105 || Enzi:[The King Of Phoenix]

1.5K 139 91
                                    

Happy reading 💜














•••













"Kenapa Reza ngasih data itu ke Zanita?"

"Supaya gadis itu bisa membenci Enzi tentu saja. Saat Zanita tak ada, Enzi bisa gila kan?"

Agha mengepalkan tangan. Kini terjawab sudah mengapa data itu tak pernah bocor.

Nyatanya, Reza sengaja menyimpan data itu untuk bagian terbaik. Dari pada membeberkannya yang berujung Enzi akan sulit menaiki posisi raja.

Data itu berisi rekam jejak Enzi yang dirahasiakan dengan baik. Sejak Enzi lahir, sampai orang-orang yang ia bunuh. Bahkan identitas orang tuanya yang selama ini tak diketahui.

Data itu harusnya tetap tersimpan dengan baik jika hacker berbakat macam Dion Fernanda tidak turun tangan. Dibantu sang ayah yang menaruh dendam lebih pada Arkananta, mereka akhirnya bisa membobol data itu dan parahnya lagi malah memberikannya pada Reza.

Rafa menahan geram. Kepalan tangannya beradu dengan kasarnya dinding. Ia tahu bahwa ia lengah. Membiarkan Dion mencuri data itu.

"Bagaimana dengan Ellie?"

Pertanyaan Raldo menyentak mereka kembali pada kenyataan. Aron yang berada di dekat Raldo dapat melihat ekspresi kaku di wajah sahabatnya itu.

Jowan tersenyum tipis. "Sebenarnya, orang yang meracuni Zanita adalah suruhan saya. Selain meracuni, tugas orang itu juga memberi tahu Ellie soal identitas Zanita."

Pandangan Raldo semakin menajam.

"Benar. Saya yang memprovokasi Ellie agar menyerang kalian di pulau."

"Apa tujuannya?" Tanya Sadewa langsung.

"Membunuh Zanita."

Jowan mengedikan bahu. "Sejak awal King Arthur tidak menyukai Zanita. Beliau meminta saya memanfaatkan kubu yang dibentuk Chiko untuk menghabisi Zanita. Tangannya tetap bersih. Enzi tak akan tahu bahwa King Arthur mengincar nyawa Zanita."

"Ingat saat pertemuan Zenrafos? Calvin Hanasta menguak identitas Zanita agar menemukan celah bagi Enzi untuk gagal menaiki tahta. King Arthur juga yang mengaturnya. Bukan benar-benar untuk menjatuhkan Enzi. Tapi? Tentu saja untuk menyingkirkan Zanita."

"Belum lagi penyerangan di malam ulang tahun Naya Roselie. Kalian mungkin tak menyadari bahwa sebagian besar pengawal yang mati adalah suruhan King Arthur."

Sadewa memegangi keningnya yang mendadak pening. Ia tak dapat membayangkan apa yang terjadi jika Enzi mendengar pengakuan Jowan.

"Kenapa Kakek tua itu sangat membenci Zanita?" Tanya Aron setelah ruangan itu lumayan lama diselimuti kebungkaman.

"Simpel. Dia membuat Enzi lemah. Sedangkan kalian sama-sama tahu sebesar apa ambisi seorang Arthur Irawan untuk menjadi Enzi Raja yang tak terkalahkan."

"Bagi King Arthur, Zanita itu penghalang."

Inti phoenix saling melempar tatapan. Seolah saling berbicara lewat telepati. Tak lama, Agha, Aron, Sadewa, dan Rafa meninggalkan ruangan. Tersisa Raldo yang masih berhadapan dengan Jowan.

Enzi : [The King Of Phoenix] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang