Tiba di mansion Grandma dan Adrian segera naik ke kamar tempat Velicia di rawat. Perlahan Adrian mendorong daun pintu dan masuk. Diikuti oleh Grandma.
Dokter segera menghampiri mereka dan memberi isyarat untuk tak bicara keras-keras.
"Aku tidak memberi apa-apa padanya. Kondisi tubuhnya sehat. Dia hanya butuh istirahat dan waktu lebih untuk menerima kenyataan".
Adrian dan Grandma hanya terdiam mendengar perkataan dokter.
Tiba-tiba ponsel Adrian berbunyi, ia segera berlari kecil keluar dari situ untuk menjawabnya.
Nama Noel tertera di layar.
" Ya dia baru siuman tapi... Sesuatu terjadi lagi. Dan.. ".
" Aku akan ke sana. Aku tak peduli apapun lagi".
"Aku sungguh tak tahu harus melakukan apa. Ini sangat berat untuknya Noel".
" Kita akan bicara setelah aku tiba. Semoga ada yang bisa kita lakukan".
Noel mengakhiri panggilannya. Adrian kembali ke kamar Velicia.
"Ayo turun dan minum sesuatu. Aku ingin membicarakan sesuatu denganmu".
Kata Grandma pada Adrian. Kemudian keduanya turun ke lantai bawah.
Sementara itu di penthouse- nya Pirentz, Noel, Jose dan Andrew sedang membahas hasil penyelidikan terbaru yang di laporkan anak buah mereka di lapangan.
Pirentz terus memandang ponselnya. Seharian ini ia belum mengecek notifikasi.
Tiba-tiba tatapannya terpaku pada layar ponselnya. Tanpa menunggu ia segera mengambil kunci mobil dan berlari menuju lift.
Noel, Jose dan Andrew yang tengah bicara terkejut dan segera ikut berlari menuju lift.
Mereka terlambat. Mobil Pirentz sudah menghilang di ujung lorong.
Ketiganya bergegas masuk ke mobil lainnya dan segera menyusul mobil Pirentz.
Hari hampir senja. Beruntung tidak terlalu macet sehingga mereka terus melaju. Andrew sedikit heran begitu ia menyadari rute mereka ke Staten Island.
"Aku rasa, Pirentz akan ke mansion keluarga Rayyan".
" Mansion?? ".
Timpal Jose. Ia melirik Noel yang sedang mengemudi.
" Velicia sudah siuman tadi siang, tapi ia pingsan lagi".
Kata Noel dengan suara pelan. Andrew yang duduk di jok belakang mencondongkan tubuhnya diantara kursi Noel dan Jose.
"Adrian mengatakannya padaku. Tapi kenapa Pirentz bisa senekat itu? Padahal aku belum memberitahunya".
Tambah Noel. Ketiganya terdiam. Sibuk dengan pikiran masing-masing. Mencoba menemukan alasan Pirentz.
Akhirnya mereka tiba di Staten Island saat hari sudah gelap.
Setelah memarkir mobilnya, Pirentz tak menoleh sama sekali. Ia tahu ketiga sahabatnya ada di belakangnya.
Pirentz lalu berjalan cepat ke dalam rumah. Ia langsung menaiki tangga ke lantai atas, ke kamar Velicia.
Velicia telah sadar setengah jam yang lalu. Ia berbaring membelakangi pintu. Dengan air mata yang tak mau berhenti ia terus mendekap dadanya dan mengusapnya tanpa henti.
Ada rasa sakit dan sesak yang teramat di dalam sana. Bayangan nisan Edgard terus berputar di kepalanya.
Pirentz mendorong daun pintu dan masuk. Ia berdiri sejauh tiga langkah dari ranjang Velicia.
KAMU SEDANG MEMBACA
NOT SAME (COMPLETE)
RomanceKehidupan masa lalu yang menyakitkan membuat Velicia mengambil keputusan untuk pergi. Ia melarikan diri ke New York untuk mencoba takdirnya sendiri. Meraba dalam gelap dan berjuang dengan menggertakan gigi. Sebuah keputusan mendadak tapi membawa per...
