Happy reading 💜
•••
"
Kita gak bisa sama-sama."
Enzi menggeleng. Pemuda itu menunduk menyembunyikan senyum keji yang perlahan hadir di wajah tampannya. Sedangkan Zanita, masih berusaha menyadarkan Enzi bahwa situasi yang mereka hadapi kini telah berbeda.
"Biarin aku pergi."
Enzi mendongak. Dengan senyum yang perlahan melebar. Zanita terpaku. Merasa tubuhnya menggigil melihat ekspresi asing nan mengerikan di wajah Enzi.
"Gak akan."
"Kamu gak akan pergi ke mana-mana, Zanita."
"Persetan dengan masa lalu. Akan aku pastiin bahwa kamu tetap di sisi aku."
Zanita mengerjab tak percaya. Seiring air mata yang merebak, gadis itu memandang Enzi nyalang.
Pantas saja, Reza menyebut Enzi mengerikan. Enzi benar-benar rela melakukan apa saja selama ia tetap tinggal. Melihat ia yang tak ingat akan masa lalu malah Enzi manfaatkan. Enzi bahkan mengurungnya agar tak bisa kabur. Andai Reza tak datang menawarkan jalan keluar, Zanita tahu bahwa dia akan selamanya buta.
"Kamu egois." Ujar Zanita.
"Kamu pura-pura datang menawarkan lembaran baru, padahal kamu gak lebih dari kenangan masa lalu mengerikan. K-Kamu pembunuh."
Kaki Zanita lemas. Merasakan aura yang mengelilingi dirinya seolah diliputi titik hitam. Zanita kesulitan meraih pasokan oksigen. Otaknya berdering keras saat melihat wajah rupawan di depannya yang perlahan mendatar.
"G-gimana bisa aku hidup dengan orang seperti kamu?" Lirih Zanita. Ia memejamkan mata bersamaan dengan liquid bening yang keluar dari sana.
Enzi tak dapat mendefinisikan perasaan yang menderanya. Kacau, hancur, bingung, marah. Entah harus seperti apa menggambarkan kefrustasiannya.
Hal yang ia takutkan terjadi. Zanita yang dulu percaya dan bergantung padanya kini malah memandangnya seolah ia monster.
Enzi tak pernah masalah akan penilaian siapa saja. Walaupun segalanya dirampas darinya, Enzi tak pernah masalah. Selama Zanita di sisinya, Enzi merasa lebih dari cukup.
"Kalau nutup mata dan telinga bisa ngebuat kamu tetap bertahan di sisi aku. Aku gak akan pikir panjang buat lakuin itu." Ujar Enzi.
"STOP! KAMU GAK PERNAH PAHAM GIMANA PERASAAN AKU! Siapa aku, Enzi? Siapa?! Rachel? Zanita? Atau keturunan pengkhianat yang kamu bunuh tanpa rasa bersalah?!"
Zanita meledak. Ia mendorong kasar tubuh Enzi hingga pelukan mereka terlepas. Enzi setia dengan wajah datar. Memandang Zanita yang menangis keras sambil menatapnya nyalang.
"Kamu gak bisa berlaku seenaknya! Kamu pikir aku barang, yang bisa kamu miliki sesuka hati?"
"Kamu ngehancurin keluarga aku! Kamu pembunuh! Ayah aku mati di tangan kamu!"
"Dan kamu masih bisa berharap aku bakal tinggal di sisi kamu?" Zanita tertawa sumbang. Hatinya hancur berkeping-keping sementara Enzi hanya menganggap sepele kematian seseorang.
Zanita tak bisa bersama Enzi. Melihat Enzi hanya akan membangkitkan kenangan di mana ayahnya merenggang nyawa.
Enzi harus menyadari bahwa mereka memang tak ditakdirkan bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Enzi : [The King Of Phoenix] ✓
AcakNamanya Enzi Kaivan Arkananta. Pemimpin dengan aura tak terbantah yang penuh pesona. Enzi punya segalanya. Harta, kekuasaan, kedudukan. Namun semua hal itu tak serta merta membuat hidupnya bahagia. Sejak awal kata bahagia tak ada dalam kamus hidupny...