👀 Invisible [82]

6.7K 1K 200
                                    

.
.
.

"Ayah! Hihi," Jungkook melambaikan tangan sambil menunjukkan setangkai bunga mawar putih yang dipegangnya ketika Bogum masuk ke dalam ruang rawat.

"Maaf ya lama menunggu."

"Apa kita jadi telbang naik pesawat, Ayah?"

Bogum tersenyum simpul. "Sepertinya tidak sekarang, Sayang. Mendadak Ayah ada urusan disini. Nanti kalau urusan Ayah disini sudah selesai kita terbang naik pesawat, ya?" Sebelumnya Bogum mendapat telepon dari saudara jauhnya yang baru saja ingin membuka usaha kedai kopi, dan ia diminta untuk membantu serta mengajarinya memanajemen keuangan karena Bogum sudah berpengalaman dalam mengurus Kafe di Busan.

"Ung, oke."

"Bunganya sudah diganti yang baru?" tanya Bogum ketika melihat bunga mawar putih itu. Seingatnya sebelum ini bunga mawarnya berwarna merah muda.

Jungkook mengangguk riang. "Paman Sayang yang membeliku ini! Cantik ya Ayah bunganya."

Bogum mengernyit. "Paman Sayang?"

"Uhum, Paman Sayang bilang nanti dia akan datang menemuiku lagi dan membawa pelmen dino yang banyak. Oh iya, Ayah ... calon suami itu maksudnya apa? Katanya Paman Sayang adalah calon suamiku."

"Nak, Paman Sayang itu siapa? Orangnya yang mana?" tanya Bogum penasaran.

"Paman Sayang itu olang yang kemalin ada disini juga." jawab Jungkook.

"Kemarin ada disini- ah, sial, Kim Taehyung." Bogum rasanya ingin mengumpat, ia sudah menduga bahwa itu pasti Taehyung. Bisa-bisanya pria itu modus dengan anaknya.

"Jungkook, tidak ada calon suami. Jangan percaya dengan orang itu. Dan jangan memanggil orang itu dengan sebutan Paman Sayang. Oke?"

Jungkook mengerjap polos. "Umm ... Lalu aku halus memanggilnya apa?"

"Panggil saja Paman cabul."

•••

"Untuk sementara kita tinggal disini dulu, ya." Bogum dan Jungkook baru saja sampai didepan kamar hotel yang ia sewa. Jungkook sudah diperbolehkan pulang dari rumah sakit dan dalam beberapa hari ini ia akan menetap di Seoul.

Ketika pintu kamar hotel itu terbuka, Jungkook dengan berlari kecil masuk kedalam dan membaringkan tubuhnya diatas kasur empuk disana. "Hm~~ Disini enak."

Bogum terkekeh. "Berbeda dengan kasur yang di rumah sakit, ya?"

"Hu'um," Jungkook tak sengaja melihat bungkus cup ramyeon instan diatas meja, buru-buru ia bangun dan menghampirinya. "Uwaah, lamyun! Ayah, mau mamam!"

"Mau makan? Tunggu sebentar ya, Ayah panaskan air dulu."

Jungkook mengangguk dan duduk diam dipinggir kasur sambil menunggu ramyeon-nya matang. Tiba-tiba ia teringat dengan setangkai bunga pemberian dari Taehyung tadi.

"Ayah, bunga cantik ini taluh dimana? Pakai ail juga bial bunganya tidak haus."

Bogum berpikir dan matanya menelisik ke sekitar, tapi vas bunga di hotel ini sudah terpakai. Ia pun mengambil gelas kaca panjang dan mengisinya dengan air. "Bunganya taruh disini saja."

Jungkook menerima gelas berisi air itu dan tersenyum saat memasukkan bunganya ke dalam gelas. "Ini taluh disini," Jungkook menaruh gelas berisi bunga itu di atas meja. "Kalau dikasih lamyun bunganya mau tidak, Yah?"

IVL - (Invisible » In Vibes Love)「✓」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang