👀 Invisible [2]

13.5K 1.4K 166
                                    

.
.
.

"Irene? Makanlah ini. Ini sangat baik untuk kehamilanmu." Baekhyun menyodorkan semangkuk salad buatannya pada Irene.

"Kau suka salad, kan?" tanya Baekhyun lagi.

Irene menerima semangkuk salad itu.
"Suka kok. Terimakasih banyak, Uncle Kim."

"Jika kau menginginkan sesuatu, bilang saja padaku atau Taehyung. Aku tahu orang hamil sepertimu bisa mengidam kapan saja. Jika menginginkan sesuatu bilang saja, oke? Tak usah malu-malu, nanti anakmu jadi ileran, kau mau?" Kekeh Baekhyun.

Irene ikut terkekeh kecil sesekali melirik Taehyung yang duduk tak jauh darinya. "Terimakasih banyak, Uncle. Aku jadi malu karena sudah sangat merepotkan kalian." ucapnya merasa tak enak.

"Tidak usah sungkan begitu, kau kan sahabat Taehyungie. Jadi kami akan menerimamu untuk tinggal disini selama yang kau mau." ujar Baekhyun lembut.

"Dia tidak ingin aku nikahi, Pa." celetuk Taehyung tiba-tiba.

"Kenapa tidak mau?" balas Baekhyun dengan wajahnya yang dibuat-buat terkejut.

Irene melotot mendengar celetukan Taehyung barusan. "Ah, tidak, Uncle. Taehyung hanya bercanda saja saat mengatakannya."

"Siapa yang bercanda?─" sahut Taehyung, "─Aww!" Sebelum akhirnya meringis karena Irene menginjak kakinya cukup kuat.

Baekhyun terkekeh melihat interaksi keduanya.

"Irene, jika Taehyung memang serius padamu, aku akan merestui kalian." ucap Baekhyun tersenyum lembut.

"Tidak, Uncle. Masa depan Taehyung masih panjang. Lagipula umur kami masih tujuh belas tahun. Lebih baik Taehyung tetap fokus pada pendidikan dan masa depannya saja." balas Irene.

"Mau aku fokus pada pendidikan dan masa depanku atau aku menikah denganmu sekarang juga ujungnya akan tetap sama, aku akan menjadi pewaris perusahaan ayah. Aku kan anak ayah satu-satunya. Di masa depan nanti aku akan memegang kendali perusahaan milik ayah. Aku kan cerdas, walaupun nanti tidak berpendidikan tinggi." ucap Taehyung percaya diri, kemudian melirik Baekhyun. "Iya kan, Pa?"

"Tapi tetap saja untuk mendapatkan semua itu kau harus giat belajar dan mengambil kuliah dengan benar, kid." jawab Baekhyun sambil menoyor pelan dahi puteranya.

"Iya, aku tahu." Taehyung mendengus.

Irene hanya tertawa pelan sambil memakan saladnya sampai habis.

"Kandunganmu sudah memasuki usia berapa bulan?" tanya Baekhyun ingin tahu.

"Usianya sudah enam bulan." jawab Irene.

"Besok pagi kau periksakan kandunganmu ke dokter, ya? Kau akan pergi bersamaku." ujar Baekhyun yang diangguki oleh Irene.

"Terimakasih banyak karena Uncle sudah peduli padaku dan juga anakku." ucap Irene tulus.

Baekhyun mengelus perut Irene sambil tersenyum. "Dia cucuku juga."

"Aku ikut." sahut Taehyung kemudian.

"Tidak, besok pagi kan kau sekolah." larang Baekhyun.

"Tapi aku ingin lihat baby-nya, Pa."

"Tetap tidak. Kau sekolah saja yang benar." ujar Baekhyun membuat Taehyung merasa sebal mendengarnya. Dia juga kan ingin tahu bagaimana kondisi bayinya.

•••

Taehyung mengernyit heran ketika sampai di sekolah ada banyak kerumunan siswa di dekat koridor, disertai jejeran mobil polisi dan juga ambulance.

IVL - (Invisible » In Vibes Love)「✓」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang