Happy reading 💜
Tempat itu hampir sepenuhnya ditinggalkan. Dengan kondisi tak terawat yang akan membuat manusia manapun tak akan betah.
Di balik kemegahan mansion Arkananta yang arsitekturnya sering menjadi perbincangan, orang-orang tak tahu bahwa di sana terdapat ruang bawah tanah yang menjadi penjara.
Di sana, adalah tempat bagi orang-orang yang mengusik keluarga Arkananta di bantai. Jenis penyiksaan yang secara perlahan-lahan akan membuat nyaris gila.
Kini, para pembunuh yang masih hidup berserta para pemimpin mereka telah berada di sana.
David Erlangga, Matteo Cakrala, Kristopel Hanasta, serta Jowan Alfarezi Kastawa.
"SIALAN! LEPASKAN AKU SEKARANG JUGA!!"
Sejak tadi teriakan Matteo terdengar menggelegar. Meski tak ada satupun pengawal yang berjaga di sana, mereka masih dapat di awasi lewat kamera.
Matteo hampir gila. Udara di sana terasa kotor dan sesak. Hawa dingin menusuk tulang membuat ia menggigil. Sel tempatnya ditahan tak ubahnya seperti sel bagi binatang. Sangat kecil hingga tubuhnya bahkan bersentuhan dengan dinding.
Kaki serta lehernya diborgol. Besi berkarat yang bahkan tak pernah ia bayangkan akan digunakan pada manusia.
Tidak. Ini tidak benar. Harus bukan seperti ini. Di sini bukanlah tempatnya.
"HEY! LEPASKAN AKU SEKARANG JUGA! SIAPAPUN! LEPASKAN AKU!"
"Ck."
Decakan sinis datang dari Jowan yang duduk santai di sebelah sel Matteo. Ia tampak mengorek telinganya. Terganggu dengan suara berisik Matteo.
Jowan mencoba bersabar. Bahkan ia malas untuk menegur Matteo. Sempitnya sel sudah cukup membuatnya muak. Dalam hati ia bertanya metode seperti apa yang digunakan para Arkananta dalam menyiksa. Bayangkan sel yang ia tempati di rancang sekecil ini. Keluarga gila.
"Grrhhh.... Errr...."
Jowan memejamkan mata. Bibirnya mengumpat kasar. Jika di sebelah kanan adalah tempat Matteo maka di sisi kiri ada Kristopel. Pria itu kelihatan nyaris gila. Keadaan Kristopel jauh lebih menyedihkan. Jowan bahkan dapat menebak bahwa rahang bawah Kristopel hampir tak berada di tempatnya. Enzi pintar sekali membidik organ yang tak akan membuat Kristopel mati namun akan frustasi karena kecatatannya.
"SIALAN! KELUARKAN AKU, BRENGSEK!"
"GRRHHH...."
"Fuck."
Ada yang bisa mengeluarkan ia dari situasi ini sekarang?!
Jowan kehilangan kesabaran. Kasar, ia mengeluarkan tangannya untuk memukul sel besi milik Matteo dan Kristopel hingga menimbulkan kebisingan.
"Diamlah brengsek. Kalian menganggu."
Matteo lantas memandang Jowan. Pria itu semakin diselimuti amarah. Tak terima dengan peringatan Jowan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Enzi : [The King Of Phoenix] ✓
RandomNamanya Enzi Kaivan Arkananta. Pemimpin dengan aura tak terbantah yang penuh pesona. Enzi punya segalanya. Harta, kekuasaan, kedudukan. Namun semua hal itu tak serta merta membuat hidupnya bahagia. Sejak awal kata bahagia tak ada dalam kamus hidupny...