.
.
.Taera, yang akrab disapa Aera itu kini sudah menginjak usia 2 tahun.
Pagi ini dua dari tiga kesayangan Taehyung saling berebut untuk mendapatkan perhatian Taehyung. Bukan si puteri kecil Aera, tentu saja yang tengah merengek untuk dimanja adalah Jungkook dan Jeongsan.
"Jeongsan kan tadi sudah dicium. Sekarang giliran Papi." Jungkook menarik lengan Taehyung agar lebih mendekat padanya.
"Papi harus ngalah sama Jeongsan! Harus ngalah sama anak kecil. Ya kan, Ay?" sahut Jeongsan atas perkataan Jungkook, lalu melirik Ayahnya.
"Kalian ini, tadi kan sudah dikasih cium yang banyak?" Sambil sarapan, Taehyung menanggapi dengan santai. Hatinya kian menghangat diperebutkan oleh dua cintanya seperti ini. Sampai-sampai Taehyung bingung, mana yang harus dimanjakan terlebih dahulu.
"Hari ini Ayah punya Jeongsan." Bocah itu menarik sebelah tangan Taehyung yang bebas.
"Ayah sayang punya aku!"
"Punya aku, Pi!"
"Aku."
"Akuuu!"
"Punyaku, punyaku, punyaku." Jungkook tidak ingin mengalah dengan anaknya sendiri. Entah, kapan dia jadi dewasa─ sikapnya, kalau umur sudah tentu terus bertambah.
"Akuuuuuuu!!!"
Taehyung menghela napas. "Sudah, hei, lagi makan lho ini?"
"Ayah hari ini main sama Jeongsan~" Pinta si bocah, berhubung hari ini Taehyung sedang libur bekerja.
"Iya, Sayang. Nanti kita main, ya. Sekarang habiskan sarapanmu." jawaban Taehyung membuat Jungkook merengut.
"Kalau sama Papi mainnya nanti malam, ya?" papar Taehyung pada Jungkook sambil mengedipkan sebelah matanya.
Jungkook mendengus. "Aku kebagiannya terakhir terus. Yang pertama selalu Jeongsan."
"Nah kan, berpikir seperti itu lagi. Aku tidak membeda-bedakan kalian. Tidak ada yang nomor satu atau dua, semuanya prioritas─" ucapan Taehyung terhenti ketika Jungkook mengapit bibirnya dengan dua jari.
"Iya, tahu. Maaf. Nanti malam baru kita main." cicitnya yang sudah hafal betul dengan kalimat Taehyung barusan.
Taehyung tersenyum sambil mengusap kepala Jungkook.
"Kalian habiskan sarapannya. Ayah akan sayang-sayang Aera dulu. Puteriku sudah bangun belum, ya?" Taehyung beranjak pergi setelah menghabiskan sarapannya. Membuat Jeongsan menoleh dengan raut sebal.
"Ayah, katanya mau main sama aku?! Kenapa malah pergi menemui Aera?"
"Hushh, Jeongsan? Jangan gitu. Aera kan belum kebagian sayang dari Ayahnya hari ini. Jeongsan jangan marah." tegur Jungkook. Padahal tadi saja ia berebut kasih sayang dengan putera sulungnya.
Jeongsan pun menunduk. "Ung, maaf."
"Umm, nih, telurnya untuk Jeongsan. Makan yang banyak yaaa!" Jungkook memberikan telur mata sapi miliknya yang masih utuh pada Jeongsan. Bermaksud untuk menghiburnya.
Jeongsan menyunggingkan senyum. "Ini untuk Papi." Ia memberikan sayuran miliknya yang memang belum tersentuh sama sekali.
"Ish, Jeongsan ini. Kamu mah memang tidak suka sayur, makanya dikasih ke Papi." dumel Jungkook, sementara si bocah hanya terkikik kecil.
Memang diantara anak dan Papi satu ini setiap hari ada saja yang diperdebatkan. Tapi meskipun begitu, mereka tetap saling menyayangi.
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
IVL - (Invisible » In Vibes Love)「✓」
Fanfiction➪ ᴛⲏᴇ ᴇⲛᴅ 'ˎ˗ Pairing: Taekook ; [ toptae x bottkook ] Summary: Ini kisah perjalanan hidup Taehyung dan permata hatinya. Berawal dari Taehyung yang menjadikan Jungkook sebagai anaknya; yang ternyata merupakan sosok istimewa. Hingga seiring berjalann...