Happy reading 💜💛
•••
"Udah dipastiin, si Rugo ini bukan kiriman dari Algara"
Kini inti Phoenix telah berada di markas utama. Masing-masing dari mereka duduk di atas sofa dengan ekspresi serius.
Belakangan ini banyak tikus kecil yang sudah berani mengusik mereka. Apalagi hal yang mereka incar adalah identitas Enzi. Sudah saatnya bagi mereka untuk mencari dan menghancurkan siapapun dalang di balik semua ini.
Aron meneguk air dalam botol hingga tersisa setengah.
"Insting gue bilangnya sih ini ada hubungan sama si Reza Mahardika"
Ucapan Aron itu mendapat lirikan dari Enzi yang duduk di sofa tunggal.
"Yah siapa lagi yang punya alasan buat cari tahu identitasnya Enzi? Walaupun Reza kerja sama dengan Algara, dan geng sampah itu udah kita hancurin, bukan gak mungkin kalau Reza masih punya dukungan dari pihak lain kan?"
"Ah... Apa sih bangsat!"
Aron merasakan emosinya melonjak naik saat Raldo dengan seenak jidatnya menyiratkan air ke tubuhnya.
Pemuda itu berkomat-kamit seolah membaca mantra, dengan tangan yang tak henti menciptakan air dari dalam gayung hijau yang ia pegang.
Sadewa dan Rafa menjadi pihak yang tertawa melihat penderita Aron.
"Astaga dragon, astaga kambing, astaga lele. Demi who ini, demi who?!"
"Asu! Berhenti gak Lo?!"
"Agha, Dewa, Rafa, bantuin! Ini Aron lagi kemasukan. Kalian gak denger tadi omongannya? Sejak kapan Aron jadi pinter?!"
"Lah maksud Lo gue selama ini bodoh, apa?!"
"Kalau gak, apalagi? Kemarin kan Aron hampir gak naik kelas karena nilainya anjlok"
Rafa dan Sadewa hampir meneteskan air mata. Aron mengumpat keras mendengar Raldo mengungkit aibnya. Ia secepatnya berdiri, merebut gayung dari tangan Raldo kemudian dengan cepat mengguyur Raldo dengan air yang tersisa. Alhasil, tubuh bagian atas Raldo kini telah basah kuyup.
"Aronanjing!"
"Rasain tuh dompet kodok!"
Agha memijat pelipisnya pusing. Mencoba peruntungan ia melirik Enzi. Rupanya dibandingkan merasa tertekan karena ulah kawan mereka seperti dirinya, Enzi lebih kelihatan tidak peduli.
"Ral, ganti baju sana" Raldo tak punya pilihan lain selain menurut.
Agha meminta Sadewa dan Rafa berhenti tertawa dengan isyarat mata. Sementara Aron yang puas telah membalas Raldo kembali ke tempat duduknya.
"Oke sampai mana kita?" Tanya Aron kembali mode serius.
Rafa mengangkat tangan menyuruh pemuda itu diam.
"Rugo emang bukan dikirim sama Algara walaupun dia anggota Algara. Sebenarnya gue udah mikirin ini dari lama"
Rafa menopang lengannya di atas lutut. Raut wajahnya menampakan keseriusan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Enzi : [The King Of Phoenix] ✓
De TodoNamanya Enzi Kaivan Arkananta. Pemimpin dengan aura tak terbantah yang penuh pesona. Enzi punya segalanya. Harta, kekuasaan, kedudukan. Namun semua hal itu tak serta merta membuat hidupnya bahagia. Sejak awal kata bahagia tak ada dalam kamus hidupny...