Happy reading 💜
•••
Dirinya melangkah keluar usai menuntaskan keperluan dari kamar kecil. Dalam mansion tempat Naya tinggal, Zanita sudah cukup hafal karena sering berkunjung ke sana. Ia harus kembali ke ruangan di mana teman-temannya tengah heboh membuka kado-kado milik Naya.
Namun, Zanita mengerutkan kening saat matanya memandang keberadaan seseorang yang berdiri tak jauh dari posisi ia berdiri. Sudah cukup jauh dari kamar kecil tempat ia singgah tadi.
Zanita mendekat. Bingung memperhatikan laki-laki yang identik dengan sikap pendiam dan masa bodonya.
"Kak Agha?"
Agha tak terkejut melihat Zanita yang menatapnya kebingungan. Karena, saat Zanita pamit ke toilet, tidak lama kemudian ia juga pergi. Agha sengaja menunggu Zanita.
Jelas ada yang ingin ia bicarakan dengan pemilik hati Enzi itu.
"Kak Agha sengaja nunggu gue?" Tanya Zanita. Agha mengangguk. Zanita lantas menghela nafas. Sebenarnya, sejak awal memang telah menebak Agha akan mengajaknya berbicara. Agha adalah satu-satunya teman Enzi yang tampaknya sangat memperhatikan hubungan mereka. Serta, Zanita telah menyimpulkan bahwa Agha agak kurang menyukainya.
"Ada yang kakak mau bicarain." Bukan pertanyaan melainkan pernyataan. Zanita menyiapkan diri mendengarkan apa yang akan Agha ucapkan.
"Ini soal Reza, yang Lo kenal sebagai Candra."
Ternyata soal itu. Zanita tampak tenang menanti kelanjutan omongan Agha.
"Gue tahu Enzi gak bakal nanya Lo soal Reza. Tentang malam itu Lo diculik, Lo pasti ngalamin kejadian yang gak terduga sejak terpisah dari Anna. Enzi emang gak masalah dengan itu semua, tapi gue dan temen-temen gue cukup terganggu." Agha yang serius disetiap ucapannya menatap Zanita intens mencoba mencari kegusaran atau kegugupan dari gadis itu. Namun ia tak menemukannya. Zanita terlalu tenang.
"Gue paham, kak." Sahut Zanita. " Jadi, apa yang membuat kak Agha terganggu?"
"Lo dengan Reza. Gak terjadi apa-apa di antara kalian?"
Zanita sejenak memejamkan mata. Begitu kelopak matanya terbuka, gadis itu langsung menyorot tepat di mata Agha. Dengan kesungguhan yang terpancar. Zanita tersenyum tipis sebelum berucap.
"Gak ada, kak."
Agha memandangnya remeh. Zanita tetap mempertahankan ketenangan.
"Menurut Lo gue bakal percaya?"
Zanita menggeleng. Meski tampak dingin, Agha adalah sosok yang paling peduli di antara inti Phoenix. Agha laki-laki yang hebat. Ia seperti Enzi yang memikirkan segala tindakannya dengan matang, seperti Rafa yang selalu menjadi tempat berkeluh kesah. Agha juga sama seperti Sadewa yang berprilaku apa adanya, sama seperti Aron yang kuat dan tangkas disetiap waktu. Sayangnya, Agha sepolos dan seceroboh Raldo dalam memikirkan dirinya sendiri.
Jika bertanya, siapa yang paling tak ingin inti Phoenix terluka dan siap menjadi penanggung luka mereka, maka dia adalah Agha Abimanyu Cakrala.
KAMU SEDANG MEMBACA
Enzi : [The King Of Phoenix] ✓
De TodoNamanya Enzi Kaivan Arkananta. Pemimpin dengan aura tak terbantah yang penuh pesona. Enzi punya segalanya. Harta, kekuasaan, kedudukan. Namun semua hal itu tak serta merta membuat hidupnya bahagia. Sejak awal kata bahagia tak ada dalam kamus hidupny...