Setelah berdiam agak lama dan merasa lebih baik Velicia memesan taksi online. Tak lama setelah itu ia sudah berada dalam taksi yang membawanya pulang tapi bukan ke penthouse melainkan ke apartemen Adrian.
Ya. Ia memutuskan untuk menginap di apartemen Adrian. Ia hanya butuh teman bicara saat ini setelah rentetan kejadian hari ini.
Harus diakui bahwa ia maksudnya perasaannya sedikit terganggu dengan pertemuannya bersama Edgard. Apalagi perempuan lain yang Velicia duga adalah kekasih Edgard.
Jujur ia merasa cemburu dan sakit hati. Ditambah sikap Edgard yang cuek padanya. Lengkaplah patah hatinya.
Ia meninggalkan mobilnya di situ yang akan diambil oleh sopirnya di kantor. Ia melihat pada spion dalam taksi dan menertawakan dirinya. Lalu melempar pandangannya keluar jendela. Sengaja kaca di buka dan membiarkan angin malam memainkan rambutnya kian kemari.
Butuh waktu setengah jam untuk tiba di kawasan apartemen Adrian yang tak kalah mewahnya. Ia segera melapor pada sekuriti yang juga sudah mengenalnya dengan baik sebagai kakak perempuan Adrian. Dan langsung menuju apartemen Adrian.
Berdiri di depan pintu dan menekan beberapa kombinasi angka lalu pintu terbuka. Suara televisi menyambut kedatangan Velicia di ujung tangga.
Ia mengedarkan pandangan tapi tidak melihat Adrian. Dengan malas ia menyalakan lampu lalu menuju dapur.
Membuka kulkas dan mengeluarkan makanan cepat saji juga sebotol jus buah.
Ia melepaskan mantelnya dan duduk bersila di depan televisi dan makan.
"Astaga! Aku kira ada hantu tengah malam Velicia" suara Adrian terdengar dari balik punggung Velicia.
Adrian memutar lalu berdiri di depan Velicia dengan tatapan menyelidik.
"Jangan katakan kau bangkrut atau.... " tambah Adrian.
"Diamlah. Kau sama sekali tidak sopan pada tamu" protes Velicia.
Adrian tertawa terbahak-bahak lalu duduk bersila menghadap Velicia.
"Apa kau kelaparan? Atau isi kulkasmu kosong? " tanya Adrian menggoda Velicia.
Velicia tak menjawab. Malah ia meraih botol jusnya lalu meneguknya sampai habis lalu menyeka bibirnya puas.
"Aku mau menginap disini" ucapnya sambil berlalu ke kamar yang biasa digunakan tamu Adrian.
Adrian berjalan lebih cepat dan menghadangnya. Kedua tangannya di rentangkan.
"Apa sesuatu terjadi? " tanya Adrian penasaran.
"Tentu saja tidak. Memangnya aku tak boleh tidur disini? " balas Velicia sambil mendorong Adrian dan meneruskan langkahnya.
"Bukan begitu bos, tapi ini sesuatu yang aneh dan bukan dirimu".
Velicia membuka pintu dan menutupnya lagi. Membiarkan Adrian mati penasaran di depan pintu kamarnya.
Tiba-tiba ponsel Adrian berdering, dilayar muncul nama Edgard. Keningnya berkerut heran tapi ia segera menggeser tombol hijau untuk menjawab.
"Hai, Adrian. Maaf mengganggumu larut malam" sapa Edgard.
"Ada apa menghubungiku Ed? " balas Adrian.
"Sebenarnya aku malu mengatakannya tapi aku pikir hanya kau yang tahu jawabannya" kata Edgard ragu.
Adrian mengangguk meski masih bingung.
"Katakan intinya saja, aku sedang sibuk Ed"." Ehemm... Maksudku aku dan Velicia... Maksudku ada kesalahpahaman tadi dan... Aku"
"Tenangkan dirimu dan bicara perlahan. Ayolah Ed, aku semakin tak mengerti apa maksudmu" potong Adrian.
Ada sedikit keheningan diantara mereka. Kemudian Edgard mulai bicara lagi.
"Aku sedang menunggu Velicia di apartemennya tapi ia belum pulang. Ada beberapa hal yang perlu kujelaskan. Apa kau tahu dimana dia berada? ".
" Apa ini mengenai proyek yang sedang kita kerjakan? "tanya Adrian penasaran.
" Bukan... Bukan... Ini sedikit pribadi. Kau mungkin sudah tahu Adrian".
"Tidak. Aku sama sekali tidak tahu apapun. Sebenarnya ada apa? " Adrian kembali bertanya. Sebenarnya beberapa hal barusan terpikir di benaknya hanya saja ia tidak yakin itu yang dimaksud oleh Edgard.
"Baiklah... Sejak kepulangan Velicia dari Swiss dan pagi itu... " Edgard berhenti sejenak dan menarik napas.
"Aku sedikit marah dan kacau, lalu Pirentz bertemu denganku dan menjelaskan segalanya. Tapi aku masih belum yakin. Jadi aku memutuskan untuk menjauhi Velicia dan tidak menghubunginya sama sekali" lanjut Edgard.
"Ya aku tahu. Itu hakmu" potong Adrian.
"Dua kali Velicia datang ke kantor dengan makan siang favoritku tapi aku menyuruh sekertarisku mengusirnya. Aku hanya masih marah padanya atas kejadian itu" tambah Edgard.
"Seharusnya kau tak melakukan itu Ed, aku pastikan kau akan menyesalinya" suara Adrian terdengar emosi. Bagaimana bisa Edgard memperlakukan Velicia seperti itu.
Dan sialnya, Velicia sama sekali tak menceritakan hal itu padanya. Bahkan ia terlihat biasa-biasa saja.
"Aku tahu itu Adrian. Makanya aku ingin bicara dengannya dan menjelaskan segalanya" kata Edgard.
"Aku sama sekali tak bisa membantumu. Aku pun tak tahu dia dimana. Tadi saat aku pamit di kantor ia hanya mengatakan padaku akan mencari sedikit hiburan di luar sebelum pulang ke apartemen" kata Adrian.
"Maafkan aku... Tapi maksudku tadi aku bertemu dengannya di halaman bioskop dan Velicia melihatku bersama temanku. Aku berusaha mengejarnya tapi ia tetap pergi" Ucap Edgard dengan nada getir.
"Tadi? " ulang Adrian. Ia mulai mengerti kenapa gadis itu ada di apartemennya sekarang.
"Sekitar 3 jam yang lalu. Aku bersama Andrea dalam posisi yang kurang pas dan Velicia melihat itu. Aku merasa bersalah padanya. Makanya aku ingin bertemu dengannya sekarang. Aku minta tolong bantu aku".
Adrian mengangguk berulang kali. Kini ia paham tentang sikap Velicia beberapa hari ini. Ada perasaan iba di hatinya mengingat bagaimana perempuan itu selalu tersenyum padanya. Bahkan hingga beberapa menit lalu.
Adrian menarik napas panjang.
" Kau ingat pagi itu Ed? Sudah kukatakan padamu untuk memilih tinggal atau pergi. Maksudku saat itu adalah kau bisa mengabaikan egomu dan tetap berdiri disitu untuk mendengar penjelasan Pirentz dan Velicia atau berbalik pergi tanpa penjelasan apapun. Yang artinya, kau akan memahami peristiwa pagi itu dengan analisamu sendiri. Dan tentu saja kekeliruan bisa saja terjadi".
Adrian bicara panjang lebar.
Tak ada sahutan dari Edgard. Hanya suara desahan napas yang penuh kekecewaan dan penyesalan sekarang.
"Kau sudah mengabaikannya Ed. Dan aku tak tahu seberapa banyak ia melihat kekecewaan di sana. Tapi satu yang pasti Ed, ke depan jalanmu untuk kembali tidak akan mudah lagi. Aku sangat mengenal Velicia, jauh sebelum ia sukses. Aku bahkan tahu seberapa banyak tawa dan airmatanya".
" I know Adrian. Sekarang, apa yang harus aku lakukan? "tanya Edgard.
" Pulanglah. Berikan ia waktu untuk mencerna apa yang terjadi. Semoga saja, garis takdir masih membawa keberuntungan padamu".
"Thanks Adrian. Tapi jika kau tahu dimana dia, tolong informasikan padaku. Aku takut sesuatu yang buruk terjadi" pinta Edgard.
"Tentu saja. Jangan khawatir, Velicia adalah wanita yang kuat".
Ucap Adrian lalu mengakhiri percakapan mereka.
Ia berjalan ke meja dan mengambil sebatang rokok lalu menghisapnya. Ia menuang sedikit anggur lalu meneguknya sekali.
Bagaimana bisa kau baik-baik saja saat Edgard memperlakukanmu seperti sampah Vel...
Pria brengsek itu akan menyesal seumur hidupnya sama seperti Pirentz!!!Adrian meremas gelas kecil itu, ia marah Velicia diperlakukan seperti itu.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
NOT SAME (COMPLETE)
Roman d'amourKehidupan masa lalu yang menyakitkan membuat Velicia mengambil keputusan untuk pergi. Ia melarikan diri ke New York untuk mencoba takdirnya sendiri. Meraba dalam gelap dan berjuang dengan menggertakan gigi. Sebuah keputusan mendadak tapi membawa per...