Happy reading 💜💛
•••
Pandangannya tak pernah sekalipun lepas dari wajah yang terlelap itu. Sudah setengah jam. Zanita tertidur setelah menangis keras. Enzi membawanya masuk ke kost. Menidurkannya di kasur sementara ia mengawasi dari sofa.
Pintu kost Zanita terbuka lebar. Satpam dan para tetangga Zanita jelas diam-diam mengawasi. Enzi tak peduli. Hanya saja jika sampai mereka membuat keributan yang mengusik ketenangan Zanita-nya, Enzi tak akan ragu untuk membantai mereka.
Ketukan di pintu terdengar. Enzi melirik dengan ekor mata memastikan keberadaan Haidar.
Haidar telah kembali. Belakangan cukup sibuk karena mengurus semua masalah di pulau Pangkil. Haidar pergi ke pulau Pangkil usai membereskan masalah Ellie. banyak yang harus ia kerjakan di sana. Mulai dari menutup mulut orang yang melihat penyerangan, mengurus para mayat pembunuh bayaran, serta menyingkirkan jejak mereka dari pulau.
Saat pulang menerima informasi soal Zanita dan segera diperintahkan untuk menemui Enzi.
"Bagaimana?"
Haidar menunduk hormat. Berdiri tepat di pintu masuk, aura Enzi membuat ia tak berani mendekat. Ini tempat pribadi Zanita, dan Enzi tak akan sudi membiarkan lelaki manapun kecuali dirinya memasukinya. Apalagi saat ini Zanita tengah terlelap.
"Para pengawal bayangan yang diam-diam melindungi Nona Zanita, melaporkan bahwa Nona bertemu dengan Ghani Asangkara."
"Apa yang mereka bicarakan?"
"Ghani Asangkara memberitahu Nona bahwa Nona bukanlah anak kandungnya."
"Hn?"
Haidar mengangkat wajah, memandang mata Enzi dengan berbagai spekulasi.
"Dia juga mengatakan soal ingatan masa lalu Nona."
Gelagat itu. Haidar tak pernah membayangkan akan melihatnya sendiri di depan mata.
Enzi ketakutan.
"Dia akan tahu segalanya?"
"Pengaruh obatnya akan pudar kurang dari sebulan, tuan."
Enzi tersenyum miris. Tubuhnya bergetar hebat. Otaknya tak mampu berpikir.
Zanita menangis keras dalam pelukannya, mengatakan bahwa gadis itu hanya membutuhkan dirinya. Zanita ingin Enzi menjadi obat.
Semuanya, apa akan tetap sama?
Saat Zanita tahu segalanya?
Enzi sudah pernah merasakannya. Kehilangan Zanita tepat di depan mata. Bagaimana rasa sakit itu menghantam seluruh persendiannya.
Enzi tak masalah terluka separah apapun. Enzi mampu menahan segala macam luka manapun. Tapi kehilangan Zanita, Enzi akan langsung hancur. Tak bersisa.
Jadi katakan bagaimana ia akan mampu?
"Haidar."
"Ya, Tuan."
"Panggil Agha."
Dan tak ada yang bisa Haidar lakukan selain menuruti perintah Enzi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Enzi : [The King Of Phoenix] ✓
عشوائيNamanya Enzi Kaivan Arkananta. Pemimpin dengan aura tak terbantah yang penuh pesona. Enzi punya segalanya. Harta, kekuasaan, kedudukan. Namun semua hal itu tak serta merta membuat hidupnya bahagia. Sejak awal kata bahagia tak ada dalam kamus hidupny...