59 || Enzi:[The King Of Phoenix]

2.5K 134 0
                                        

Happy reading 💜

••••





Kelas 11 IPA 5 pagi ini mendapati jam olahraga. Penghuninya telah berada di tengah lapangan outdoor. Mempelajari tentang basket, semuanya tampak antusias. Yang cowok antusias bermain, sedangkan yang cewek antusias menonton.

"Candraaaa!"

Nama itu diteriakan hampir keseluruhan murid perempuan. Cowok tampan dengan baju olahraga khas SBN yang diteriaki tampak lincah menggiring bola. Perawakannya yang tinggi tegap serta wajah serius yang tampan membuat Candra dalam sekejap menjadi idola.

Seharusnya sesuai pesan Pak Galih, guru olahraga mereka yang sedang ada keperluan, mereka harus belajar teknik dasar bermain bola basket. Malah, sekarang yang menguasai lapangan adalah para cowok yang bermain. Para cewek lebih senang menonton dan membentuk kubu. Bersantai dan mengobrol sesuka hati.

Contohnya, Zanita dan Naya yang sudah nyaman berselenjor di bawah pohon mangga sambil santai meminum es kelapa.

"Hmmm... Candra emang oke sih. Gue like deh."

Zanita menoleh sekilas pada Naya. Nama yang sahabatnya sebutkan itu sedikit mengusik ketenangannya. Pasalnya, Zanita jadi kembali mengingat soal foto yang ia dapatkan di loker.

Sejak kemarin Zanita mencoba untuk mengabaikan. Terbiasa mendapatkan berbagai teror di lokernya, Zanita jadi berpikir bahwa foto itu juga sama. Hanya orang iseng yang coba menakut-nakutinya karena tak suka akan hubungannya dengan Enzi.

Zanita beberapa kali berpikir untuk menceritakan hal ini pada Enzi. Tapi keraguan seolah menyusup dalam relung. Ia merasa itu bukan pilihan yang tepat.

Semakin memikirkannya, semakin membuat Zanita resah. Tanpa sadar gadis itu bergerak mengusak rambutnya kasar. Kemudian, pandangan Zanita jatuh pada Naya yang tumben sekali lama tak bersuara. Ternyata sahabatnya itu tengah hikmat memakan cheese cake.

"Nay, gue baru tahu kalau Lo mulai pelit." Naya spontan terbatuk.

"Apa?" Zanita merampas kotak kue yang dipegang sahabatnya itu. Mengambil sepotong kue, kemudian memakannya langsung.

Naya menatap Zanita dengan pandangan terkejut luar biasa.

"La, Lo gak papa makan cake itu, emang?"

"Kenapa? Ini gak ada racunnya kan?"

Naya meneguk ludah. Ekspresi wajah gadis manis itu mendadak terlihat khawatir.

"Emang gak ada. Tapi Lo kan, trauma."

"Hah?" Zanita berhenti mengunyah.

"Semenjak dari pulau kan Lo nolak makan cake apapun."

"Dari pulau?"

Ada apa dengan Zanita? Naya menempelkan tangannya pada kening gadis itu. Siapa tahu sahabatnya sedang demam sampai berperilaku aneh.

Tak menemukan keanehan, Naya langsung merebut kembali kotak cheese cake–nya.

"Sayangku... Lo gak mungkin lupa kan sama tragedi Lo keracunan pas kita liburan? Lo hampir koid gara-gara makan kue beracun."

Enzi : [The King Of Phoenix] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang