58 || Enzi:[The King Of Phoenix]

2.7K 152 0
                                        

Happy reading 💜




•••

Jam menunjukkan pukul 12 malam. Beberapa menit lagi akan tiba pergantian hari. Zanita termenung sepanjang perjalanan pulang. Tangannya tak ingin lepas sedetikpun dari genggaman Enzi. Di dalam mobil tak tercipta percakapan apapun. Keduanya bungkam dengan pikiran yang berkecamuk.

Zanita teramat bingung dengan segala hal yang tiba-tiba menimpanya. Mulai dari pengakuan ayahnya, foto yang ia dapat pada lokernya, juga foto Enzi yang berlumuran darah seolah menegaskan lelaki itu dalam bahaya.

Semuanya terlalu tiba-tiba. Zanita pikir segalanya akan baik-baik saja. Tetapi mengapa hal ini menimpanya?

Terfokus pada dua foto yang ia dapatkan hari ini, Zanita curiga bahwa orang yang mengirimnya adalah orang yang sama. Seolah ingin mengetes Zanita. Apakah orang ini adalah orang yang ia kenal?

"Zani."

Panggilan Enzi menyentaknya. Zanita menoleh lantas menemukan wajah khawatir Enzi.

"Iya?"

"Kita udah sampai, sayang."

Zanita mengangguk sambil mengukir senyum senormal mungkin. Tubuhnya yang berbalut jaket milik Enzi bergerak mulai melepas sabuk pengaman. Sedangkan Enzi telah lebih dulu melangkah keluar demi membukakan pintu bagi Zanita.

Begitu keluar disambut selusin pelayan juga pengawal, Zanita enggan berkomentar. Dirinya di bawa ke mansion Enzi alih-alih kosnya.

"Anda kembali, tuan." Sapaan Zaky dijawab anggukan oleh Enzi.

Sejenak pemuda itu melirik gadis yang berdiri di sampingnya. Tanpa sadar menghela nafas, Enzi merangkul bahu Zanita untuk berjalan bersama.

Tiba di kamar Zanita, Enzi mendudukan Zanita di sofa tunggal sementara ia sendiri malah menunduk di depan gadis itu. Enzi membalas tatapan mata Zanita yang tengah menatapnya.

"So, wanna talk?"

Zanita mengalihkan pandangan. Gadis itu diam-diam mulai meremas ujung jaket yang ia kenakan.

"Kamu ninggalin motor. Pak satpam nyari aku dan kasih kuncinya. Aku balik ke kamar. Tiba-tiba ada yang ngetok pintu."

Enzi mendengarkan dengan saksama. Tangannya terulur menggenggam tangan Zanita. Gadis itu kembali menatapnya. Dengan ketakutan dan kekhawatiran yang kentara.

"Gak ada orang pas aku buka pintunya, Enzi." Mata Zanita berkaca-kaca.

"Cuma ada kotak. Aku buka dan lihat foto kamu. Kamu yang penampilannya persis pas nganter aku. Ada darah. Aku takut. Aku ngecek GPS hape kamu, dan kamu ada di tempat terpencil kayak gitu."

Zanita hampir terisak. "I'm sorry. Aku gak sempat mikir. Aku panik. I'm sorry, Enzi. I'm afraid something bad happens to you."

Enzi terenyuh. Menarik tubuh Zanita dalam dekapan. Enzi bangkit dan duduk di sofa, kali ini dengan memangku Zanita yang menangis sambil memeluk lehernya.

"Don't apologize, Queen. It's fine. Kamu gak salah. Aku yang gak hati-hati. Harusnya aku gak ninggalin kamu hari ini."

Zanita menyerukan wajah basahnya di lengkungan leher beraroma maskulin itu. Ia memeluk Enzi erat. Memastikan kembali bahwa kini ia memang benar-benar bersama dengan Enzi yang tak terluka sedikitpun.

Enzi : [The King Of Phoenix] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang