Happy reading 💜💛
••••
Hari beranjak malam saat mereka kembali.
Orang-orang tampak menunggu di depan rumah dengan berbagai pandangan.
Saat menemukan keberadaan mereka berdua, Rafa adalah orang pertama yang menyapa dengan nada dramatis.
"Akhirnya kalian kembali. Raja, Ratu!"
Zanita berdehem salah tingkah dengan pipi yang memerah. Di sebelahnya, Enzi yang menautkan tangan mereka berdua hanya diam tak peduli akan pandangan semua orang.
Naya memandang pasangan itu meneliti. Kedua tangannya tersilang, sementara matanya menyipit. Naya ingin tampak mengintimidasi di depan Zanita. Malah Anna yang berdiri di sebelahnya yang merasa geli sendiri.
"Dari mana ayooo!!"
Zanita berkacak pinggang "dari sana" tudingnya ke sembarang arah.
"Kenapa emangnya? Mau maksa gue ciuman sama cacing tanah lagi"
"Nita, yaampun! Kapan Lo pernah ciuman sama cacing tanah?" Raldo berbicara tanpa banyak berpikir. Agha di sebelahnya hanya mampu menggeleng prihatin.
"Sadis" komentar Sadewa.
"Sama Enzi aja belum pernah, Lo udah maksa Zanita ciuman sama cacing tanah, Nay" Sadewa menyenggol lengan Naya.
Naya membulatkan mata. Tak menyangka sosok Sadewa yang bermulut licin akhirnya ia lihat sendiri di depan mata. Kenapa juga Sadewa membawa namanya.
Apa dia tak sadar akan pandangan tajam dari pemuda bersurai abu di samping Zanita?
"Tahu dari mana belum pernah?"
Zanita tiba-tiba tersedak ludahnya sendiri.
Sementara semua yang mendengar ucapan bermakna ganda dari Enzi, tampak speechless.
"Coba aja ada---"
"Ada Aron!"
Rafa menyela omongan Raldo. Kelewat dongkol.
"Olla kamu mending masuk dulu buat bersih-bersih. Bentar lagi makan malam soalnya" kata Anna kemudian. Zanita tersenyum penuh terima kasih karena telah diselamatkan dari situasi ini.
Sejenak menatap Enzi dengan mata agak menyipit, Zanita kemudian menarik Anna dan Naya agar ikut bersamanya masuk ke dalam rumah.
Tersisa para pria.
Sadewa mendekati Enzi sebelum menepuk pundak lelaki itu mantap.
"Sekarang gue gak meragukan kenormalan Lo, Zi"
Enzi menaikan alis. Perlahan tangannya meraih tangan Sadewa yang masih bertengger di bahunya.
Krak!
"Ugh!"
Raldo dan Rafa kompak meringis. Jemari Sadewa setengah remuk di dalam genggaman Enzi. Bunyi retakan halus memenuhi Indra pendengaran mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Enzi : [The King Of Phoenix] ✓
RandomNamanya Enzi Kaivan Arkananta. Pemimpin dengan aura tak terbantah yang penuh pesona. Enzi punya segalanya. Harta, kekuasaan, kedudukan. Namun semua hal itu tak serta merta membuat hidupnya bahagia. Sejak awal kata bahagia tak ada dalam kamus hidupny...