37 || Enzi:[The King Of Phoenix]

2.5K 167 3
                                    

Happy reading 💜

•••

"Juna, kumpulkan semua orang dan periksa. Tutup semua akses keluar masuk pulau. Turunkan pasukan!" kalimat Enzi menjadi perintah yang langsung dilaksanakan Juna dan para pengawal.

"Zanita, please." Enzi mengusap lembut pipi gadisnya yang mendingin.

Dadanya mencelos. Enzi nyaris tak mampu mengendalikan diri.

Wajah cantik ratunya tampak pucat. Tak seperti biasanya yang selalu cerah dengan senyuman mampu menenangkan seluruh jiwa Enzi. Kenapa kini Zanita menutup mata?

Agha mendekat dan memeriksa keadaan gadis dalam pelukan Enzi itu. Kerutan halus hadir di dahinya. Agha menatap Enzi penuh perhitungan.

"Dia diracuni, racun langkah yang nyerang jantung. Lo tahu siapa yang buat. Gue gak punya penawarnya."

"Haidar!"

"Saya mengurus helikopter, tuan. Mereka akan tiba sebentar lagi."

"Ck. Terlalu lama!" Sentak Raldo.

Rahang Enzi mengetat. Berusaha menyusun kewarasan dan mencari jalan keluar atau ia akan tenggelam dalam neraka akibat kehilangan Zanita.

"Rafa, mana ponsel tadi?"

Rafa melirik kawannya ragu. Agha, dan Raldo bungkam. Memang ini jalan satu-satunya. Tapi bukankah terlalu beresiko?

"Kasih" ujar Sadewa dingin. Monster dalam diri Enzi nyaris bangun, tak ada waktu untuk sekedar berpikir.

Rafa memberikan ponsel itu pada Enzi. Enzi menekan nomor panggilan terakhir. Lidahnya bermain dalam rongga mulut. Enzi memejamkan mata, takut melihat Zanita yang bernafas pendek.

"Hallo"

"I Will kill you, bastard. Berikan penawarnya!"

Seseorang di seberang sana tertawa. Seolah ada yang lucu dari membuat Zanita diujung tanduk. Enzi menahan seluruh ledakan emosi. Berikrar dalam hati tak akan memberi ampunan pada sosok yang mengusik Ratunya.

"Waktumu setengah jam, Enzi."

"Tell me what you want!"

"Semudah itu?"

"Berhenti basa-basi, sialan."

Enzi melirik Juna yang baru saja kembali. Kemudian Haidar yang kini siap dengan senjatanya. Ia mengangguk, satu pasukan khusus mulai bergerak di bawah pimpinan Juna.

Mereka keluar dari rumah dengan senjata lengkap. Berpencar di sekeliling rumah tanpa suara. Mereka menunggu perintah dari Rafa yang sedang berusaha melacak keberadaan sang musuh lewat ponselnya.

Sadewa mengamankan Naya dan Anna. Demi menghindari pertanyaan yang membuang waktu dan tenaga, membuat para gadis itu pingsan usai memukul tengkuk mereka.

Sadewa menggendong Anna. Sementara Agha mengambil alih Naya. Membawa mereka ke salah satu ruangan. Saat ini mengamankan orang-orang yang menjadi beban merupakan pilihan terbaik. Jangan sampai Naya dan Anna menjadi kelemahan mereka nantinya.

Enzi : [The King Of Phoenix] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang