102 || Enzi:[The King Of Phoenix]

2K 159 86
                                        

Happy reading 💜













Dirinya memejamkan mata. Mendengar ribuan langkah kaki yang mendekat ke arahnya. Bukan saatnya untuk menjadi lemah. Akan ia pastikan seseorang dibalik penyerangan ini menerima ganjaran mengerikan.

Kelopak matanya perlahan terbuka. Ia sejenak merenggangkan otot yang sempat kaku karena benturan keras yang didapatnya. Ini, bukanlah apa-apa. Ia pernah menerima luka lebih parah. Sosoknya disebut Raja Kegelapan bukan tanpa alasan.

Ia berdiri. Sempat menggelengkan kepala agar menjaga kesadaran. Tak perlu waktu lama baginya untuk berdiri tegak seolah bukan seseorang yang terluka parah.

Enzi mendengus sambil menyugar rambutnya yang menghalangi pandangan. Setengah wajahnya diselimuti darah hingga sosoknya tampak mengerikan.

Sejenak, ia memandang ke arah berlawanan. Arah di mana tubuh gadisnya telah menghilang.

Sebenarnya, membuat Zanita lari agar meminta bantuan bukanlah alasan utama.

Enzi hanya tak ingin, Zanita melihat betapa mengerikannya monster yang tertidur dalam dirinya.

"Wow! Lihat raja Zenrafos ini! Selamat malam yang mulia!"

Ia berbalik. Setengah alisnya terangkat saat menemukan sekelompok pembunuh bayaran yang telah memenuhi hampir seluruh wilayah kontruksi bangunan yang kini ia pijaki.

Tanpa bisa dicegah tawa sinis meluncur dari bibirnya. Melihat wajah orang-orang yang memimpin mereka, Enzi merasa seolah tergelitik.

Matteo Cakrala, Kristopel Hanasta, dan... Jowan Alfarezi Kastawa.

Enzi kini paham dengan siapa David Erlangga bekerjasama. Rupanya penyerangan di mansionnya hanyalah pengalihan agar ia sulit mendapat bantuan bila diserang.

Tapi kelompok yang dipimpin David itu kini rata dengan tanah. Meski, pengawal mansion dan para Phoenix akan sedikit sibuk mengatasi mereka saat ini, serta dirinya yang tak membawa satupun pengawal, Enzi tahu bantuan akan segera datang.

Orang-orang bodoh.

"Yang mulia, kenapa anda diam? Apa kecelakaan tadi membuat kemampuan berbicara anda hilang?" Sarkas Matteo.

"Oh itu akan memalukan bila seorang raja menjadi bisu!" Tambah Kristopel mencemooh.

"Hey, jangan terlalu kejam. Kita sedang berhadapan dengan dewa dunia bawah." Jowan tersenyum manis.

Otak Enzi merekam segala ucapan mereka. Pandangannya datar tak dapat ditebak namun aura yang melingkupinya perlahan menggelap.

Enzi mengusap tengkuknya dengan wajah malas.

"Selalu membosankan mendengar para sampah bicara."

Ekspresi di wajah ketiganya sontak mengeras. Balasan Enzi sukses mengusik harga diri mereka.

Melihatnya, justru membuat Enzi tertawa kecil. Pemuda itu memindai satu-persatu kelompok yang mereka bawa.

"Sekelompok payah. Setelah didepak dari Zenrafos kalian ternyata bergaul dengan orang-orang terbuang."

Enzi : [The King Of Phoenix] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang