Hari lelang amal yang ditetapkan di New York telah tiba. Setiap tahun para konglomerat dan pengusaha kaya raya akan mengikuti lelang yang akan disumbangkan untuk kemanusiaan.
Seperti biasa para designer perhiasan terbaik dunia akan berusaha menampilkan produk terbaik mereka.
Dan lelang tahun ini akan di selenggarakan oleh Christie yang sudah terkenal di kalangan konglomerat dunia.
Velicia baru saja menyiapkan dirinya. Hari ini ia tak ke kantor. Dari rumah ia akan langsung ke tempat lelang amal.
Ketika sarapan ia berbicara dengan aunty Marry.
"Hari ini aunty istirahat saja di rumah. Aku tak masuk kantor".
"Apa nona baik-baik saja?".
"Ya. Aku hanya ada sedikit urusan. Adrian akan menemaniku".
"Baiklah. Apapun itu aunty doakan keberuntungan untukmu".
"Thanks aunty. Aku menyayangimu".
Velicia dan Adrian tiba agak terlambat. Memang Velicia sengaja datang terlambat.
Ia tak ingin Pirentz menemukannya lebih dahulu. Ia ingin menghindari Pirentz. Ia yakin Pirentz pasti datang.
Ia masuk,ruangan terlihat penuh. Ia mengambil posisi paling belakang dekat pintu keluar. Adrian duduk di baris depannya.
Karena postur tinggi Adrian tubuh Velicia tertutup. Ia tak kelihatan dari depan.
Tibalah lelang produk utama.
"Produk utama untuk lelang tahun ini adalah...".
Pembawa acara menjeda ucapannya. Semua mata tertuju pada kotak kaca yang disorot lampu tapi masih tertutup kain.
"Blue Diamond Ring Oppenheimer. Berlian biru yang didesign khusus dan satu-satunya di dunia. Mewah dan elegan.
Kita mulai dengan tawaran $10 juta."
"$20 juta"jawab pria dengan nomor 5.
"$25 juta"suara pria dengan nomor 13.
"$30 juta".
Seorang wanita dengan nomor 25.
Hening tak ada yang menawar lagi.
"$50 juta".
Suara pria dengan nomor 2.
Velicia kaget dengan tawaran pria itu dan ia lebih kaget dengan suara itu. Ia mengenalnya.
Bahkan menghafalnya. Jantungnya sudah tak karuan. Aku benar,Pirentz disini.
"Baiklah tak ada penawaran lagi maka fix cincin ini menjadi milik penawar nomor 2. Sampai jumpa tahun depan".
Velicia bangkit berdiri dan menuju toilet. Pikirannya kacau sekali.
Pasti Pirentz membelikannya untuk Anna.
Entah mengapa ia merasa sakit di sudut hatinya. Ia mencuci tangannya ,menarik napasnya dan keluar dari toilet.
Baru saja ia akan melangkah, seseorang menariknya dan memeluknya erat.
"Aku merindukanmu Vel"kata Pirentz.
"Lepaskan aku".
"Tidak Vel. Aku merindukanmu , sangat merindukanmu".
"Kendalikan dirimu. Atau ini akan menjadi skandal".
Velicia mendorong Pirentz dan berjalan menuju parkiran. Ia merasa akan jatuh sekarang. Lututnya terasa goyah.
Aku juga merindukanmu Rentz,tapi aku membencimu..
Ia tak menyadari Edgard melihat semua kejadian di toilet tadi. Edgard sebenarnya ingin ke toilet juga,tapi langkahnya terhenti melihat Velicia di pelukan seorang pria.
Ia mendengar dengan jelas percakapan mereka.
Velicia masuk ke dalam mobil dan menyetir dengan mengebut. Pirentz yang mengejarnya segera menyusulnya di jalan raya.
Edgard tidak mau ketinggalan. Ia menyusul dua mobil di depannya. Ia penasaran sekaligus takut terjadi sesuatu yang buruk pada Velicia.
Velicia memarkirkan mobilnya di taman kota. Lalu berjalan menuju tepi danau buatan dan duduk di kursi yang di sediakan.
Ia memeluk dirinya sendiri dan menangis.
Pirentz memarkirkan mobilnya.
Bahkan tempat favoritmu belum berubah Vel.
Ia berjalan mendekati Velicia.
Edgard baru saja tiba. Ia memilih tetap di tempatnya. Ia ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi.
Pirentz mendekati Velicia dan berlutut di hadapannya.
"Aku minta maaf untuk segalanya Vel".
"Untuk apa kau datang lagi Rentz saat aku sudah baik-baik saja".
Velicia menatapnya dengan penuh airmata.
"Aku merasa sangat bersalah padamu. Maafkan aku".
"Lalu kau ingin apa Rentz ?".
"Aku ingin kesempatan kedua. Aku masih mencintaimu".
"Apa kau ingin aku percaya Rentz?".
"Ya. Aku tahu kau masih mencintaiku, mari kita mulai semuanya dari awal".
Velicia menyeka airmatanya dan menatap Pirentz tajam.
"Aku memang pernah mencintaimu, tapi itu dulu Rentz. Sekarang yang aku punya adalah kebencian. Tak ada cinta sedikit pun".
"Kau bohong Vel. Lihat aku. Tatap mataku dan katakan kau tak mencintaiku lagi"suara Pirentz bergetar.
"Aku sudah memaafkanmu 10 tahun lalu tapi aku tak akan pernah melupakan luka yang kau berikan untukku. Aku mencintaimu dengan seluruh hidupku tapi kau tidur dengan Anna mantan kekasihmu dan kau bahkan menyembunyikan itu dariku. Dan yang membuat aku semakin membencimu adalah saat aku dan Anna ada di hadapanmu, kau selalu memilih Anna dan meninggalkan aku sendiri seperti orang bodoh".
Velicia menyeka airmatanya yang sudah membanjir.
Betapa sakitnya masih terasa sama walau ini sudah 10 tahun berlalu. Ia mengangkat pergelangan tangan kirinya.
"Kau lihat ini. Saat aku terbaring antara hidup dan mati karena rasa cinta bodohku padamu, kau tetap memilih Anna dan meninggalkanku sendiri di ranjang rumah sakit. Itu yang kau sebut cinta??".
Teriak Velicia kencang.
"Dan saat aku berharap kalaupun aku mengalah pada Anna demi dirimu setidaknya aku bisa membawa cintaku utuh untukmu tanpa kebencian. Tapi itu hanyalah mimpiku saja, karena bahkan di hari kelulusanku yang seharusnya bahagia kau melukaiku lagi dengan hal yang sama, memilih Anna dan meninggalkanku sendiri di lorong kampus tanpa berbalik sedikitpun."
"Aku membencimu Rentz, bahkan di kehidupan berikutnya"teriak Velicia histeris.
Rasa sesak yang dipendamnya selama 10 tahun akhirnya bisa ditumpahknnya pada orang yang tepat.
Pirentz menariknya dalam pelukannya.
"Maafkan aku Vel. Maaf. Kau boleh menghukumku untuk itu semua".
"Aku mohon, pergi dari hidupku dan jangan muncul lagi di hadapanku Rentz"ucap Velicia pelan.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
NOT SAME (COMPLETE)
RomanceKehidupan masa lalu yang menyakitkan membuat Velicia mengambil keputusan untuk pergi. Ia melarikan diri ke New York untuk mencoba takdirnya sendiri. Meraba dalam gelap dan berjuang dengan menggertakan gigi. Sebuah keputusan mendadak tapi membawa per...
