40 || Enzi:[The King Of Phoenix]

2.7K 154 3
                                    

Happy reading 💜

•••

Samar-samar merasakan kepalanya berdenyut nyeri, ia perlahan mulai membuka mata. Badannya lemas. Cahaya lampu berlomba-lomba menusuk retinanya yang belum sempurna terbuka. Ia perlu menyesuaikan.

Zanita bangkit, menemukan kamar yang ia tempati di penginapan, di mana ia berada saat ini. Otaknya otomatis menggali informasi sebelum ia tak sadar.

Makan malam dan sepotong cake karamel yang ia nikmati. Zanita menemukan ada yang salah setelah ia mengunyah sepotong kue itu. Kepalanya mendadak pusing. Kemudian seluruh dunianya gelap. Apa yang terjadi?

Pukul 4 pagi. Itu yang ditunjukkan oleh jam di dinding kamar. Zanita mengedarkan pandangan, menemukan dua sahabatnya terlelap di kasur lain.

Zanita turun dari ranjang. Sembari memegang kepalanya yang berdenyut, ia melangkah ke arah pintu.

"Enzi?" Entahlah, ia hanya butuh pemuda itu sekarang. Memikirkan ia tak sempat bertemu Enzi saat makan malam membuatnya khawatir.

Ceklek

Pintu terbuka, Zanita belum sempat memproses apa yang terjadi saat merasakan tubuhnya tiba-tiba terangkat.

Enzi memeluknya erat, sampai membuat kaki Zanita tak menapak lantai. Perlahan gadis itu terkekeh, menenangkan kekasihnya yang ia rasa tubuhnya bergetar.

"Hai, banyak yang aku lewatin ya?"

Enzi menggeleng. Lebih mengeratkan lilitan di pinggang Zanita. Rasa lega menyapa. Menunggu Zanita siuman, tak berhenti mengkhawatirkan gadis itu. Ia berjaga semalaman di luar kamar, setiap lima menit akan mengecek Zanita. Bisa saja menjaga dari dekat, tapi Enzi masih sadar bahwa tidak baik baginya menempati kamar yang ditempati para gadis. Meskipun Anna dan Naya sempat memberi tahu bahwa tak keberatan selama pintu tetap dibiarkan terbuka.

"Ugh... Enzi, aku susah nafas."

Enzi melonggarkan pelukan. Memandang wajah Zanita dengan emosi campur aduk. Sungguh Zanita tak tahu seberapa takutnya ia membayangkan Zanita akan pergi.

"Apa yang terjadi?" Pertanyaan Zanita membuat Enzi meneguk ludah.

"Kue yang kamu makan beracun."

Zanita tersentak. Pantas saja semua itu terjadi padanya. Tapi kenapa?

"Kok bisa? Siapa yang naruh? Tujuannya apa?"

Rentetan pertanyaan Zanita, Enzi hiraukan. Pemuda itu lebih tertarik menenggelamkan wajah di perpotongan leher Zanita. Menghirup aroma khas gadisnya.

"Salah aku. Maaf."

Otak Zanita dipenuhi rasa bingung.

"Kenapa kamu yang minta maaf, Enzi?"

"Gagal lindungin kamu."

Zanita tersenyum. Tubuhnya yang masih lemas, bersandar sepenuhnya pada Enzi. Zanita mengalungi leher pemuda itu manja.

"Hm, iya salah kamu. Gak secepatnya datang"

Enzi : [The King Of Phoenix] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang