ENGAGEMENT

531 23 3
                                        

Pirentz sedang membereskan meja kerjanya ketika ponselnya berdering. Ia melihat keluar jendela dan benar saja hari sudah senja.

Ia segera menjawab ponselnya.

"Maaf Tuan, ada kiriman paket dari New York untuk Anda. Orang ini bersikeras bahwa Anda harus menerimanya tanpa di wakili".

Suara pengurus mansion terdengar di seberang. Kening Pirentz berkerut dan tanpa pikir panjang ia menjawab.

" Katakan padanya aku akan tiba setengah jam lagi. Ia harus menunggu".

Dengan langkah bergegas Pirentz segera menuju lobi. Ia meminta Davina sekertarisnya untuk membereskan meja kerjanya.

Sepanjang perjalanan ia terus berpikir, apa dan siapa yang mengirim paket itu. Ia baru saja kembali menampakan diri setelah menghilang beberapa bulan. Dan belum banyak orang yang tahu ia kembali.

Yang paling aneh adalah mansion itu. Tak ada orang lain yang tahu alamat mansion itu kecuali Velicia, Noel dan Edgard.

Ini aneh!!

Pikirnya. Namun ia berusaha berpikir positif. Ia akan tahu jawabannya ketika sampai di sana.

Setelah menyetir dengan sedikit mengebut akhirnya Pirentz tiba di mansion. Dengan menekan kode di ponselnya, gerbang terbuka otomatis dan mobilnya langsung masuk ke halaman mansion.

Suasana tampak sepi, bahkan beberapa sudut mansion tampak gelap. Memang biasanya pengurus mansion akan memadamkan lampu - lampu pada beberapa ruangan yang tidak terpakai. Ini untuk menghemat, katanya.

Pirentz langsung masuk ke dalam rumah. Pelayan menghampirinya dengan tersenyum.

"Paketnya ada di depan kamar di lantai atas Tuan".

Pirentz merasa aneh. Ia ingin bertanya tapi rasa penasaran mendesak kakinya untuk segera naik ke lantai atas, ke kamar Velicia dulu.

Pirentz tak menemukan apapun di depan pintu. Lalu tangannya mencoba membuka pintu. Kamar yang gelap membuat tangan Pirentz meraba saklar untuk menyalakan lampu.

Tekk!!!

Lampu hidup dan Pirentz terkejut melihat Velicia ada di hadapannya dengan senyum bahagia.

"Welcome home , Rentz".

Velicia merentangkan kedua tangannya untuk memberi isyarat agar Pirentz memeluknya.

Detak jantung Pirentz tak karuan. Ia benar- benar tak percaya Velicia akan datang ke rumah ini lagi.

" Kau berhasil membuat jantungku berdetak tak karuan".

Ucap Pirentz yang memeluk Velicia erat dan mendaratkan kecupan kecil di kening Velicia.

"Aku merindukanmu. Sangat merindukanmu".

Jawab Velicia lalu melepas pelukannya.

" Bersihkan dirimu. Aku akan menyiapkan makan malam untuk kita".

Kata Velicia sambil mengelus rahang Pirentz lembut lalu memberi satu kecupan di bibirnya.

"Terima kasih Vel".

Ucap Pirentz serak. Antara percaya dan tidak, ia merasa cinta yang hampir sekarat sekarang tumbuh lagi, bahkan lebih kuat dari dulu. Matanya berkaca- kaca. Ia membuang wajahnya dan pura- pura berjalan ke kamar mandi.

Air matanya mengalir begitu saja ketika ia menutup pintu kamar mandi. Ia menyandarkan kepalanya di tembok dan menangis tersedu- sedu.

Ia tak pernah membayangkan akan memiliki momen ini lagi. Bahkan ia sudah pasrah dan putus asa. Tak ada jalan untuk pulang.

NOT SAME (COMPLETE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang