74 || Enzi:[The King Of Phoenix]

1.8K 117 2
                                    

Happy reading 💜








•••









"Keadaan Nona baik-baik saja, tuan. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan."

Dr. Helena lagi-lagi datang ke mansion Arkananta. Di jam 2 pagi ia harus bergegas ke sana saat bawahan Enzi menelfon. Katanya ada keadaan darurat dari calon nyonya mereka. Nyatanya setelah diperiksa Zanita baik-baik saja. Bahkan gadis itu berulang kali mengucap maaf karena merasa merepotkan.

Enzi yang mendengar ucapan dokter wanita yang sudah lama menjadi kepercayaan keluarganya itu akhirnya hanya mengangguk. Kepergian Dr. Helena diantar oleh Haidar, sementara ia langsung memasuki kamar Zanita.

Gadisnya telah berganti pakaian dengan piyama sutra berwarna putih. Rambutnya yang tergerai indah menjadi mainan angin. Zanita tengah berdiri di balkon kamar. Enzi menghampirinya setelah meraih selimut di atas sofa.

"Di luar dingin."

Suara Enzi menyentak Zanita dari lamunan. Di bahunya tersampir selimut hangat. Zanita menoleh ke arah Enzi yang berdiri di belakangnya.

"Masuk ke dalam." Ucap Enzi sambil menarik lembut tangan Zanita. Tak lupa ia menutup pintu balkon.

Enzi menempatkan Zanita di atas ranjang. Zanita tak dibiarkan bergerak sedikitpun, karena Enzi sudah membenarkan letak selimut untuk menutupi kaki hingga pinggangnya.

Keduanya saling membagi tatapan. Menyelami perasaan masing-masing. Mencari tahu apa yang tergambar dari mata.

"Enzi." Panggil Zanita. Enzi tak menyahut dan hanya menatap lekat wajah Zanita tanpa berkedip.

"Sebenarnya, Reza Mahardika itu siapa?"

Ada jeda panjang yang tercipta usai pertanyaan Zanita terlontar. Enzi tak terkejut bila akhirnya Zanita mempertanyakan soal Reza. Karena cepat atau lambat dirinya pasti akan dihadapkan dengan situasi ini.

"Katanya dia kenal kamu. Lebih dari siapapun. Dia mau ngehancurin kamu. D-dia mau bunuh aku." Zanita meracau. Ada gambaran ketakutan di matanya.

Enzi menghela nafas lantas menarik Zanita dalam dekapan. Tanpa sepengetahuan Zanita, netra onyx miliknya berkilat penuh dendam. Enzi mengelus rambut Zanita lembut. Sementara iblis dalam dirinya hampir mengamuk.

Enzi bersumpah tak akan memberi mereka ampunan.

"Kamu bakal baik-baik aja, Queen. Ada aku." Ucapannya bagai ikrar yang tak akan ia langgar.

Zanita makin menenggelamkan wajah di dada bidang Enzi. Mencari kehangatan di sana. Zanita memejamkan mata. Berusaha mengontrol detak jantungnya yang serasa menggila.

Zanita sangat ketakutan. Pelan-pelan ia menarik diri dari pelukan Enzi. Zanita menatap wajah tampan itu lekat. Bola mata coklatnya menatap penuh keyakinan.

"Enzi aku selalu percaya sama kamu." Tangannya mengelus lembut rahang tegas milik Enzi. Enzi diam sambil membalas tatapan gadisnya.

"Kamu tempat aku bergantung. Jadi tolong jangan pernah ninggalin aku."

Seulas senyuman tersampir di wajah Enzi. Pemuda itu mengangguk. Tangannya menggenggam tangan Zanita yang berada di wajahnya. Memberikan kecupan di sana.

Enzi : [The King Of Phoenix] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang