PERANCIS

1.8K 123 1
                                    

Pertemuannya dengan Noel sahabat dekatnya ketika masih berada di Boston membawa dampak yang positif bagi kehidupan psikis Velicia. Ia merasakan kelegaan di sudut hatinya. Setidaknya ia tahu bahwa sahabatnya masih perduli padanya.
Ia juga bisa mengobati kerinduannya akan sosok yang sudah menopangnya saat ia terpuruk di Boston.

Selama di New York,ia selalu menutup diri dalam membangun hubungan pribadi dengan orang lain. Biasanya hubungan itu hanya sebatas rekan bisnis dan bersifat formal.

Yang ia punya hanyalah aunty Marry, Adrian sekertarisnya dan belakangan ini Edgard Rayyan rekan bisnisnya.

Tapi perasaannya tak sama seperti saat ia bersama Noel, Nancy,Jose, Brady dan Nichole. Terutama Nancy dan Noel. Dua sahabat yang mendapat tempat istimewa dihatinya. Yang selalu ada dan mendukungnya saat ia terpuruk dan jatuh bahkan hampir meregang nyawa.

Sebenarnya mudah saja baginya untuk kembali membuka hubungan bersama mereka. Tapi Velicia tahu,disana pasti ia akan bertemu Pirentz. Seseorang yang sangat dibencinya.
Karena mereka juga adalah sahabat Pirentz dan lagipula ia sudah berjanji tidak akan menginjakkan kakinya lagi di Boston.

Langkah kaki Adrian menyadarkan Velicia dari lamunannya.

"Ada apa Adrian?".

"Aku baru menerima sebuah panggilan telepon dari Paris. Sebuah perusahaan menawarkan kerjasama dan membutuhkan jaringan keamanan dari kita"jelas Adrian.

"Kirimkan berkasnya di emailku".

"Sudah aku kirimkan tadi".

Velicia membuka tabletnya dan memeriksa email tersebut. Ia mempelajarinya secara detail. Dari awal ia membangun jaringan bisnisnya ia selalu berhati-hati menerima kerjasama. Ia tidak mau ia ceroboh dan bertemu dengan Pirentz,mengingat jaringan bisnis Pirentz sama seperti miliknya juga. Menggurita.

"Baiklah. Siapkan jadwalnya. Aku akan ke sana sekalian mengunjungi anak perusahaan kita".

Adrian mengangguk lalu keluar.

Sementara itu..

Pirentz baru saja mengakuisisi sebuah perusahaan properti bernama Klepierre. Ia berniat mengembangkannya dan mengubah sistem keamanan databasenya terlebih dahulu. Ia telah mendengar tentang salah satu perusahaan IT terbaik yang ada di bawah naungan V-Realty Trust. Dan ia memutuskan untuk menggunakan jasa IT dari mereka.

Sesuai jadwal Velicia dan Adrian tiba di bandara Charles De Gaulle beberapa hari setelah konfirmasi.

Mobil yang menjemput mereka membawa Velicia dan Adrian ke hotel Pennsylvania miliknya untuk beristirahat.

Keesokan harinya tepat pukul 9 pagi Velicia dan Adrian sudah tiba di Klepierre. Mereka disambut oleh direktur utama dan mengarahkan mereka menuju ruang meeting yang telah disediakan.

Velicia masuk dan duduk di tempat yang disediakan. Ia membelakangi pintu masuk.

"Kita akan menunggu pemilik utama dari perusahaan ini. Beliau dalam perjalanan..".

Velicia mengangguk. Ia membuka tablet_nya dan memeriksa email yang masuk.

Pintu terbuka.
Pirentz berjalan menuju kursi kebesarannya. Ia melihat seorang perempuan duduk tanpa menghiraukan kehadirannya.
Pirentz berdehem.

"Selamat datang Miss..".

Pirentz berdiri kaku saat perempuan itu mengangkat wajahnya. Suaranya tercekat.
Velicia pun sama. Wajahnya tegang tapi ia berusaha menekan kegugupannya. 10 tahun berlalu dan ia sama sekali tak menduga akan bertemu dengan Pirentz.

"Thanks Mr Ronalds".

Ucap Velicia pendek tanpa melihat pada Pirentz. Pirentz masih mematung.

Ia mengusap wajahnya kasar dan mengeraskan rahangnya.
Rasanya ia ingin memeluk tubuh kecil yang ia sangat rindukan. Ia benar-benar tidak bisa berpikir sama sekali.

"Maaf tuan,bisakah kita segera mulai?".

Direktur utama menyadarkan Pirentz. Pirentz mengangguk tapi pandangannya masih terpaku pada perempuan didepannya. Ia berusaha sekeras mungkin untuk menekan perasaannya.

Pirentz menegakkan punggungnya dan menghembuskan napasnya pelan. Ia mulai menjelaskan secara rinci bagian kerjasama yang ia inginkan.

Velicia benar-benar tak menyimak dengan baik. Pikirannya kacau balau. Inilah hal yang dihindarinya selama ini. Tapi takdir masih saja mempermainkannya.

Apakah aku harus membatalkannya??

Itulah kalimat yang sedari tadi dipikirkannya. Berulang-ulang.

Tidak. Aku adalah Velicia yang kuat. Aku baik-baik saja. Aku harus profesional.

Setelah Pirentz selesai,giliran Velicia memaparkan keunggulan dan keuntungan sistem IT mereka. Pirentz benar-benar terpesona.

Dia membuktikan dirinya. Aku kagum padamu Vel.

Setelah kesepakatan ditandangani Adrian segera membereskan berkas-berkas Velicia.

"Bisakah kalian meninggalkan kami?".

Pinta Pirentz.

"Aku rasa kita tak punya urusan lagi Sir".

Potong Velicia datar.

Pirentz menatapnya dengan pandangan memohon.
Velicia berdiri dan hendak melangkah.

"Aku mohon. Hanya sebentar"pinta Pirentz.

"Maaf. Tapi kita tidak sedekat itu untuk berbicara berdua. Jika anda ingin mengatakan sesuatu. Katakanlah. Aku sibuk"Kata Velicia tegas.

Pirentz menatapnya tak percaya. Pandangan mata Velicia begitu tajam dan menusuk. Kata-katanya begitu tegas dan tak terbantahkan.

Benar-benar bukan Velicia yang dulu.

Tak ada senyuman dan keramahan sama sekali.

Pirentz masih terpaku di tempatnya. Velicia memutar tubuhnya dan berjalan keluar diikuti Adrian.

Direktur utama dan Adrian masih menaruh tanda tanya besar. Sebenarnya ada apa diantara boss mereka.

Ketika hendak mencapai lobi, Pirentz berjalan setengah berlari mengejar Velicia.

"Berikan aku kesempatan untuk berbicara".

Velicia terus melangkah keluar.

"Anda bisa menghubungi sekertarisku".

Velicia naik ke mobil dan membanting pintu dengan keras.

Adrian membungkuk pada Pirentz dan menyusul Velicia di mobil.

Pirentz menghubungi sopir untuk membawakan mobil.

Aku tak akan kehilanganmu lagi.

Ia hanya menatap mobil Velicia yang melaju meninggalkan dirinya.
Tak lama kemudian mobilnya datang.

"Aku akan mengemudi sendiri".

Ia masuk ke mobil dan membuntuti mobil Velicia.

Kau tahu Vel,aku akan mencarimu sampai ke ujung dunia.

***

NOT SAME (COMPLETE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang