106 || Enzi:[The King Of Phoenix]

2.1K 155 61
                                        

Happy reading 💜












•••












Enzi memiliki dua ruangan kerja. Salah satunya adalah yang terhubung langsung dengan kamar pribadinya di lantai lima. Sementara yang lainnya berada di lantai dua.

Sudah barang tentu, Enzi mengajak para sahabatnya ke ruang kerja yang berada di lantai dua. Belakangan ini Enzi sensitif terhadap orang-orang yang melangkah ke lantai lima. Selain Dr. Helena serta perawat terpilih juga Haidar, Enzi tak mengizinkan siapapun menginjakan kaki di sana.

Kini ruangan itu dipenuhi ketegangan saat keenam pemuda yang mendirikan Phoenix itu duduk di satu set sofa.

Rafa menghela nafas, lantas pertama kali angkat suara.

"Sejauh ini kerjaan Lo sebagai raja Zenrafos udah stabil. Hanya tinggal menunggu waktu, pusat kekuasaan akan pindah ke sini. Lo tinggal mempertimbangkan bagaimana mengurus orang-orang yang berada di ruang bawah tanah."

"Aa. Karena kerjaan penting udah beres. Kami yang bakal ngehendel sisanya. Lo harus istirahat total dan sembuhin luka Lo. Jangan nolak, karena kita tahu seberapa parah luka yang Lo dapet. Musuh kita banyak Enzi. Kondisi Lo sekarang hanya akan buat kita rugi."

Ucapan panjang lebar Rafa didengar jelas oleh Enzi. Pemuda itu juga tak berniat menolak. Karena memang tak ada yang salah dengan ucapan Rafa. Lagi pula, teman-temannya ada untuk membantunya menjalankan roda pemerintahan Zenrafos.

"Kita gak bicarain ini karena Lo terlalu sibuk. Ini soal kesaksian Jowan."

Enzi menyenderkan tubuh. Bersiap mendengar penjelasan Rafa. Namun rupanya, Raldo lah yang akan menjelaskan. Mengingat hal ini merupakan bagiannya.

Inti phoenix mencoba mencari tahu apa yang dipikirkan Enzi setelah Raldo memberi penjelasan. Tak ada yang mereka tutupi. Karena cepat atau lambat Enzi akan tahu sendiri.

"Kakek?"

Tanpa sadar, saat Enzi angkat suara mereka menahan nafas. Tak ada satupun dari mereka yang berhasil menebak pikiran Enzi.

"Hn. Jalanin sesuai rencana. Tujuan kita sekarang adalah Reza." Ujar Enzi teramat tenang.

Agha menghela nafas. "Menurut Jowan, harusnya Reza masih berhubungan dengan David. Tapi selama kita ngawasin dia, kita masih gak nemuin tanda-tanda."

"Rencana Reza adalah menyusup ke sini selama Lo masih lemah. Dia jelas ngincar Lo. Antisipasi kita yang ngurangin pekerja dan memperketat keamanan gak bakal menjamin. Reza terlalu licik."

"Ck. Kalau urusan nyamar dan menyusup, dia jago banget." Ucap Aron.

"Selidik semua orang. Tanpa kecuali. Semuanya berpotensi jadi jalan masuk Reza." Tambah Sadewa.

"Dan lagi, gue gak lihat si Jowan itu berguna."

"Mungkin belum Dewa. Menurut gue di masih ada gunanya kok." Sahut Raldo tersenyum lebar. Sadewa hanya mendengus.

"Ngomong-ngomong, Enzi. Gue udah dapatin kembali data itu." Enzi memusatkan perhatian pada Rafa.

"Ternyata data itu ada di tangan Zanita. Di rumah lama yang dia tempati waktu kabur, gak cuma berkas itu tapi gue juga nemuin ini."

Enzi : [The King Of Phoenix] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang