Enzi : [The King Of Phoenix] ✓

65 || Enzi:[The King Of Phoenix]

Happy reading 💜

•••

"Kak Nita?"

Zanita mendesah malas. Baru saja ingin melarikan diri, ia sudah ketahuan. Dari sekian banyak mall di ibu kota, kenapa mereka harus berada di sini dan bertemu dengannya?

"Kak Nita kan?"

Zanita membalas dengan senyuman. Meski malas menghadapi sosok gadis bermuka dua di depannya. Evelyn bersama kedua orang tuanya.

"Ini Zanita? Woah, sudah berapa lama tidak bertemu? Bagaimana kabar kamu?" Satu lagi datang. Winda kentara sekali menatapnya meremehkan.

Terakhir ada Ghani yang hanya berdiri tanpa banyak basa-basi seperti halnya dua wanita dalam keluarganya. Tapi, Zanita bisa merasakan tatapan mata penuh arti dari orang yang aslinya adalah pamannya itu.

"Hai, Tante. Zanita baik. Tante sama keluarga gimana?"

"Oh kami baik-baik aja, kok."

Winda merangkul bahu anak gadisnya dengan senyum bangga.

"Kamu tahu kalau Evelyn di terima agensi Starligh? Dia akan menjadi penyanyi seperti impiannya." Apa hubungannya dengan Zanita?

"Starligh yang terkenal itu? Woah, Evelyn hebat. Selamat ya." Tapi dia harus tetap memuji kan?

"Tentu saja. Evelyn memang berbakat."

Zanita merasakan pipinya pegal karena tersenyum paksa. Dirinya ingin cepat-cepat keluar dari situasi ini.

"Tante sama keluarga mau belanja kan? Kalau gitu saya gak mau ganggu. Jadi saya permisi ya, Tante." Zanita berbalik secepat mungkin.

"Eh, tunggu dulu."

"Kak Nita tunggu."

Seruan kompak itu membuat Zanita teramat muak. Mencoba lebih bersabar, Zanita kembali memberi senyuman.

"Ada apa lagi ya Tante?"

"Kamu jangan sombong-sombong dong. Kita kan baru ketemu. Banyak yang harus kita obrolin loh."

Hello? Mereka siapa hingga percaya diri sekali berkata demikian?

"Tapi saya nanti ganggu acara keluarga kalian, Tante."

"Kak Nita gak ganggu." Sela Evelyn.

"Kak Nita mau belanja juga kan? Sama-sama aja ayo." Ajak gadis itu. Zanita makin merasa bahwa basa-basi ini sungguh memuakan.

"Mending gak usah deh. Saya juga udah mau pulang."

"Pulang ke mana?"

Zanita memusatkan perhatian pada Winda yang bertanya. Wanita dengan pakaian ala sosialita itu tersenyum separuh.

"Saya penasaran loh gimana sama kehidupan kamu setelah pergi dari rumah. Saya khawatir kalau mungkin kamu kesusahan."