17 || Enzi:[The King Of Phoenix]

4.6K 233 5
                                        

Happy reading 💜💛

•••

"J-jadi, ini rumah Lo?"

Zanita membuka percakapan. Jelas menunggu Enzi sendiri yang berbicara adalah kesia-siaan, sementara Zanita tak tahan akan suasana canggung ini.

"Hn"

Keningnya berkerut. Jengah mendengar kosa kata Enzi yang pasti sangat minim. Sejak tadi ia tak dapat menghitung berapa kali pemuda itu membalas ucapannya dengan deheman.

"Gak ada jawaban lain ya, Zi? Hn, hn, terus perasaan"

Zanita tak sadar bahwa segala kepanikannya tadi telah menghilang. Sejak menangkap presensi Enzi, Zanita seolah kembali menjadi dirinya sendiri. Bahkan kini telah melayangkan protesan pada Enzi.

Terlihat sebelah alis tebal Enzi naik. Pemuda yang tak memindahkan sedikitpun tatapannya pada Zanita itu mengedikan bahu tak peduli.

"D-di sini. Lo bawa gue ke sini, gak masalah emang?" Tanya Zanita yang berusaha menyusun kalimat tanpa perbata-bata. Namu sayang tatapan tajam nan dominan seseorang menyulitkannya.

"Gak"

"Kakek lo?"

"Di Belanda"

Zanita tahu bahwa keluarga yang dimiliki Enzi hanyalah sang kakek. Orang tua Enzi telah meninggal sejak lama.

Arkananta keluarga konglamerat yang tertutup. Semua media berlomba-lomba mengulik informasi mereka, namun kakek Enzi, Arthur Irawan, memotong semua jalan mereka untuk mengusik Arkananta.

Berita yang bisa di dapatkan soal Arkananta adalah, bahwa Enzi sang keturunan tunggal sebagai pewaris segala kekayaan mereka sudah tak memiliki orang tua.

"Terima kasih banyak, Zi. Gue gak tahu lagi kalau semalam Lo gak ada. Mungkin bunuh diri satu-satunya pilihan gue" ungkap Zanita menatap tangannya yang saling bertautan.

Suasana dalam kamar luas itu sontak mendingin. Enzi terlampau tak suka ungkapan kalimat terakhir yang gadisnya ucapkan. Namun Enzi coba menahan diri, menunjukan sisi gelapnya hanya akan membuat Zanita meninggalkannya. Hal yang tidak boleh terjadi.

"Mati, gak semudah yang lo bayangin"

Zanita menatap Enzi yang bersuara datar tanpa ekspresi.

"Lupain kejadian semalam Zani"

Enzi mengambil piring berisi makanan dan mendekatkannya pada Zanita. Matanya mengisyaratkan Zanita untuk segera memakannya. Zanita reflek segera mengambil piring tersebut. Aura kepemimpinan Enzi menekannya untuk patuh.

"Tapi, Enzi. Gimana soal... Eumm... D-dia"

"Cukup pikirin kesehatan lo. Biar gue yang urus sisanya"

Sup ayam yang ia makan menjadi terasa sangat enak. Senyum manis Zanita yang tampil, menenangkan segala kekhawatiran Enzi.

"Kapan gue bisa pulang?" Tanya Zanita lagi.

"Lo gak betah di sini?"

"Gue gak punya alasan buat lama-lama menetap kan?"

Enzi : [The King Of Phoenix] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang