79 || Enzi:[The King Of Phoenix]

1.6K 113 4
                                    

Happy reading 💜
















•••














Jika bertanya, saat-saat apa yang paling kau sukai dalam hidupmu, maka para inti Phoenix akan menjawab secara kompak saat ini, yaitu saat mereka terlepas dari belenggu yang memaksa mereka menjadi mesin pembunuh.

Zenrafos yang mengalami kekacauan tampaknya perlu banyak waktu. Penundaan kembalinya mereka ke sana serta penobatan Enzi sebagai raja masih terjadi hingga sekarang.

Waktu berlalu begitu cepat. Apalagi jika waktu itu dilewati dengan hal-hal yang disukai. Rasanya tak akan pernah puas jika suatu saat harus dipaksa keluar dari zona nyaman. Namun itulah kehidupan. Ia tak sebaik itu untuk terus menempatkanmu dalam hidup tenang. Karena cepat atau lambat kau akan berada dalam kondisi di mana kau harus berjuang. Intinya, hidup itu bagai roda yang berputar. Bahagia memang hak setiap orang. Namun kesedihan akan pahitnya kehidupan tetap mengikuti dari belakang.

SBN sedang Minggu tenang. Para murid kelas 12 hanya tinggal menanti kelulusan. Sementara para murid lain yang telah menyelesaikan ujian kenaikan kelas, akan menaiki jenjang berikutnya. Tak ada yang lebih menyenangkan bagi para pelajar selain datang ke sekolah tapi tak belajar. Jam kosong istilahnya.

Tapi sekitar, seminggu sebelum hari kelulusan, SBN mengadakan acara Porseni pelajar. Yang mengundang beberapa sekolah tetangga. Acara akan sangat meriah. Akan ada banyak hal yang akan diperlombakan. Setiap eskul akan sibuk, apalagi OSIS SBN yang menjadi panitia.

"Lo udah ngecek perlengkapan di gudang?"

"Udah. Semuanya ada."

"Perlangkapan panggung jangan lupa!"

"Sip!"

Sedang di kantin pun mereka masih dapat mendengar teriakan dari sang ketua OSIS. Aslan sedang sangat sibuk mengatur segala kebutuhan acara. Di sisi lain, Zanita dan teman-teman malah asik menghabiskan waktu di sana. Ditemani mie ayam bakso yang terkenal kelezatannya di SBN.

"Nay, Lo anggota OSIS bagian apaan sih? Kok Lo santai banget?" Tanya Zanita, sebelum memakan sesendok baksonya.

"Gue belum pernah bilang? Gue udah keluar dari OSIS sebelum ulangan." Jawab Naya tersenyum tak bersalah.

"Kenapa keluar, Naya?" Heran Anna.

"Males. Gue udah tahu kalau habis ulangan pasti bakal sibuk Porseni. Lagian udah ada yang gantiin gue."

"Hah?"

Naya memberenggut. Wajahnya menampakkan ekspresi geram.

"Si Gloria cabe itu manfaatin jabatan bokapnya biar bisa langsung masuk OSIS. Dia juga ambil bagian Seksi bela negara. Sama kayak gue. Ya gue ogah bareng dia. Langsung keluar gue!"

Zanita menggeleng tak habis pikir. Kadar kebencian Naya terhadap Gloria sudah diambang batas. Karena tidak mau bersama, Naya sampai keluar dari OSIS yang sejak dulu ia incar.

"Naya benci banget sama Gloria ya?" Tanya Anna.

"Banget. Dia nge–bully Lo. Kakaknya juga hampir celakain Olla. Gak waras mereka."

Enzi : [The King Of Phoenix] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang