Happy reading 💜💛
•••
Gadis berambut pirang panjang itu tampak berdiri di tengah-tengah keluarga Aslan.
Jelas itu Evelyn. Zanita tak mungkin salah mengenali saudarinya yang memakai long dress merah yang seharusnya miliknya.
Naya merasa nafsu makannya menurun drastis. Riuhnya suara nyanyian ulang tahun turut memperparah. Kenapa ia harus melihat sosok Evelyn di sini?
"Happy Birthday, Aslan~"
Cowok berjas putih dengan rambut yang ditata rapi itu akhirnya meniup lilin. Berlanjut dengan acara potong kue, Aslan menyuapi keluarganya bergantian.
"Dia ada hubungan apa sama Aslan?" Tanya Naya penasaran.
"Kayaknya bukan sama Aslan deh" Mata Zanita memicing saat melihat saudarinya kini berbicara akrab dengan seorang pemuda yang tampaknya beberapa tahun lebih tua dari mereka.
"Nay, Lo tahu siapa dia?"
Naya mengikuti arah telunjuk Zanita yang mengarah pada pria dengan jas hitam itu.
"Lo gak tahu siapa dia? Dia Arkan Nicolas. Actor yang lagu naik daun itu. Gila, kenapa gue bisa lupa kalau dia itu omnya Aslan!"
"Om?" Zanita membulatkan mata.
"He was still twenty-four years! Kalau gak salah, adik terakhir nyokapnya Aslan"
"Oke. Dia ada hubungan apa sama Evelyn?"
"Kayaknya kita bakal tahu sebentar lagi"
Zanita mengerutkan dahi tak paham. Gelagat sahabatnya mendadak aneh.
Naya tiba-tiba memasang senyum seramah mungkin. Tangannya brutal mencolek pinggang Zanita. Matanya memberi kode untuk Zanita segara menghadap ke depan. Namun terlanjur bingung, Zanita malah memandang Naya aneh.
"Kenapa sih?"
"Kak"
Reflek menoleh, Zanita kini menemukan keberadaan orang yang beberapa saat lalu ia bicarakan dengan Naya. Ditambah saudari tirinya yang kini tersenyum manis.
"Oh, Evelyn" Naya menyapa balik. Tahu bahwa Zanita masih terkejut, gadis itu segera mempersilahkan dua orang di depannya untuk duduk di kursi yang tersisa.
Kini meja mereka pas menampung 4 orang. Jujur Zanita dan Naya agak panas dingin melihat tampang memukau dari Arkan Nicolas. Evelyn dan pria itu menyambangi mereka setelah Aslan selesai memotong kue.
Pesta ulang tahun Aslan masih terus berlangsung. Hanya saja, jika pada awalnya beberapa rekan bisnis orang tua Aslan masih berada di sana, kini mereka semua telah pergi menyisakan para anak muda.
Mereka memiliki acara sendiri bersama orang tua Aslan. Sehingga kini Aslan menjadi tuan rumah sepenuhnya dan bebas merayakan ulang tahunnya dengan teman sebaya.
"Ternyata Kak Nita dateng ke pesta ini. Pasti kakak kenal Aslan ya? Aku baru ingat kalau kalian sama-sama dari SBN" ujar Evelyn.
Pembawaannya yang anggun mampu membius siapa saja. Evelyn memang gadis yang lemah lembut. Setidaknya itu yang orang-orang katakan saat pertama kali berkenalan dengannya.
Zanita masih tak bersuara. Sementara Naya hanya mampu memberikan senyuman.
"Oh iya sampe lupa. Kenalin ini Mas Arkan. Mas ini kakak aku Zanita, yang disebelahnya Naya, sahabatnya kak Zanita"

KAMU SEDANG MEMBACA
Enzi : [The King Of Phoenix] ✓
AléatoireNamanya Enzi Kaivan Arkananta. Pemimpin dengan aura tak terbantah yang penuh pesona. Enzi punya segalanya. Harta, kekuasaan, kedudukan. Namun semua hal itu tak serta merta membuat hidupnya bahagia. Sejak awal kata bahagia tak ada dalam kamus hidupny...