Velicia keluar dari walk in closet dan pergi ke kamar mandi untuk membasuh wajahnya. Setelah menangis ia merasa sedikit lega.
Ia mengganti pakaian dengan piyama dan matanya terpaku pada dua gelas yang isinya berbeda terletak di nakas.
Ia menyentuh gelas susunya dan masih sedikit hangat. Terbayang wajah Edgard seketika di benaknya.
Dengan langkah tergesa ia menuruni tangga dan berniat menemui Edgard.
Tapi suasana ruangan redup. Hanya cahaya lampu dari dapur yang menyala. Ia menekan saklar di dekat tangga.
"Ed? " panggilnya perlahan. Sambil berjalan mengitari ruangan untuk mencari sosok Edgard.
Ia tak menemukan pria itu. Pandangan matanya menyapu tiap sudut ruangan dan ia mendapati semua tertata dengan rapi dan bersih.
Bahkan perabotan di dapur telah dicuci dan disimpan kembali di tempat semula. Aroma pengharum lantai yang segar menandakan lantai tempatnya berpijak pun sudah dibersihkan.
Seketika hatinya mencelos.
Maafkan aku Ed. Aku begitu egois. Aku mengabaikanmu...
Velicia bicara pada dirinya sendiri. Ia menjatuhkan diri di sofa dan menyugar rambutnya. Aroma tubuh Edgard masih tersimpan samar disana.
Dengan langkah gontai ia kembali ke kamarnya. Rasa bersalah menghantui dirinya.
Ia meraih ponsel dan melakukan panggilan telepon pada Edgard.
"Ya. Vel. " jawab Edgard begitu terhubung.
"Aku mencarimu dan kau tak ada" balas Velicia.
"Aku pikir kau sudah tidur jadi aku memutuskan untuk pulang dan istirahat".
" Ed.. "
"Apa kau butuh sesuatu? ".
" Maafkan aku. Dan terima kasih untuk segelas susu hangat di kamarku"nada suara Velicia tercekat.
"Ah, itu bukan apa-apa Vel. Semua orang melakukan hal itu".
" Tidak. Itu tidak benar. Hanya orang tulus yang mau melakukannya".
"Aku rasa aku harus mandi sekarang. Aku benar-benar lelah Vel. Aku tutup telponnya".
" Terima kasih Ed. Selamat beristirahat".
Edgard tak menjawab lagi. Panggilan telpon itu putus begitu saja.
Velicia menggigit bibirnya. Sedangkan di apartemennya Edgard sedang bersandar pada tembok balkon.
Ia membuang jauh pandangannya keluar jendela dan tersenyum getir.
Biarkan saja aku terlihat bodoh dihadapanmu Vel, aku melakukannya karena aku peduli dan aku mencintaimu.
Aku ingin kau membagi rasa sakitmu denganku tapi kau menutup dirimu dan membangun tembok tipis disana.
Aku tak akan menyerah. Aku akan menunggu sampai dinding itu retak dan hancur.
Seberapa banyak kau mengabaikan aku, sebanyak itupun aku akan berusaha untuk dekat padamu.
Aku tak akan melakukan kesalahan yang sama sampai kau mengatakan perasaanmu yang sebenarnya padaku.
Aku akan menunggumu walau pada akhirnya itu sia-sia, aku akan tetap berdiri di sampingmu sampai kau menoleh padaku .
Aku mencintaimu Vel, selalu...
Edgard melepas pakaiannya dan masuk ke kamar mandi. Ia mengguyur tubuhnya di bawah shower sambil memejamkan matanya. Mencoba melepas lelah di hati dan tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
NOT SAME (COMPLETE)
RomanceKehidupan masa lalu yang menyakitkan membuat Velicia mengambil keputusan untuk pergi. Ia melarikan diri ke New York untuk mencoba takdirnya sendiri. Meraba dalam gelap dan berjuang dengan menggertakan gigi. Sebuah keputusan mendadak tapi membawa per...
