➪ ᴛⲏᴇ ᴇⲛᴅ 'ˎ˗
Pairing: Taekook ; [ toptae x bottkook ]
Summary:
Ini kisah perjalanan hidup Taehyung dan permata hatinya.
Berawal dari Taehyung yang menjadikan Jungkook sebagai anaknya; yang ternyata merupakan sosok istimewa. Hingga seiring berjalann...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
. . .
"Naeun, aku rasa kau sudah keterlaluan pada Jungkook." ucap Miskah pada temannya itu.
"Keterlaluan bagaimana?"
"Maksudku kau kan membenci Sonya, tapi kenapa Jungkook yang kau perlakukan seperti itu?"
Naeun terkekeh. "Itulah akibatnya jika membantah perintahku. Aku sangat membenci orang-orang yang berteman dengan Sonya."
"Tapi apa kau tidak takut jika Jungkook mengadu pada Ayahnya? Setahuku waktu itu Alex dikeluarkan dari sekolah karena dia membully Jungkook, dan Ayahnya juga sangat marah."
Naeun tersenyum miring. "Itu karena Alex tidak memiliki pengaruh apapun pada sekolah ini. Aku tidak takut karena Ayahku berpengaruh besar terhadap sekolah ini."
"Apa kau yakin? Kalau tidak salah Jungkook merupakan anak orang kaya. Ayahnya juga memiliki wewenang di sekolah ini?"
Naeun mengernyit. "Bukankah dia juga orang miskin? Sama seperti Sonya."
Seorang temannya menghampiri Naeun dikursinya. "Naeun, kau dipanggil oleh kepala sekolah."
"Aku?"
•••
Nyonya Bae merasa heran ketika gadis yang bertamu ini memandanginya tanpa berkedip.
"Nak?"
Sonya sedikit tersentak. "Eum?"
"Apa kau lapar?"
Sonya mengangguk. "I-iya ...."
"Tunggu sebentar ya, kebetulan hari ini aku memasak banyak makanan." Nyonya Bae pergi menuju dapur untuk membawakan Sonya makanan.
Sonya melirik sebuah foto keluarga yang terpajang diruang tamu. Foto ayah, ibu, dan juga dirinya ketika remaja. Melihat foto itu membuatnya kembali mengingat masa lalu disaat dirinya masih hidup.
"Dia suami dan anakku." ujar Nyonya Bae ketika mendapati Sonya sedang melihat foto keluarganya. "Ini, makanlah."
"Uhm, terimakasih banyak."
"Melihat dirimu aku jadi mengingat puteriku." lirih Nyonya Bae sedikit tersenyum getir. "Terakhir kali aku melihat puteriku masih seusia denganmu. Sayangnya dia kini sudah tiada. Aku belum sempat bertemu dengannya dan meminta maaf."
