👀 Invisible [45]

7.2K 1.1K 130
                                    

.
.
.

"Mama?"

"Hah? Kau lihat siapa?" tanya Bambam sedikit bingung menanggapi gumaman Jungkook barusan.

"Ah, t-tidak. Bamie, aku ingin makan disana, ya?"

"Eh? Baiklah." Tiba-tiba ponsel Bambam bergetar, menandakan pesan masuk. Ternyata sang Ibu menyuruhnya untuk  pulang ke rumah. Tahu saja jika ia memang sudah pulang sekolah.

"Kook, sepertinya aku akan pulang sekarang. Barusan Ibuku mengirim pesan." ucap Bambam.

"Oh, baiklah tak apa."

"Kau tidak ikut pulang denganku? Nanti kapan-kapan kita mampir kesini lagi." ucap Bambam.

Jungkook menggeleng. "Aku tidak apa-apa sendirian saja. Nanti aku akan telpon Daddy untuk menjemputku."

"Oke, maaf ya, Kook." Bambam menarik baju Jaehyun. "Kau bawa motor, kan? Sekarang antar aku pulang. Ayo. Lumayan menghemat ongkos."

"Eh? Apa-apaan ... Pulang saja sendiri sana! Aku ingin kencan dengan Jungkook." Jaehyun menolak untuk mengantar Bambam pulang. Memangnya dia tukang ojek?!

Jungkook menghela napas. "Antar temanku pulang, Jae. Aku minta tolong."

"Lalu bagaimana dengan kencan kita?"

Jungkook mendengus. "Siapa yang ingin kencan denganmu?"

Jaehyun merengut. "Sayang, kok begitu sih? Yasudah aku antar dia pulang, tapi cium dulu."

Jungkook menarik napas panjang, ingin sekali memukul pria mesum satu ini. "Nanti aku cium didalam mimpi. Sana pergi."

"Mesum sekali kau!" Bambam memukul lengan Jaehyun. "Sudah tidak mendapat restu, masih saja genit seperti itu. Sekarang ayo antar aku pulang!" Bambam menyeret Jaehyun untuk pergi dengannya. "Daaah, Jungkook. Maaf ya aku pulang duluan."

"Iya, hati-hati."

Selepas kepergian Bambam dan Jaehyun, Jungkook tidak mendapati sang Ibu didekat pria itu. Apa mungkin ia tadi salah lihat?

Jungkook menghampiri Bogum dan duduk dihadapannya. "Paman, aku duduk disini, ya?"

"Oh? Kau anak yang kemarin itu, ya?" Bogum masih mengingat Jungkook. "Duduklah, Nak. Kau ingin makan? Biar Paman pesankan untukmu."

"Uhmm, terimakasih." Jungkook mengedarkan pandangan, ia tak melihat keberadaan Ibunya. Sepertinya ia memang salah lihat sebelumnya.

"Kau tidak sekolah? Sengaja membolos, ya?" tanya Bogum.

"Tidak kok! Para guru sedang rapat, makanya seluruh murid dipulangkan lebih cepat. Aku ini anak teladan, tidak mungkin membolos sekolah." ucap Jungkook membela diri.

Bogum terkekeh. "Begitu, ya? Waktu Paman seusia denganmu, Paman malah sering membolos sekolah. Namanya juga anak remaja, tapi Paman ini termasuk anak yang pintar."

"Oh, ya?"

Bogum mengangguk. "Kau ingin makan apa? Paman akan mentraktirmu."

Mata Jungkook berbinar ketika mendengar Bogum akan mentraktirnya, ia mengambil buku menu dan menunjukkan makanan apa yang ia pilih, sementara Bogum memanggil pelayan.

"Hehe, terimakasih, Paman. Kau baik sekali."

Bogum tersenyum dan mengusap surai Jungkook. "Jika kurang kau bisa tambah lagi. Makan yang banyak."

Irene memperhatikan interaksi antara anak dan Ayah kandungnya itu dari jauh, rasanya melegakan. Ada rasa ingin memberitahu Jungkook bahwa pria itu adalah Ayah kandungnya, tapi ia takut jika Taehyung akan marah jika apa yang disembunyikannya selama ini telah diketahui oleh Bogum. Selain itu, Irene juga tidak mau membuat Jungkook sedih jika ternyata selama ini orang yang ia anggap Daddy-nya ternyata bukanlah Ayah kandungnya.

IVL - (Invisible » In Vibes Love)「✓」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang