Happy reading 💜
•••
Hari Minggu.
Zanita sangat bersyukur. Tidak perlu pergi ke sekolah dengan resiko menerima pertanyaan dari Naya dan Anna soal matanya yang sembap.
Setidaknya dia punya waktu menenangkan diri, usai mendengar sebuah fakta mengejutkan dari Ghani.
Tapi, sejak bangun pagi ini Zanita sungguh dilanda kebingungan.
Di mana Enzi?
Tadi malam dia terlalu tak terkendali. Dari yang ia tangkap, Enzi kelihatan benar-benar mengkhawatirkannya yang menghilang tanpa kabar sejak pulang sekolah. Yang dia lakukan justru menangis keras dan meminta pelukan, bukannya menjelaskan.
"Mampus deh. Enzi marah gak ya?"
Zanita memajukan bibir bawah. Gadis yang sedang duduk dengan semangkuk sereal di atas sofa itu terlihat berulang kali menepuk keningnya.
Drrrttt... Drrrtt...
Tersentak, Zanita melirik ke samping tubuh. Ponselnya berbunyi dari atas nakas. Secepatnya ia mengambil benda pipih itu. Menemukan nama yang tertera di sana, Zanita dibuat meneguk ludah.
"Ini dia. Rajamu menelpon Olla!" Gumam Zanita dengan senyum lebar.
Zanita meletakan mangkuk sereal. Kemudian menggeser layar dan menempatkan ponsel di samping telinganya.
"Hallo."
"Hn."
Lagi-lagi deheman itu. Zanita pemasaran seberapa minim kosa kata Enzi.
"Pagi, Enzi," sapa Zanita sok manis.
"Kamu lagi ngapain?" Harusnya Enzi yang bertanya seperti itu. Dia yang menelpon kan?
"Gak."
"Oh. Gak ngapa-ngapain," Zanita mengangguk-angguk. Dirinya sudah pro mengartikan kalimat minimnya Enzi.
"Ngapain telpon?"
"Kamu ke sini. Haidar yang jemput."
"Hah?"
"Aku tunggu."
Dimatikan.
Zanita menghela nafas. Otomatis melirik jam di ponselnya. Sepuluh menit lagi jam tujuh pas. Haidar bisa datang kapan saja. Jadi dia perlu bersiap sekarang.
Lupakan soal sarapan, sampai di sana Zanita berjanji akan membuat Enzi memberinya makanan enak.
••••
Dirinya tiba di pintu mansion dengan Haidar yang berjalan di belakangnya. Zanita melangkah masuk tanpa segan. Puluhan pelayan dan penjaga yang menyambutnya ia berikan senyum sopan sekedar menyapa.
Sudah sering ke tempat ini membuat Zanita jadi agak tak tahu diri. Salah Enzi yang selalu membuatnya berlaku sesuka hati. Semua penghuni tempat ini bahkan memperlakukannya penuh hormat selayaknya nyonya rumah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Enzi : [The King Of Phoenix] ✓
LosoweNamanya Enzi Kaivan Arkananta. Pemimpin dengan aura tak terbantah yang penuh pesona. Enzi punya segalanya. Harta, kekuasaan, kedudukan. Namun semua hal itu tak serta merta membuat hidupnya bahagia. Sejak awal kata bahagia tak ada dalam kamus hidupny...