.
.
.Nyonya Bae menangis tersedu ketika baru mengetahui fakta jika puteri satu-satunya sudah meninggal dunia beberapa tahun silam. Tuan Bae hanya bisa menunduk sedih dengan fakta menyakitkan ini. Andai waktu itu dirinya bisa menahan emosi, setidaknya ia ingin mengenang memori bersama puteri satu-satunya sebelum ia pergi. Tapi semuanya terlambat. Puterinya sudah tiada bahkan disaat hubungan mereka belum membaik.
"Maaf, bukan saya tidak ingin memberitahu ... tetapi waktu itu adalah situasi yang sulit. Puteraku enggan mendatangi kediaman kalian untuk memberi kabar bahwa Irene telah tiada, menurutnya itu tidaklah penting. Toh kalian sendiri yang mengusir Irene dan tidak mau menganggapnya sebagai anak lagi." ujar Baekhyun.
"Seharusnya bilang saja. Kami menunggu Irene pulang ke rumah untuk meminta maaf, tetapi bertahun-tahun lamanya kami menunggu tak pernah ada kabar darinya. Istriku sempat sakit karena merindukan puterinya. Dan saya pun mulai berpikir di masa tua kami nantinya Irene akan sangat kami butuhkan untuk merawat kami yang sudah renta ini. Tapi ternyata ..." Tuan Bae mengutarakan rasa sedihnya. Nyonya Bae masih setia menangis.
Baekhyun hanya diam menanggapi itu. Nasi sudah menjadi bubur, waktu tidak bisa diputar kembali, semuanya sudah terlambat.
"Apakah kami bisa bertemu dengan c-cucu kami?" tanya Nyonya Bae dengan napas yang sedikit tersendat akibat menangis.
"Dia tidak ada disini. Taehyung membawanya tinggal di Seoul." jawab Baekhyun.
Jawaban itu membuat Nyonya Bae dirundung rasa sedih. Anak Irene adalah satu-satunya harapannya, ia ingin melihat dan memeluknya.
"Bisakah kami meminta alamat tempat tinggalnya?" pinta Tuan Bae.
"Maaf jika aku harus mengatakan ini, tapi sepertinya Taehyung akan sangat sensitif jika kalian datang kesana dan menemui cucu kalian. Taehyung sudah mengadopsi dan mengklaim anak Irene sebagai anaknya sendiri." balas Baekhyun.
"Saya mohon. Kami hanya ingin tahu bagaimana rupa cucu kami dan bagaimana sosoknya. Kami juga keluarganya." Mohon Nyonya Bae.
"Untuk itu aku harus meminta izin pada puteraku dulu. Mungkin aku akan menelponnya dulu, tunggu sebentar."
•••
Para guru sedang mengadakan rapat dadakan, jadi seluruh murid diperbolehkan untuk pulang cepat dari biasanya. Jungkook sengaja menelpon daddy-nya untuk menjemput, dan tumben sekali daddy-nya itu tidak sibuk hari ini.
"Aku pikir Daddy tidak bisa jemput."
"Untukmu Daddy selalu bisa melakukan apapun, kan?" balas Taehyung tersenyum.
"Preett, biasanya juga sibuk meeting di kantor." ledek Jungkook. Jam masih menunjukkan pukul 11 siang, mereka memutuskan untuk membeli makanan untuk makan siang di rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
IVL - (Invisible » In Vibes Love)「✓」
Fanfiction➪ ᴛⲏᴇ ᴇⲛᴅ 'ˎ˗ Pairing: Taekook ; [ toptae x bottkook ] Summary: Ini kisah perjalanan hidup Taehyung dan permata hatinya. Berawal dari Taehyung yang menjadikan Jungkook sebagai anaknya; yang ternyata merupakan sosok istimewa. Hingga seiring berjalann...