Happy reading 💜
••••
"Aduh... Naya cantik banget. Jadi pengen deketin."
Memancing kekesalan inti Phoenix adalah jalan ninja seorang Aron Forgaleon. Teramat niat, Aron tak memutuskan pandangan sedikitpun pada sang gadis yang menjadi bintang acara ini, sekalipun ia tengah menyesap segelas sampanye.
Aura tak mengenakan mengudara. Seseorang yang sejak tadi –pura-pura– sibuk dengan ponselnya, tanpa sadar telah mengeluarkan sebilah pisau kecil namun sangat tajam.
Agha tak menyukai candaan Aron. Karena ia sebagai pejantan mengaku tertarik dengan Naya. Aron malah memancingnya. Jangan salahkan Agha yang kini siap membelah arteri di leher Aron dengan pisaunya.
"Mampus." Umpat Sadewa. Tertawa terbahak-bahak akibat ulah Aron.
Aron membeku. Ia kira hanya Enzi yang punya beribu senjata dibalik setelan mahalnya. Ternyata Agha pun sama. Aron lama-lama curiga. Sahabatnya bukan penjagal kan?
Aron mengangkat tangan menyerah. Rafa berbaik hati menahan Agha. Fiuh... Hampir saja terjadi pertumpahan darah.
"Beli roti campur pepaya. Makanya Aron jadi orang jangan gatel. Kalau Naya dideketin terus ntar Agha sama siapa?"
Tawa para Phoenix pecah. Sudah serius mendengarkan Raldo yang dikira akan berpantun. Ternyata mereka salah.
Raldo yang mulutnya penuh dengan cake yang ia comot dari atas meja jamuan tersenyum cengengesan. Untung masih cepat menghindar dari serangan gemas Sadewa dan Aron.
"Gue kadang bertanya, otak Lo terbuat dari apa sih Ral?" Jengah Sadewa. "Apa jangan-jangan Lo gak punya otak? Kosong aja gitu isi kepala Lo."
"Terlambat masa pertumbuhan." Timpal Aron.
Enzi adalah satu-satunya oknum yang sejak tadi bungkam. Malas berurusan dengan sahabatnya yang mungkin ada kelainan susunan DNA.
Luasnya halaman utama mansion milik keluarga Naya, menjadi tempat banyaknya tamu yang datang ke acara ulang tahun gadis itu. Dari mulai teman sekolah sampai rekan bisnis orang tuanya.
Enzi telah menyebar pengawal juga anggota Phoenix. Memastikan keselamatan gadisnya. Juga pastinya Anna dan Naya. Karena kedua gadis itu telah menjadi cahaya bagi dua sahabatnya.
Namun masih ada hal yang janggal. Enzi sebagai calon raja kegelapan yang memiliki sejuta kemampuan, merasa ada beribu pasang mata orang asing. Bukan jenis pandangan terpesona dan kagum yang biasa ia dan temannya dapatkan. Namun sedikit mencekam. Naluri Enzi mengatakan sesuatu akan terjadi.
"Enzi, arah jam dua." Bisik Rafa. Ia berdecak kesal saat menemukan gelagat aneh seseorang.
"Shut up." Satu perintah dari Enzi membungkam keseluruhan Phoenix. Atas isyarat sang pemimpin mereka mulai menyebar.
Sadewa mengumpat saat melihat keberadaan dua orang gadis yang tepat berada di bawah panggung. Daerah itu rawan. Penuh dengan orang tua dan minim penjagaan. Kenapa mereka begitu bodoh sejak tadi hanya memperhatikan?
![](https://img.wattpad.com/cover/274508899-288-k99859.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Enzi : [The King Of Phoenix] ✓
CasualeNamanya Enzi Kaivan Arkananta. Pemimpin dengan aura tak terbantah yang penuh pesona. Enzi punya segalanya. Harta, kekuasaan, kedudukan. Namun semua hal itu tak serta merta membuat hidupnya bahagia. Sejak awal kata bahagia tak ada dalam kamus hidupny...