➪ ᴛⲏᴇ ᴇⲛᴅ 'ˎ˗
Pairing: Taekook ; [ toptae x bottkook ]
Summary:
Ini kisah perjalanan hidup Taehyung dan permata hatinya.
Berawal dari Taehyung yang menjadikan Jungkook sebagai anaknya; yang ternyata merupakan sosok istimewa. Hingga seiring berjalann...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
.
. .
Ditengah perjalanan pulang, Hyejin melihat Jungkook bersama seorang wanita dan ia berinisiatif untuk mengikutinya. Mungkinkah dia yang sudah menculik Jungkook?
"Aku beritahu Taehyung atau tidak, ya?" Hyejin bergumam. Melihat mereka berhenti didalam sebuah gang sempit, Hyejin pun bersembunyi untuk melihat apa yang akan terjadi setelahnya.
Melihat Jungkook dimarahi dan diperlakukan kasar, Hyejin pun mengeluarkan ponselnya dan merekam perbuatan wanita itu pada Jungkook.
•••
"J-jangan mainan pisau, kata Ayah itu bahaya." Jungkook mencicit takut ketika Liu mengarahkan pisau itu padanya.
Liu tidak peduli dengan lirihan anak itu. Sasarannya memang bukan Jungkook, melainkan orang lain yang akan ia celakai. Liu memakai sarung tangan yang sudah ia siapkan.
Kebetulan sekali, diwaktu yang tepat seorang pejalan kaki yang merupakan siswi SMP melintas. Tanpa berlama-lama dan dengan cekatan Liu menusukkan pisau itu tepat diperut korbannya. Terdengar jeritan sakit dan rintihan menggema di gang sempit, hingga tubuh siswi itu ambruk dan tak sadarkan diri setelahnya.
Hyejin yang melihatnya terkejut bukan main. "Apa dia gila?"
"Hiii! Dalah!" Jungkook memundurkan tubuh ketika melihat banyaknya darah yang mengotori seragam siswi itu. Ia takut. Untuk berlari kabur pun kakinya terasa lemas.
Liu terkekeh, ia mencengkram tangan Jungkook lagi. "Kau takut darah?" Ditariknya tangan Jungkook untuk mendekat pada korban. "Takut, hm?"
"Hiks, jangan kotolin baju Koo dengan dalah." Jungkook terisak ketika Liu melumuri tangan serta pakaian Jungkook dengan darah itu. Selain takut, Jungkook merasa tak nyaman dengan bau anyir yang menusuk hidungnya.
Liu menyeringai, ia mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi polisi, "Aku melihat kejahatan disini, di gang sempit, dekat kantor polisi."
Liu mengakhiri telepon itu dan tersenyum tipis pada Jungkook. "Maaf ya, sepertinya kali ini aku yang akan menjadi saksi di pengadilan-mu. Berdoalah, agar kau tidak dihukum seberat mungkin. Karena aku akan memberikan kesaksian palsu, sama seperti apa yang kau lakukan pada calonku. Bahkan lebih parah dari itu."
"Hiks, Ayah ...."
"Pegang ini!" Liu memaksa Jungkook untuk menggenggam pisau yang sudah berlumuran darah.
