Happy reading 💜
•••
"Alamak! Hari ini bukan hari terakhirku di bumi kan? Macam mana pulak ini! Aku disapa si Enzi?!"
Rudi memang berjiwa muda. Jangan heran kenapa anak-anak Phoenix memanggilnya bang.
Baru saja ia keluar dari warungnya, ia langsung dihadapkan dengan kejadian super langka. Disapa oleh seorang Enzi yang sering disebut kembarannya batu oleh anak-anak Phoenix.
Terlihat si pentakilan Eko merangkul akrab bahu pria paruh baya keturunan Medan itu.
"Bang, Lo gak lihat tadi paketu megang cewek"
"Ha? Kau bohong kan?"
Ternyata ia melewatkan banyak hal. Ucapan Eko tadi adalah peristiwa yang super duper tripel langka.
Beberapa anggota Phoenix tertawa keras melihat ekspresi terkejut Rudi. Tampaknya pria paruh baya itu bertambah syok setelah habis di sapa Enzi.
"Santai kali bang. Moodnya paketu lagi bagus makanya dia nyapa Lo" ujar cowok berambut merah. Tirta.
Enzi mendengus di seberang sana.
"Moodnya bagus? Ah... Tambah bingung pulak aku. Ini juga si Eko, bilang kalau Enzi habis pegang cewek"
Rudi menggerutu sembari meletakan pesanan pada meja yang langsung disambut antusias oleh anggota Phoenix yang memesan.
"Bang... Bikinin Raldo ramen, bang!" Teriak Raldo dari meja inti Phoenix.
"Heh... Jangan bang. Ni anak barusan bikin ulah. Makan Mulu yang dipikirin" ujar Sadewa.
Suara tertawa para pemuda di sana sontak kembali terdengar.
"Kok--"
"Hm. Jangan kasih bang" ujar Agha membuat rahang bawah Raldo jatuh.
"Mampus gak tuh?" Sahut Aron. Di sebelahnya Rafa tertawa penuh ejekan.
Raldo berakhir menerima hukuman. Pemuda yang sebenarnya masih tak paham di mana letak kesalahannya itu tampak cemberut melihat Rudi yang masuk kembali ke warung tanpa merespon pesanannya. Jelas, Agha sudah memberitahu Rudi untuk tak membuatkan pesanan Raldo.
Warung Bang Rudi terbilang cukup besar. Memiliki area kosong di belakang gedung sekolah yang jauh dari jalan raya. Puluhan meja kayu disusun di depan warung sebagai tempat duduk anggota Phoenix.
Tak ada pelanggan lain selain mereka. Namun penghasilan Rudi banyak. Tak pernah sekalipun dagangannya tak habis. Terima kasih pada para Phoenix yang selalu kemari.
"Bang, cerita lah soal cewek tadi!" Ujar Heksa, si pembalap andalan Phoenix.
Sadewa terlihat melirik singkat pada Enzi.
"Zanita?"
"Kayaknya dia cewek tercantik seangkatan kelas 11 deh, bang" kata pemuda bernama Rayan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Enzi : [The King Of Phoenix] ✓
De TodoNamanya Enzi Kaivan Arkananta. Pemimpin dengan aura tak terbantah yang penuh pesona. Enzi punya segalanya. Harta, kekuasaan, kedudukan. Namun semua hal itu tak serta merta membuat hidupnya bahagia. Sejak awal kata bahagia tak ada dalam kamus hidupny...