19 || Enzi:[The King Of Phoenix]

4.5K 254 5
                                        

Happy reading 💜💛

•••

Azkaban, ruang penyiksaan.

Tak ada celah apapun yang tersedia di sana. Satu-satunya akses keluar masuk adalah pintu berlapis baja yang letaknya di ujung ruangan.

Udara di sana sungguh mendinginkan. Bersuasana suram juga mencekam. Di salah satu sisi ruangan terdapat lemari besi yang sangat besar. Isinya adalah peralatan mahal yang berguna menyiksa seseorang.

Semua sudah siap. Sosok yang berhasil membangkitkan iblis dalam diri keturunan Arkananta meringkuk lemah di atas lantai di tengah-tengah ruangan. Hito tak mengenakan atasan, hanya celana pendek berwarna hitam yang bahkan tak mampu menutupi luka bakar di atas pahanya.

Hito menggigil hebat. Seluruh kulitnya membiru dengan beberapa bekas luka yang masih mengeluarkan darah bahkan bernanah.

Sehari lebih ia dikurung di sana. Saat hampir mati kedinginan seorang Dementor sang penjaga di Azkaban akan datang dan menyembuhkannya.

Ia tak dibiarkan mati. Di saat Hito sudah sangat menginginkannya demi terbebas dari segala rasa sakit.

Pintu berat di sisi ruangan terbuka, menampilkan keberadaan 6 orang pemuda dengan ekspresi berbeda-beda saat menatapnya.

Raldo adalah satu-satunya sosok yang menatapnya simpati.

"Hito, makanya jangan bandel"

Sadewa dan Aron yang masing-masing berdiri di sisinya berdecak tak percaya akan ucapan Raldo itu.

Ck. Bahkan saat berhasil menemukan Hito dan membawanya ke sini Raldo lah yang paling bernafsu menyiksanya.

Luka bakar di sekujur paha dan perut Hito adalah karya Raldo. Jika bukan karena bantuan obat dari Agha, Hito bisa langsung kehilangan nyawa karena terlalu parah merasakan suhu ekstrem. Pertama di biarkan meringkuk kedinginan dalam ruangan bersuhu rendah, kemudian di recoki dengan batang besi panas yang dipersiapkan Raldo sendiri.

Dua jam yang lalu hampir memaksa Hito menelan bara panas, sekarang masih bisa menyuarakan keprihatinan.

Pemuda tak waras. Tak heran dia adalah ketua tim interogasi Phoenix.

"Apa lihat-lihat?" seru Raldo.

Sadewa dan Aron kompak mendengus. Mereka lebih dulu menangkap pandangan memperingati dari Agha untuk tak menciptakan keributan.

Rafa yang berdiri di sisi Enzi menggeleng tak habis pikir akan tingkah para sahabatnya.

"Zi, soal Zanita..." Rafa tak mampu melanjutkan ucapannya saat mata kelam Enzi bertubrukan dengan matanya.

Enzi mendekati Hito yang memandangnya dengan ketakutan berlebihan. Selama ini yang menyiksanya adalah sahabat pemuda ini, tetapi kini saat Enzi sendiri turun tangan, Hito merasa sekujur tubuhnya diliputi teror.

"Raf..."

Rafa maju dan memberikan Enzi sebuah cutter yang ia ambil dari rak lemari besar. Benda itu telah berkarat karena terlalu lama tak digunakan.

Enzi : [The King Of Phoenix] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang