.
.
.Bibi Oh terlihat pasrah dijadikan samsak tinju oleh Taera. Ia ikhlas melakukannya. Lumayan, siapa tahu lemak ditubuhnya hancur akibat dipukul-pukul. Lagipula pukulan Taera juga tidak terasa sakit.
"Ikut Ayah."
Taera meraung ketika tiba-tiba sang Ayah menggendongnya.
"Ih, Ayaaah. Tidak mauuuuu."
Bibi Oh hanya mengerjap bingung. Mungkinkah Tuan Taehyung akan memarahi Taera karena ia dijadikan samsak tinju? Pikir Bibi Oh. Padahal ia ikhlas lahir batin ditinju-tinju manja.
•••
Taehyung menurunkan Taera dari gendongannya didalam kamar. Ada Jeongsan juga disana.
"Aera, jangan pukuli Bibi Oh seperti tadi. Dimana sopan santunmu?" tegur Taehyung pada puterinya.
Taera cemberut menanggapinya.
"Jeongsan, simpan ponselmu. Mau Ayah sita lagi ponselnya?" ujar Taehyung pada si sulung.
Jeongsan berdecak, ia menaruh ponselnya. Apa-apa tidak boleh!
"Jujur sama Ayah, apa yang kalian katakan kepada Papi?" Taehyung bergantian menatap anak-anaknya. "Jeongsan?"
Si sulung hanya diam.
"Aera?"
"Aera tidak bilang apa-apa." jawab Taera pelan.
Pandangan Taehyung tertuju pada Jeongsan, ia berkata lembut, "Jeongsan, sebelumnya kau mengatakan apa kepada Papi, hm? Papi ada buat salah sama Jeongsan?"
Jeongsan menunduk. "Umm ... Jeongsan tidak sengaja mengatakannya."
Taehyung menghela napas. "Kenapa? Cemburu sama Taejun? Itu lagi yang jadi masalah?"
Jeongsan hanya diam.
"Apa Papi harus menemani Jeongsan setiap pergi ke sekolah? Jeongsan ingin disuapi makan oleh Papi setiap hari? Ingin diambilkan minum setiap hari? Ingin dimandikan? Ingin dipakaikan baju? Ingin disisir juga rambutnya? Ingin Papi melakukan semua itu untukmu setiap hari? Iya? Jeongsan tidak bisa melakukan semua itu sendiri?"
"Ayah tidak mengerti!" Jeongsan menggertak.
"Kau itu sudah besar. Ingin dimengerti bagaimana lagi?"
Jeongsan menunduk. Memang tidak ada seorangpun yang mengerti apa maunya.
Taehyung mengusap pundak Jeongsan. "Bagaimana Ayah mau mengerti kalau Jeongsan tidak bilang. Ayah bukan peramal, tidak bisa membaca pikiranmu, sama halnya dengan Papi. Jeongsan tiba-tiba saja marah, mengatakan hal yang membuat Papi sedih. Jeongsan maunya apa? Coba katakan."
Jeongsan hanya menggeleng, tidak bisa mengatakan apapun. Ia menahan tangis. Bingung juga, kenapa dirinya jadi pemarah seperti ini.
"Nanti malam kita makan bersama diluar." Taehyung mengusap kepala Jeongsan dan Taera bergantian. "Ayah harap kalian bisa mengerti dengan kondisi Taejun, hm? Tidak baik menyimpan rasa kesal kepada keluarga sendiri."
KAMU SEDANG MEMBACA
IVL - (Invisible » In Vibes Love)「✓」
Fanfiction➪ ᴛⲏᴇ ᴇⲛᴅ 'ˎ˗ Pairing: Taekook ; [ toptae x bottkook ] Summary: Ini kisah perjalanan hidup Taehyung dan permata hatinya. Berawal dari Taehyung yang menjadikan Jungkook sebagai anaknya; yang ternyata merupakan sosok istimewa. Hingga seiring berjalann...