DO IT FOR YOU

906 46 0
                                        

Akhir-akhir ini Velicia merasa ada yang berbeda dari sikap Edgard padanya. Ia lebih banyak meluangkan waktu untuk Velicia. Padahal setahu Velicia Edgard adalah orang yang sibuk sama seperti dirinya.

Edgard tak lagi mengumbar kata cinta untuknya. Ia lebih terlihat seperti Noel yang memperlakukan Velicia di masa lalu.

Sebenarnya Velicia ingin bertanya pada Edgard tapi ia takut Edgard akan salah paham padanya.

Jujur saja Velicia sangat tersentuh dengan perlakuan-perlakuan kecil Edgard padanya dan ia merasa nyaman. Hanya saja terkadang ingatan masa lalu membuatnya kembali sadar untuk tidak membawa perasaannya terbuai.

Ia takut, bahkan membayangkannya saja ia tak mau. Jika ia terlanjur merasa nyaman dan ternyata itu bukanlah seperti apa yang ia pikirkan maka tidak menutup kemungkinan bahwa ia akan jatuh untuk kedua kalinya.

Itulah sebabnya ia berjuang keras untuk menekan perasaannya dan lebih berhati-hati memahami perlakuan Edgard padanya.

Ia tersadar dari pikirannya yang melayang jauh saat Adrian menghubunginya dan mengatakan seseorang ingin bertemu dengannya.

Pintu ruangan Velicia terbuka. Pria yang sedari tadi menguasai pikirannya berdiri di hadapannya dan tersenyum. Velicia menegakkan punggungnya.

"Apa aku menganggu waktumu?"tanya Edgard.

"Duduklah Ed. Ya dan tidak"balas Velicia.

"Apa maksudmu Vel?".

"Sebenarnya aku sedikit terganggu tadi tapi sekarang tidak lagi".

"Hei itu sama saja. Bukan itu jawaban yang ingin kudengar"protes Edgard.

"Baiklah. Tadi aku sedang memikirkan sesuatu dan pikiran itu terputus begitu Adrian menghubungiku. Dan setelah aku tahu itu kau aku merasa baik-baik saja"jelas Velicia panjang lebar.

"Jadi apa yang kau pikirkan?".

"Ayolah Ed. Kau seperti sedang menginterogasi terdakwa kejahatan".

Edgard tertawa mendengar ucapan Velicia. Velicia menatapnya kesal.

"Hentikan itu Ed.."protes Velicia.

"Ya,ya. Aku hanya ingin mengajakmu makan siang Vel. Aku bosan makan sendiri".

"Aku malas keluar Ed. Jadi bisakah kita memesan untuk makan di sini saja?".

"Terserah padamu. Aku hanya ingin makan siang denganmu. Tempatnya tidak masalah selama ada dirimu".

Velicia menatapnya lama.

"Kau begitu puitis sama seperti orang yang sedang jatuh cinta".

"Oh ya..tebakanmu tepat sekali Vel".

Velicia terlihat sedikit tegang mendengar jawaban Edgard. Itu sama sekali di luar perkiraannya. Ia menggigit bibirnya.

Semua tak luput dari pengamatan Edgard.

"Jadi apa yang harus kita pesan untuk makan siang kita?" tanya Edgard tiba-tiba yang membuat Velicia tersentak.

"Oh itu..terserah padamu. Aku apapun. Aku bukan tipe pemilih" jawab Velicia gugup.

"Ada apa dengan raut mukamu Vel?"goda Edgard.

Velicia berdiri dan berkacak pinggang.

"Berhentilah menggodaku Ed atau kita batal makan siang".

Edgard mengacak rambut Velicia.

"Hei aku hanya bercanda. Maafkan aku".

Velicia membuang mukanya dan melipat tangannya di dada.

Bukan itu Ed,aku yang harus minta maaf. Tapi siapa perempuan yang berhasil membuatmu jatuh cinta?

Edgard menepuk pundaknya.

"Hei aku benar-benar minta maaf. Vel,..".

"Lupakan . Aku baik-baik saja. So,apa yang kau pesan?"kata Velicia.

Edgard menggeleng.

"Aku bahkan belum membuka aplikasinya".

Velicia merampas ponsel milik Edgard lalu duduk di sofa panjang. Edgard ikut duduk disampingnya.

Velicia membuka aplikasi pengiriman makanan dan mulai menscroll untuk melihat menu. Edgard mencondongkan sedikit tubuhnya ke depan melalui celah leher Velicia untuk melihat menu.

Velicia benar-benar tidak bisa konsentrasi. Ia hanya membolak balik daftar menu tanpa membacanya sama sekali.

Betapa tidak ini adalah pertama kalinya ia begitu dekat dengan Edgard. Deru hangat napas Edgard melalui celah lehernya membangkitkan efek lain di tubuhnya.

Belum lagi aroma maskulin citrus dan kayu yang keluar dari tubuh Edgard membuatnya menahan panas di kedua pipinya.

Ini tidak bisa dibiarkan. Betapa memalukannya diriku saat ini.

Velicia berdiri dan memberikan ponsel pada Edgard.

"Kau yang pilih saja. Aku ke toilet sebentar".

Edgard hanya menatap punggung Velicia yang menjauh sambil mengendikan bahunya.

Ia lalu melihat daftar menu dan memesan makan siang untuk mereka berdua.

Sementara itu Velicia masih menetralkan jantungnya di toilet. Ia mencuci tangannya lalu menyugar rambutnya.

Ia berdiri di hadapan cermin dan melihat pantulan dirinya disana.

Ada apa dengan diriku?
Dulu Edgard menyatakan perasaannya dan kuabaikan.
Sekarang ia telah jatuh cinta pada seseorang dan aku merasa patah hati. Aku egois???
Tapi barusan ada yang salah dengan degup jantungku...
Aku memalukan sekali...

Velicia menghentakkan kakinya kesal dan berjalan mondar-mandir.

"Vel,apa kau sudah selesai?pesanan kita sudah sampai"Edgard mengetuk pintu dan berteriak padanya.

"Ya. Aku segera keluar".

Velicia segera keluar dan menghampiri Edgard. Benar. Di atas meja terdapat beberapa makanan dan minuman.

"Maaf membuatmu menunggu Ed".

"Apa kau baik-baik saja?"tanya Edgard.

"Ya Ed. Memangnya apa yang kau pikirkan?"balas Velicia.

"Tidak. Tidak ada. Aku hanya bertanya saja. Ayo makan aku sudah lapar".

Velicia mengangguk dan duduk disamping Edgard. Ia mengambil makanan dan membukanya lalu memberikannya pada Edgard.

Mereka makan dalam keadaan diam. Edgard menikmati makanannya sedangkan Velicia masih sibuk dengan pikirannya sendiri.

Selesai makan Velicia membereskan meja dan membuangnya di kotak sampah. Ia menarik tangan Edgard menuju wastafel.

"Cuci tanganmu Ed"perintah Velicia.

Edgard menurut tanpa membantah sedikitpun.

Setelah itu  mereka kembali ke sofa. Edgard melihat arlojinya.

"Maafkan aku,tapi waktu makan siangku telah habis".

"Terima kasih Ed. Aku sangat menikmati makan siang ini"balas Velicia.

Edgard tersenyum padanya dan menatapnya.

"Aku senang bisa membuatmu tersenyum. Jadi kembalilah bekerja dengan semangat. Jangan pikirkan apapun".

Velicia hanya mengangguk.

Kau tahu Ed,aku hampir gila saat ini.
***

NOT SAME (COMPLETE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang