30 || Enzi:[The King Of Phoenix]

4.2K 193 1
                                        

Happy reading 💜💛

•••

"Habis itu dia langsung pergi kan, pas-pasan gitu sama gue. Gue sapa dong, 'hai~', gak dibalas. Malah di pelototin gue, asu"

"Ngomong apa Lo bangsat?"

"Gak ngomong kalau cewek Lo 'asu' kok, Sad"

Sadewa mendengus. Tanpa menghiraukan Aron yang sejak tadi mengoceh tak jelas di tengah markas, ia kembali santai duduk di depan layar TV. Menonton pertandingan tinju sambil menimbang-nimbang, haruskah mempraktikannya pada Aron.

Raldo yang berbaring di paha Agha cekikikan tak jelas sambil menatap layar ponsel. Perhatiannya terbagi antara menonton anime kesukaan atau mendengarkan cerita Aron mengenai video Anna yang ia kirim.

"Akhirnya Anna berani sama Gloria" ujar Aron mengakhiri sesi ceritanya. Dirinya menoleh pada sosok Haidar yang duduk di kursi kayu bagai patung.

"Menurut Lo gimana, Dar?"

Agha mengernyitkan dahi terganggu. Hanya Aron yang senang sekali memancing keributan. Menanyakan Anna pada Haidar? Semua orang tahu seberapa tabunya hal itu, terutama dengan adanya sang rekan.

"Haidar, atur keberangkatan kita ke pulau itu" Enzi cukup peka untuk mengalihkan obrolan. Rafa yang duduk di balik komputer diam-diam menahan tawa melihat Aron yang nyaris menjatuhkan gelas karena kaget Enzi tiba-tiba bersuara.

"Makanya Aron" ejek Raldo yang telah melupakan tontonannya. Aron melayangkan kepalan tangannya sambil mencebik jengkel.

"Baik, Mr. Enzi" Haidar menjawab perintah Enzi.

"Tapi Lo perlu pikirin cara buat gak terlalu narik perhatian, Zi" ujar Rafa.

"Lo aja hubungin asisten dokter itu. Sewa pulaunya untuk dua hari" ujar Enzi

"Gak mancing perhatian tuh?" Sadewa menyahut.

"si dokter ini lagi butuh duit. Lo pikir pindah ke sana ke mari gak keluar banyak apa? Gue cukup pesan atas nama orang lain. Dan beres" jelas Rafa.

"Ini kita semua pergi gitu?"

Rafa mengangguk. Tangannya bergerak mengetik sesuatu di depan layar komputer. Ia akan mengirim e-mail pada asisten dokter itu.

Aron meletakan gelas dengan kasar di atas meja bar.

"Lo juga boleh bawa Zanita, Zi"

"Bener tuh, bener! Sekalian ajak temen ceweknya yang imut-imut itu!" Ujar Aron tiba-tiba semangat.

"Gak dapat Zanita. Naya Roselie pun jadi lah" cengiran lebar hadir di wajah Aron.

Sadewa melempari wajah Aron dengan kulit kacang. Anehnya hal itu tak mengubah sedikitpun ekspresi Aron.

Enzi kelihatan menimbang-nimbang. Jari telunjuknya mengetuk-ngetuk permukaan lengan sofa.

Cukup berbahaya mengajak Zanita. Tapi ia jelas tahu bahwa gadisnya itu sangat menyukai pantai. Cuma pekerjaan kecil. Ia bisa menyelesaikan dengan mudah tanpa menurunkan pengawasan pada Zanita. Setelahnya Enzi berjanji akan menghabiskan waktu dengan gadisnya.

Enzi : [The King Of Phoenix] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang