14 || Enzi:[The King Of Phoenix]

3.2K 190 5
                                    

Happy reading 💜💛

•••

Azkaban dibuat heboh karena hilangnya satu tawanan mereka.

Raldo sebagai pemimpin tempat itu segera ke sana setelah mendapat kabar. Ia berang, Hito adalah tawanan khusus di mana ia masih belum selesai membalas dendam.

Seharusnya pemuda itu tetap tinggal dalam selnya yang kotor dan menjijikan, sebagai konsekuensi tak menahan jarinya untuk memosting hal memalukan soal salah satu pilar utama berdirinya Phoenix.

Sebenarnya Hito memang tidak bisa diragukan, atau para penjaga yang tak becus menjalankan tugas?

Ditemani kawannya yang lain, Raldo tiba diruang pengendali.

Beberapa orang yang duduk menghadap layar komputer masih terus mencari jejak keberadaan Hito.

"Gunain chip-nya"

Setiap tahanan di Azkaban memiliki chip di bawah tengkuk jika sewaktu-waktu hal ini dapat terjadi. Untuk mengaksesnya pun perlu kata sandi yang hanya di ketahui Raldo.

Raldo duduk di salah satu kursi. Menyuruh semua penjaga keluar menyisakan dirinya dan kelima kawannya yang lain.

Cukup lama berkutat dengan komputer, Raldo akhirnya mendapat titik lokasi Hito.

"Dapat Lo bajingan"

Sadewa dan Aron terkekeh. Cukup menghibur melihat Raldo uring-uringan soal tahanan. Biasanya pemuda kekanakan itu tak pernah semarah ini jika berurusan dengan tahanan. Mereka juga cukup paham alasan Raldo marah. Sejauh didirikan, Azkaban adalah penjara paling menyiksa dengan keamanan ketat. Tak pernah ada tahanan yang bisa keluar dari sana hidup-hidup.

Raldo tiba-tiba mencebik. Pemuda itu menatap Rafa dengan wajah memelas.

"Rafa, bisa tolong salinin GPSnya ke hape gue?"

Rafa mendengus. Ia mengusir Raldo dari kursi dan melakukan apa yang baru saja diminta.

"Dia gak jauh. Masih di Jakarta" tutur Agha yang memandang layar ponsel Raldo.

Sadewa malah salah fokus ke ponsel Raldo yang baru.

"Hape ke berapa nih Minggu ini? Perasaan dulu bukan ini deh merk-nya"

"Bacot Lo, tukang iri" ejek Aron.

Agha langsung menengahi. Ini bukan saat yang tepat bagi Aron dan Sadewa untuk berdebat. Jadi mengamankan mereka adalah pilihan tepat.

"Zi, biar gue sama Raldo yang pergi" ujar Agha.

Mata onyx milik Enzi berkilat. Kedua tangannya terkepal erat.

Inti Phoenix dibuat bingung. Mereka dapat melihat perubahan signifikan dari raut wajah Enzi. Pemuda itu menatap layar ponsel Raldo dengan pandangan tajam. Rahangnya mengeras dengan kening berkerut.

Aura di sekeliling Enzi memekat. Saat pemuda itu mendongak, pandangan membunuh dari pemuda itu terlihat jelas.

"Enzi?"

Enzi : [The King Of Phoenix] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang