36 || Enzi:[The King Of Phoenix]

2.4K 159 2
                                    

Happy reading 💜💛

Maaf lama up.T–T

•••


Mereka memperhatikan ruang makan yang hanya terisi oleh Sadewa dan Haidar. Zanita serta Naya dan Anna baru saja sampai di sana.

Total ada sepuluh kursi yang saling berhadapan dipisahkan meja panjang. Pelayan baru saja selesai mengisi meja dengan berbagai hidangan sebelum beranjak.

"Silahkan duduk, nona."

Zanita tersenyum canggung, menatap Haidar yang berdiri memberi hormat padanya. Di sebelah pemuda itu ada Sadewa yang masa bodo dengan sekitar. Lebih tertarik menggoyangkan gelas berisi air putih.

Mereka lantas duduk berhadapan. Di ujung meja ada Anna yang canggung dihadapkan dengan Sadewa, berlanjut Naya yang berhadapan dengan Haidar, kemudian Zanita yang duduk di sebelah Naya.

"Kak Sade, tangannya kenapa?" pertanyaan Naya membuat Sadewa memperhatikan tangannya yang berbalut gips.

"Ada. Dipatahin anjing," ucapannya membuat Haidar berdehem.

Sementara itu para gadis memasang raut wajah agak khawatir. Terutama satu-satunya orang yang berkaca mata di sana.

"Di sini ada anjing, kak? Punya siapa?" heran Zanita.

Sadewa berdehem menyembunyikan senyuman. Di sebelahnya Haidar sudah pasang badan ingin menghajar Sadewa. Terbukti dengan pandangannya yang seolah ingin menguliti.

"Dipatahin gimana tuh kak? Sakit ya?" Naya meringis memandang tangan Sadewa.

"Pake giginya? Bisa bahaya ntar kalau kakak sampe rabies, ka—"

"Banyak tanya. Makan aja, udah!"

Naya cemberut. Tanpa banyak bicara lagi mulai meraih makanan yang menarik perhatiannya.

"Yang lain mana ya, kak?" Tanya Zanita.

Haidar menunduk hormat "Tuan Enzi, dan yang lainnya akan segera sampai."

"Emm, kak santai aja. Gak perlu terlalu formal sama gue." Zanita menyuarakan kecanggungan. Pasalnya ia bukan Nona besar yang harus dilayani oleh Haidar. Ia merasa aneh sendiri melihat Haidar yang selalu memperlakukannya penuh hormat.

Haidar berwajah tenang. Ia tak menjawab. Zanita tak tahu hukuman apa yang akan ia terima jika sampai berani bersikap santai pada Ratu tuannya. Lebih baik berjaga-jaga.

"Susah ya makannya, kak?" Naya masih tak kapok menanyai Sadewa yang kesulitan memegang sumpitnya.

"Lo nanya mulu!"

"Gak boleh? Ini tuh guenya perhatian kak. Kita sesama manusia itu harus saling tolong menolong. Lihat orang kesusahan itu ditanyain, butuh pertolongan gak?"

"Dia selalu bacot gini ya?" Sadewa menatap Zanita. Gadis itu tak jadi menyendok ikan, dan malah tergelak.

"Tolong maklumin, ya kak."

Enzi : [The King Of Phoenix] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang