Happy reading 💜
•••
"Aku mau bayar sendiri."
Enzi tak jadi membuka dompetnya. Pemuda tampan yang terus mendapat lirikan tertarik dari para gadis di butik yang mereka singgahi itu tampak menatap Zanita dengan datar. Isyarat bahwa ia tak suka dengan keputusan Zanita.
"Biar aku."
Zanita tetap menggeleng. Gadis itu seolah merasakan punggungnya perih. Asalnya mungkin dari tatapan laser puluhan gadis yang sejak awal kedatangan mereka langsung memperhatikan.
"Aku bayar sendiri, atau kamu pergi biar aku bisa belanja sendiri?"
Enzi berdecak. Pemuda itu terpaksa kembali mengantongi dompetnya. Wajahnya tertekuk. Namun hanya bisa pasrah melihat wajah Zanita yang sumringah.
Keduanya berjalan ke arah kasir. Dengan membawa gaun berwarna peach blossom yang Zanita pilih. Gaun itu akan ia gunakan nanti malam di prom nigth. Enzi sendiri yang mengajaknya dengan alasan tiap alumni SBN bebas membawa pasangan.
Zanita memberi uang cash. Dengan senyum yang ia atur senormal mungkin meski dalam hati ia mencibir sang kasir yang malah melongo dengan mulut terbuka menatap kekasihnya. Enzi memang menggiurkan. Tapi sayangnya Enzi hanya untuk Zanita. Tentu saja.
Menunggu gaunnya dibungkus, Zanita sengaja menoleh ke arah belakang di mana Enzi berdiri menjulang. Pemuda itu tak mengalihkan tatapan darinya. Zanita menarik Enzi untuk berdiri di sampingnya. Memeluk lengan kekar Enzi. Juga mendaratkan kepalanya ke bahu pemuda itu.
Pandangan kecewa para gadis di sana menjadi hiburan Zanita.
Enzi mengambil alih gaun Zanita yang telah di kemas. Kemudian mengajak gadis itu untuk keluar dari butik. Zanita tak sengaja melihat keberadaan Haidar. Bersama beberapa pengawal lain yang berbaur bersama pengunjung di mall itu.
Sebenarnya, Enzi telah sengaja mengosongkan salah satu mall milik ibunya untuk mentraktir anggota Phoenix. Tapi, Zanita mengatakan bahwa ia ingin membeli gaun di mall lain yang telah lama ia incar. Jadi, Enzi pergi menemani gadisnya untuk berbelanja. Dan tempat itu ramai akan pengunjung lainnya.
Zanita rasa, keamanan Enzi lebih ketat belakangan ini. Apalagi jika pemuda itu berada di tempat ramai. Ia jadi merasa bersalah sudah membuat Enzi pergi jauh.
"Masih ada yang mau dibeli?"
Zanita langsung menggeleng.
"Kita balik aja."
Sepanjang jalan mendengar celotehan Zanita, Enzi sesekali tersenyum tipis sambil membalas gadisnya. Mereka tiba di parkiran dan Enzi telah membuka pintu mobil untuk Zanita.
Zanita yang tak kunjung masuk, membuat Enzi mengernyit bingung.
"Zani?"
Gadisnya menghentikan langkah. Menatap ke depan dengan pandangan terkejut. Enzi langsung mengikuti arah pandang Zanita dan berhasil menemukan objek yang menjadi pusat perhatian Zanita sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Enzi : [The King Of Phoenix] ✓
عشوائيNamanya Enzi Kaivan Arkananta. Pemimpin dengan aura tak terbantah yang penuh pesona. Enzi punya segalanya. Harta, kekuasaan, kedudukan. Namun semua hal itu tak serta merta membuat hidupnya bahagia. Sejak awal kata bahagia tak ada dalam kamus hidupny...