51 || Enzi:[The King Of Phoenix]

2.4K 143 0
                                    

Happy reading 💜













•••

Zanita memasuki ruang keluarga. Mendapati keberadaan seorang wanita awal 40-an yang berdiri di depan selusin pelayan.

Zanita tersenyum canggung. "Mbak Tami, ada apa?"

Tami tersenyum formal. "Kami diperintahkan untuk menemani Nona selama Tuan Enzi berganti pakaian."

Mau tak mau Zanita mengangguk. Enggan berkomentar banyak dan memilih berdiri di dekat Tami.

Sikap Zanita membuat para pelayan tersentak.

"Nona silahkan duduk di sofa," ujar Tami. Zanita malah tersenyum tak enak.

"Eum... Saya lebih suka berdiri. Gak papa kan?"

Jelas saja Zanita mencari alasan. Zanita merasa tak enak duduk dengan nyaman di sofa sementara para pelayan yang lebih tua darinya malah berdiri. Bukannya mencari muka, Zanita hanya belajar tata krama. Menghargai orang yang lebih tua terlepas dari apapun harus dilakukan.

Para pelayan menatap Zanita dengan berbagai pandangan. Zanita hanya membalas dengan senyuman sambil bertanya-tanya dalam hati kapan Enzi akan datang.

"Mbak, udah lama ya kerja di sini?" Zanita membuka percakapan.

Tami lagi-lagi tersenyum formal "saya sudah bekerja untuk Tuan Enzi sejak Tuan memasuki bangku SMA, Nona."

"Gitu ya? Oh iya, mbak. Kemarin Enzi sempat ketemu dokter gak? Soalnya kemarin dia  gak sengaja luka."

"Iya, nona. Tuan Enzi memanggil Dr. Helena untuk mengobatinya. Cukup mengejutkan. Biasanya Tuan Enzi tidak mengizinkan siapapun menyentuhnya. Tapi kemarin Tuan sendiri yang memanggil Dr. Helena. Lukanya juga tidak parah dan sudah diobati."

Penjelasan Tami membuat Zanita mengangguk puas. Enzi rupanya menuruti ucapannya untuk memanggil dokter. Padahal dia sudah mempersiapkan diri jika masih harus membujuk Enzi.

Namun ada satu hal yang ia pikirkan.

"Mbak, di sini emang Enzi tinggal sendiri ya?" Tami memutus kontak mata dengan Zanita. Otaknya telah menebak hal selanjutnya yang akan gadis itu tanyakan.

Menemukan gestur tak nyaman dari Tami akibat pertanyaannya, Zanita memilih kembali menutup mulut.

Sejak awal dirinya telah menebak bahwa Enzi memang tinggal seorang diri. Ia hanya ingin bertanya tentang keluarga terakhir yang dimiliki pemuda itu.

Jujur Zanita penasaran. Dirinya selama ini hanya tahu informasi umum tentang keluarga Enzi. Apalagi tadi ia sempat mendapat berita soal kedatangan kakek Enzi. Namun seolah tak begitu penting, Enzi malah mematikan TV.

Penghuni mansion yang ia kira akan mulai sibuk menyambut kedatangan kakek Enzi pun tampak biasa-biasa saja. Sungguh tak ada yang istimewa. Zanita jadi ragu bahwa Arthur Irawan memang kakek Enzi.

Atau kakek Enzi tak akan pulang ke sini? Bisa saja kan kakek Enzi akan tinggal di mansion mereka yang lain. Zanita tanpa sadar menggaruk pipinya. Merasa bingung sendiri dengan segala prasangka yang hadir dalam otaknya.

Enzi : [The King Of Phoenix] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang