Happy reading 💜💛
•••
"Oh... Jadi kamu udah nentuin mau ngedukung siapa ya?!" Sadewa berdiri. Diikuti keempat kawannya.
Mereka memandang anak yang sejak awal memiliki aura aneh.
Enzi sejak datang tak pernah berbicara. Lebih parah dari Agha. Anak itu cenderung netral. Tak ikut campur saat mereka berselisih dengan Reza. Tapi sekarang kenapa?
Enzi tak memandang Sadewa. Lebih sibuk membersihkan debu yang menempel di baju berlatihnya. Sampai tiba-tiba ada tangan yang merangkulnya. Ia menoleh dan mendapati Reza yang tersenyum penuh kepuasan.
"Kenapa? Gak terima? Enzi lebih pinter karena ngedukung aku!"
"Enzi. Padahal Reza itu jahat! Dia selalu gak sopan kalau ketemu mommy. Kemarin juga hancurin laptopnya Rafa!" bentak Raldo.
"Anak songong kayak dia kok dibelain!" Timpal Aron. Nyaris maju kembali menerjang Reza jika Rafa dan Agha tak lebih dulu menahannya.
Enzi tetap dengan wajah datarnya.
Dari kejauhan wanita berwajah cantik yang mereka panggil Mommy Vivian datang. Menghampiri para anak lelaki itu dengan senyum keibuan. Di sebelahnya, terdapat sosok gadis kecil. Yang selalu memandang polos dibalik kacamatanya.
"Siap belajar menembak sama mommy? Kali ini kalian jangan sampai kalah sama Anna"
Vivian mengangkat tangan kecil anak angkatnya yang begitu cantik.
"Cih, dia pegang pistol aja , masih gemeteran." sinis Sadewa.
Anna nyaris menangis karena perkataannya.
"Sade, jangan galak-galak sama Anna. Dia itu adek kamu!" Peringat Vivian. Sadewa mendelik.
Wanita yang juga merupakan ibu kandung Sadewa, Vivian Dewi Hanasta. Paling ahli dalam menembak.
"Kenapa tegang gini suasananya?"
Sadewa mendengus. Bersama Agha ia lebih dulu meninggalkan lapangan berlatih bela diri itu. Menuju tempat latihan menembak.
"Enzi nakal mommy." Lapor Raldo, diangguki Aron.
Vivian terkekeh "kalian juga sama nakalnya."
"Iya, cuma Rafa yang baik." ucap Rafa tersenyum mesem. Sebelum di hadiahi pukulan gemas dari Aron dan Raldo ia lebih dulu berlari menyusul Sadewa dan Agha. Anna juga mengikut dengan senyum lebarnya.
"Rafa, tungguin!" Kini tersisa Vivian bersama Reza dan Enzi.
Enzi menatap Vivian agak bingung. Baginya seorang anak yang tak mengenal sosok wanita yang dipanggil ibu, melihat keakraban Vivian dengan kelima temannya terasa sangat asing.
Bagaimana Sadewa, Agha, Raldo, Rafa, dan Aron bahkan Anna bisa begitu dekat dengan Vivian. Enzi dapat merasakan gelenyar nyaman dari interaksi mereka. Yang sayangnya lagi-lagi asing bagi dirinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Enzi : [The King Of Phoenix] ✓
RandomNamanya Enzi Kaivan Arkananta. Pemimpin dengan aura tak terbantah yang penuh pesona. Enzi punya segalanya. Harta, kekuasaan, kedudukan. Namun semua hal itu tak serta merta membuat hidupnya bahagia. Sejak awal kata bahagia tak ada dalam kamus hidupny...