81 || Enzi:[The King Of Phoenix]

2K 119 0
                                    

Happy reading 💜










•••










P

agi ini semua orang tampak sangat bersemangat. Perwakilan dari setiap sekolah telah memenuhi SBN. Menjadikan sekolah itu sangat ramai.

Zanita yang baru saja sampai di sekolah sibuk mengedarkan pandangan. Di sampingnya ada Enzi yang tengah memperhatikan ponsel namun sambil tak berhenti mengawasi Zanita.

"Zi, Naya sama Anna mana ya?"

Enzi mengantongi ponselnya terlebih dahulu sebelum menjawab Zanita.

"Mereka ada di lapangan. Sama yang lain."

Zanita mengangguk paham. Tak segan memeluk lengan Enzi sehingga mereka bisa berjalan bersama. Enzi tersenyum tipis melihatnya. Biasanya, Zanita tak pernah seberani ini di depan orang. Namun karena kedatangan siswa dari sekolah lain, yang para gadisnya banyak mengincar Enzi, Zanita menjadi lebih berani dalam menunjukkan hubungan mereka.

Pasangan itu berjalan sambil mengobrol bersama. Mengundang tatapan iri dan penasaran setiap orang. Tak diragukan keduanya tampak sangat serasi. Apalagi Enzi yang kelihatan dingin dan membenci berdekatan dengan orang lain tampak sangat menyayangi Zanita.

"Hiks... Pengen jadi Zanita."

"Zanita secantik itu, apalah gue yang cuma remah roti basi ini."

"Pake pelet apa ya dia?"

"Couple goals parah!"

Menghiraukan segala komentar yang terdengar dari orang-orang sekitar, Zanita malah tersenyum lebar dan mengeratkan lilitan tangan di lengan kekar Enzi.

Maaf, saja. Zanita bukan gadis yang akan diam saat kekasihnya ditatapi lapar. Apalagi sejak melihat Evelyn. Zanita harus menunjukkan bahwa Enzi hanyalah miliknya.

"ENZI! ZANITA!"

teriakan membahana itu datang dari Raldo. Pemuda itu bersama yang lain sedang berada di pinggir lapangan dikelilingi beberapa anggota Phoenix yang berperan sebagai pendukung. Pasalnya hari ini adalah jadwal pertandingan basket. Di mana Sadewa dan Agha akan menjadi salah satu pemain yang mewakili sekolah mereka.

"Hai, Enzi! Apa kabar dirimu hari ini? Sudahkah engkau mandi? Atau belum sama sekali?"

Zanita tertawa, tak tahan hingga memukul bahu Enzi di sebelahnya. Enzi berwajah datar. Tak seperti Aron dan Sadewa yang teramat gampang terserang hipertensi karena kelakuan Raldo, dirinya dengan segala ketenangan yang ia punya lebih banyak mengabaikan. Malas membuang tenaga.

Sadewa yang sudah emosi langsung menampar bahu Raldo hingga terdengar bunyi kekerasan. Anggota Phoenix tertawa sambil meringis membayangkan di posisi Raldo.

"Anjing! Sadewa!"

"Hari ini yang main Phoenix semua. Lawan SMA Bima sakti." Sadewa mengabaikan Raldo.

Enzi menaikan alisnya. Mendengar nama sekolah yang cukup familiar.

"Sekolahnya anak Algara. Adnan loh, zi? Lo lupa?" Ujar Aron. Tampak bermain-main melirik Rafa yang sejak tadi berwajah keruh. Rafa diam karena terus digoda. Mengingat masa lalu tentang kisah percintaannya yang tragis. Rafa menganggapnya aib.

"Ah, Yolanda ya?" Naya tampak mengetuk-ngetuk dagunya berpikir.

"Mantannya Rafa itu?"

Anna yang kasihan melihat wajah Rafa yang semakin dongkol langsung menyikut pinggang Naya. Gadis itu tersadar dan hanya cengengesan.

Enzi : [The King Of Phoenix] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang