikutnya dia langsung berbalik menghadap sahabatnya itu. "Aku meniduri kucingku kemarin. Jadinya aku dicakar." Ucapnya beralasan. "Apa sakit?" Baekhyun kembali bertanya dengan nada bingung.

"Em.. nggak juga, mungkin lebih sakit kucingku yang aku tindih."

Baekhyun terdiam sejenak mencerna suatu hal. Matanya terbelalak saat menyadari sesuatu dan nyaris berteriak. "MAKSUDMU—" Tapi Chen lebih dulu membekap mulutnya.

"Jangan diteruskan," Bisiknya dengan senyum dingin hingga matanya menyipit. Baekhyun menyeringai sambil mengangguk. Kadang dia tidak mengerti dengan kedua pasangan itu.

Begitu Baekhyun keluar dari kamarnya Chen mendial nomermu untuk melakukan video call. Lelaki itu tersenyum senang saat mendengarmu menyapanya.

"Oh, bukannya hari ini flight-nya kalian pulang?"

"Iya, aku baru selesai mandi. Mungkin sekitar tiga jam lagi."

"Kebiasaan, cepat pakai bajumu! Memangnya oppa nggak ingin cepat cepat pulang dan ketemu aku?"

"Hei, kenapa mikirnya begitu?"

Chen menaik turunkan alisnya. Merasa bingung saat melihatmu menghela nafas panjang. Omong-omong Chen diam diam mengambil fotomu setiap kali kalian video call begini. Katanya kamu kelihatan cantik, dan kamu jarang sekali mau difoto jadinya Chen harus curi-curi kesempatan begini.

"Badanku agak nggak enak akhir akhir ini. Apa karena mau pergantian musim ya?"

"Iyakah? Kamu nggak kebanyakan kerja kan?"

"Nggak sih.. Ah! Gara gara oppa hampir saja dikantorku ada yang tau hubungan kita!"

"Kekeke, memangnya kenapa bisa?"

"Tanda yang kamu buat nyaris ketauan!"

"Bagus kan? Biar mereka tau kamu punyaku."

Chen tertawa sedangkan kamu mendengus kesal. Kalau Chen ada disampingmu, sudah dipastikan bantal akan menghantam tubuhnya.

"Bagaimana perform-ku hari ini? Kamu lihat kan?"

"Iya, setelah ini ulangtahunmu! Ah aku masih bingung mau memberimu hadiah apa."

"Cukup kamu turuti apa mauku saja kan?"

Kamu memekik kesal saat Chen menyeringai. Kamu tau apa maksud tapi tatapan dan seringai itu. Wah, bisa bisanya Chen membuatmu merona hebat dengan tingkahnya yang menyebalkan itu.

"Aku tutup nih!? Nyebelin banget!!"

"Heh jangan!! Maaf, Dear hehehe. Habisnya seru kalau lihat wajahmu yang begitu."

"Oke, aku tutup."

"Waaa!! Andwae!"

Kamu mendengus kesal sedangkan Chen tersenyum seperti anak anjing yang tak punya rasa bersalah. Hah, kamu selalu kalah dengan Chen.

"Iya iya, oppa boleh minta apa saja nanti."

"Hehe, aku sekarang harus bersiap buat kebandara. Nanti lagi ya? Akan langsung kukabari kalau sudah sampai."

"Eung, aku bisa lihat dari preview nanti. Safe flight, Dear. Saranghae,"

"Saranghae, Dear!!"

Call ended.

___________________________
TBC..

telat ngomong sih, book ini revisi ye (1 Agustus 2021)

Hope you like♥
Enjoy and vote please★
Gamsa~

Dear You | Chen (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang