Happy reading 💜💛
•••
Zanita benar-benar takjub saat membuka mata. Mungkin karena jam tidur siang yang panjang, Zanita jadi terbangun lebih awal.
Begitu membuka mata mendapat pemandangan paling diimpikan para gadis. Wajah tampan Enzi yang tertidur lelap. Dengan kaos hitam yang membentuk tubuh sempurnanya, rambut acak-acakan yang justru menambah daya pikat. Zanita mengaku hampir menjerit histeris saat merasakan lengan kekar milik pemuda itu memeluknya erat.
Zanita pelan-pelan memegang lengan Enzi. Memindahkannya dari atas perut datarnya. Sesekali melirik sang adonis, memastikan bahwa ia masih terlelap.
"Hmm"
Zanita meninggalkan tangan Enzi. Memutar posisi tidurnya secepat mungkin membelakangi Enzi. Zanita menutup mata, bahkan menarik ujung bad cover untuk menutupi wajahnya.
Enzi terbangun dan mendapati surai halus gadisnya menghalangi pandangan.
Enzi tersenyum yang sayang sekali tak dilihat langsung oleh Zanita.
Tangannya yang melingkari pinggang Zanita semakin mengerat. Enzi menarik Zanita bersandar di dadanya. Setelahnya dengan manis memberikan kecupan singkat di puncak kepala gadisnya.
"Morning, Queen" suara serak khas bangun tidur Enzi membuat pipi Zanita tanpa sadar merona.
"Zani" panggil Enzi.
Zanita tak menyahut. Sampai Enzi sendiri menarik ujung bad cover agar tak lagi menutupi wajah gadisnya.
Zanita kelabakan. Tangan mungilnya bergerak menutupi wajah. Zanita malu memperlihatkan wajah bantalnya pada Enzi, sungguh.
Zanita meragukan kemampuan mendengarnya saat suara tawa kecil itu muncul.
Enzi mendusel di ceruk leher Zanita, mencari kenyamanan.
"Hari ini gak usah sekolah"
Reflek, Zanita bergerak merubah posisi. Memandang Enzi kesal dengan bibir mencebik.
"Gak usah sekolah? Isshh... Lo aja. Gue mau ke sekolah"
Zanita bangkit diikuti Enzi yang kini bersandar nyaman di kepala ranjang.
Enzi menahan tangan Zanita yang akan beranjak. Memaksa gadis itu untuk menoleh ke arahnya.
"Lo masih sakit" ujar Enzi memberi alasan.
"Gak tuh. Gue udah sembuh" balas Zanita dengan suara dibuat-buat.
Enzi merasa gemas. Mengusap tangan halus Zanita sebelum menarik gadis itu ke arahnya.
Zanita berakhir dalam kungkungan lengan Enzi. Kepala pemuda itu mendarat di bahu sempitnya.
Oh tidak. Zanita merasa debaran jantungnya menggila!
"Hm. Mau ke sekolah?"
"I-Iya"
"Yakin?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Enzi : [The King Of Phoenix] ✓
RandomNamanya Enzi Kaivan Arkananta. Pemimpin dengan aura tak terbantah yang penuh pesona. Enzi punya segalanya. Harta, kekuasaan, kedudukan. Namun semua hal itu tak serta merta membuat hidupnya bahagia. Sejak awal kata bahagia tak ada dalam kamus hidupny...