25 || Enzi:[The King Of Phoenix]

4.2K 251 5
                                        

Happy reading 💜💛

•••

Yamaha R1 M itu telah berhenti di depan sebuah gedung sederhana berlantai enam.

Pagar gedung itu telah tertutup. Meski begitu, beberapa orang masih tampak berlalu lalang.

Enzi turun dari motornya sambil membawa sebuah paper bag coklat. Ia mendekati pagar, menarik perhatian satpam yang sedang asik menikmati kopinya di pos jaga.

"Aden siapa ya?" Tanya satpam tersebut setelah berada di dekat Enzi yang berdiri di balik pagar.

Keadaan yang minim pencahayaan membuat wajah Enzi tersamar kan.

Enzi tak bersuara. Lebih memilih mengedarkan pandangan ke sekitar gedung kost. Keberuntungan menghampirinya saat keberadaan dua orang gadis yang ia kenali sebagai teman dekat kekasihnya terlihat.

Naya menahan diri untuk tak berteriak di samping Anna yang tubuhnya telah membeku, akibat melihat keberadaan Enzi.

Keduanya cepat-cepat mendekat. Satpam yang tahu bahwa kedua gadis itu berniat keluar karena adanya mobil jemputan di pinggir jalan segera membukakan pagar.

Enzi yang melihat pagar terbuka sontak langsung memasukinya. Namun satpam lebih dulu menahannya sebelum Enzi melangkah lebih jauh.

"Ehh, Aden teh, siapa? Mau apa ke sini? Ini teh, kost-an khusus cewek, den"

Naya menyenggol Anna untuk cepat bertindak.

"P-pak. Kasih jalan. I-Itu temen, ehh kakak kelas Anna" ujar Anna terbata-bata.

Satpam dengan ragu mulai menarik tangannya yang semula menghalangi akses Enzi untuk masuk. Mau tak mau menuruti perintah anak majikannya untuk memberi Enzi jalan.

"M-mau nyam-nyamperin Zanita, ya kak?" Tanya Naya dengan suara pelan.

Enzi mengangguk.

"K-kalau gitu langsung ke atas aja, kak" suruh Naya cepat.

Enzi langsung berlalu. Meninggalkan Anna yang kini tengah berbicara dengan satpam untuk memaklumi kedatangan Enzi dan menjamin bahwa lelaki itu tak akan berbuat macam-macam.

Enzi menaiki tangga menuju lantai dua. Sepanjang jalan bertemu dengan beberapa penghuni kots-an yang semuanya perempuan.

Enzi berjalan dengan langkah tegap. Wajah dan rambutnya masih agak basah karena ia sempat singgah ke toilet umum untuk mengganti baju serta membilas wajahnya yang terciprat darah.

Kini penampilannya tampak menggiurkan dengan hoddie merah maroon dipadu jeans hitam legam, serta sepatu boot mahal.

Bibir merah keunguannya membentuk garis lurus. Sementara matanya yang berwarna hitam jelaga terus mengarah ke depan. Menyorot satu persatu pintu karena ia harus menemukan angka 103. Wajah tampan Enzi yang basah berkali-kali lipat lebih terlihat mempesona.

Menebar aura dominan. Enzi yang terlihat jantan memaksa para gadis yang lewat tanpa sadar berhenti karena mengangumi sang adonis.

Mereka langsung jatuh hati kepada Enzi yang terasa jauh untuk mereka gapai.

Tok... Tok...

Enzi : [The King Of Phoenix] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang